Contoh soal accounting rate of return – Accounting Rate of Return (ARR) adalah metode penilaian investasi yang mengukur profitabilitas investasi dengan membandingkan keuntungan rata-rata tahunan dengan biaya investasi awal. Sederhananya, ARR membantu Anda menilai seberapa besar keuntungan yang dapat dihasilkan dari suatu investasi dalam jangka waktu tertentu.
Metode ini sangat mudah dipahami dan diterapkan, sehingga menjadi pilihan populer bagi banyak perusahaan. Namun, ARR memiliki beberapa kelemahan, seperti tidak mempertimbangkan nilai waktu uang dan tidak memperhitungkan arus kas yang terjadi setelah masa manfaat investasi berakhir.
Pengertian Accounting Rate of Return (ARR)
Accounting Rate of Return (ARR) atau Tingkat Pengembalian Akuntansi adalah metode yang digunakan untuk menilai profitabilitas suatu investasi berdasarkan pendapatan bersih yang dihasilkan dari investasi tersebut. Metode ini cukup sederhana dan mudah dipahami, sehingga sering digunakan dalam pengambilan keputusan investasi.
Cara Menghitung ARR
Untuk menghitung ARR, Anda perlu mengetahui dua hal utama:
- Pendapatan bersih tahunan dari investasi
- Nilai investasi awal
Setelah Anda memiliki kedua informasi tersebut, Anda dapat menghitung ARR dengan menggunakan rumus berikut:
ARR = (Pendapatan Bersih Tahunan / Nilai Investasi Awal) x 100%
Contohnya, jika Anda menginvestasikan Rp100 juta dalam sebuah bisnis dan bisnis tersebut menghasilkan pendapatan bersih tahunan sebesar Rp20 juta, maka ARR-nya adalah:
ARR = (Rp20 juta / Rp100 juta) x 100% = 20%
Artinya, investasi Anda menghasilkan pengembalian sebesar 20% per tahun.
Keunggulan dan Kelemahan ARR
ARR memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
- Mudah dipahami dan dihitung
- Memperhatikan profitabilitas investasi
Namun, ARR juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
- Hanya menggunakan data akuntansi, tidak mempertimbangkan faktor lain seperti risiko
Keunggulan dan Kelemahan ARR
Accounting Rate of Return (ARR) adalah metode yang digunakan untuk menilai profitabilitas investasi dengan menghitung rata-rata keuntungan tahunan yang dihasilkan dari investasi tersebut. ARR mudah dipahami dan digunakan, tetapi juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut adalah beberapa keunggulan dan kelemahan ARR:
Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan ARR
Aspek | Keunggulan | Kelemahan |
---|---|---|
Kemudahan | Sederhana dan mudah dipahami, hanya menghitung rata-rata keuntungan tahunan. | Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, sehingga investasi dengan periode pengembalian yang lebih lama mungkin tampak lebih menguntungkan daripada investasi dengan periode pengembalian yang lebih pendek. |
Ketersediaan Data | Hanya membutuhkan data keuangan yang mudah diakses, seperti laba bersih dan investasi awal. | Tidak memperhitungkan arus kas, sehingga investasi yang menghasilkan arus kas yang tidak teratur mungkin tidak tampak menarik. |
Perbandingan | Mudah untuk membandingkan ARR dari berbagai investasi, karena menggunakan satuan yang sama, yaitu persentase. | Tidak mempertimbangkan risiko investasi, sehingga investasi yang berisiko tinggi mungkin tampak lebih menguntungkan daripada investasi yang berisiko rendah. |
Mengapa ARR Dianggap Sederhana dan Mudah Dipahami
ARR dianggap sebagai metode yang sederhana dan mudah dipahami karena hanya menghitung rata-rata keuntungan tahunan yang dihasilkan dari investasi. Rumus ARR sederhana, yaitu keuntungan tahunan dibagi dengan investasi awal, lalu dikalikan 100%.
ARR = (Keuntungan Tahunan / Investasi Awal) x 100%
Metode ini mudah diimplementasikan dan tidak memerlukan analisis yang kompleks. Data yang dibutuhkan biasanya mudah diakses dari laporan keuangan perusahaan. Hal ini menjadikan ARR metode yang populer di kalangan manajer dan investor yang ingin mendapatkan gambaran cepat tentang profitabilitas investasi.
Mengapa ARR Tidak Selalu Akurat dalam Menilai Profitabilitas Investasi
Meskipun mudah dipahami, ARR memiliki beberapa kelemahan yang membuatnya tidak selalu akurat dalam menilai profitabilitas investasi.
- Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang: ARR tidak memperhitungkan nilai waktu uang, yaitu konsep bahwa uang yang diterima hari ini lebih berharga daripada uang yang diterima di masa depan. Misalnya, investasi dengan periode pengembalian yang lebih lama mungkin tampak lebih menguntungkan berdasarkan ARR, tetapi sebenarnya mungkin kurang menguntungkan karena nilai uang yang diterima di masa depan akan lebih rendah.
- Tidak memperhitungkan arus kas: ARR hanya memperhitungkan keuntungan tahunan, tetapi tidak memperhitungkan arus kas yang dihasilkan oleh investasi. Investasi yang menghasilkan arus kas yang tidak teratur mungkin tidak tampak menarik berdasarkan ARR, meskipun sebenarnya mungkin lebih menguntungkan.
- Tidak mempertimbangkan risiko investasi: ARR tidak mempertimbangkan risiko investasi, sehingga investasi yang berisiko tinggi mungkin tampak lebih menguntungkan daripada investasi yang berisiko rendah. Misalnya, investasi di perusahaan startup mungkin memiliki ARR yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi.
Oleh karena itu, ARR sebaiknya digunakan sebagai salah satu metode penilaian investasi, dan bukan sebagai satu-satunya metode. Metode lain yang lebih canggih, seperti Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR), harus dipertimbangkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang profitabilitas investasi.
Cara Menghitung ARR
Accounting Rate of Return (ARR) merupakan salah satu metode analisis investasi yang mudah dipahami dan diterapkan. ARR mengukur profitabilitas investasi dengan membandingkan keuntungan tahunan rata-rata yang dihasilkan dari investasi tersebut dengan nilai investasi awal.
Langkah-langkah Menghitung ARR
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung ARR:
- Hitung keuntungan tahunan rata-rata dari investasi. Keuntungan tahunan rata-rata dapat dihitung dengan menjumlahkan keuntungan tahunan selama masa investasi dan membaginya dengan jumlah tahun investasi.
- Bagi keuntungan tahunan rata-rata dengan nilai investasi awal. Hasilnya adalah ARR.
Contoh Kasus Perhitungan ARR
Misalnya, sebuah perusahaan ingin menginvestasikan Rp100 juta untuk membeli mesin baru. Mesin tersebut diperkirakan dapat menghasilkan keuntungan tahunan sebesar Rp20 juta selama 5 tahun. Berikut perhitungan ARR:
Tahun | Keuntungan Tahunan |
---|---|
1 | Rp20.000.000 |
2 | Rp20.000.000 |
3 | Rp20.000.000 |
4 | Rp20.000.000 |
5 | Rp20.000.000 |
Keuntungan tahunan rata-rata = (Rp20.000.000 + Rp20.000.000 + Rp20.000.000 + Rp20.000.000 + Rp20.000.000) / 5 = Rp20.000.000
ARR = Rp20.000.000 / Rp100.000.000 = 0,2 atau 20%
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ARR dari investasi ini adalah 20%. Ini berarti bahwa setiap tahun, investasi ini menghasilkan keuntungan sebesar 20% dari nilai investasi awal.
Contoh Soal ARR
Accounting Rate of Return (ARR) adalah metode analisis investasi yang mengukur tingkat pengembalian investasi dalam bentuk persentase terhadap biaya investasi awal. Metode ini sederhana dan mudah dipahami, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan, terutama untuk mengevaluasi investasi dalam aset tetap. Untuk memahami perhitungan ARR lebih lanjut, berikut adalah contoh soal perhitungan ARR yang berkaitan dengan investasi dalam aset tetap.
Perhitungan ARR, Contoh soal accounting rate of return
Misalkan sebuah perusahaan berencana untuk membeli mesin baru dengan harga Rp100.000.000. Mesin tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan tahunan sebesar Rp25.000.000 selama 5 tahun. Perusahaan ingin mengetahui tingkat pengembalian investasi dari pembelian mesin ini.
Untuk menghitung ARR, kita dapat menggunakan rumus berikut:
ARR = (Keuntungan Tahunan / Biaya Investasi Awal) x 100%
Langkah-langkah perhitungan ARR adalah sebagai berikut:
- Hitung keuntungan tahunan dari investasi.
- Bagi keuntungan tahunan dengan biaya investasi awal.
- Kalikan hasil pembagian dengan 100% untuk mendapatkan persentase ARR.
Berdasarkan contoh soal di atas, berikut adalah perhitungan ARR:
Langkah | Perhitungan | Hasil |
---|---|---|
1. Hitung keuntungan tahunan | Rp25.000.000 | Rp25.000.000 |
2. Bagi keuntungan tahunan dengan biaya investasi awal | Rp25.000.000 / Rp100.000.000 | 0.25 |
3. Kalikan hasil pembagian dengan 100% | 0.25 x 100% | 25% |
Jadi, ARR dari investasi mesin tersebut adalah 25%. Ini berarti bahwa perusahaan akan mendapatkan pengembalian sebesar 25% per tahun dari investasi mereka dalam mesin tersebut.
Penerapan ARR dalam Pengambilan Keputusan Investasi
Accounting Rate of Return (ARR) merupakan metode penilaian investasi yang sederhana dan mudah dipahami. Metode ini menghitung tingkat pengembalian investasi dalam bentuk persentase, yang kemudian dibandingkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan atau target perusahaan. ARR dapat menjadi alat yang berguna dalam proses pengambilan keputusan investasi, terutama dalam membantu menilai kelayakan investasi secara cepat dan mudah.
Cara ARR Digunakan dalam Pengambilan Keputusan Investasi
ARR dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan investasi dengan cara membandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan atau target perusahaan. Jika tingkat pengembalian investasi lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan, maka investasi tersebut dapat dianggap layak. Sebaliknya, jika tingkat pengembalian investasi lebih rendah dari tingkat pengembalian yang diharapkan, maka investasi tersebut dapat dianggap tidak layak.
Contoh soal accounting rate of return(ARR) biasanya melibatkan perhitungan profitabilitas investasi. Nah, untuk memahami konsep perhitungan profitabilitas, kamu bisa juga mempelajari tentang fungsi eksponen. Contoh soal grafik fungsi eksponen kelas 10 dan pembahasannya bisa membantu kamu memahami bagaimana pertumbuhan nilai investasi bisa diprediksi dengan menggunakan rumus eksponen.
Kembali ke soal ARR, konsep ini penting untuk menilai efektivitas investasi dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.
Contoh Skenario Pengambilan Keputusan Investasi dengan Menggunakan ARR
Misalnya, sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi pada sebuah proyek baru dengan total investasi sebesar Rp 100 juta. Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan keuntungan tahunan sebesar Rp 20 juta selama 5 tahun. ARR untuk proyek ini dapat dihitung sebagai berikut:
ARR = Keuntungan Tahunan / Total Investasi x 100%
ARR = Rp 20 juta / Rp 100 juta x 100% = 20%
Jika perusahaan menetapkan target tingkat pengembalian minimal sebesar 15%, maka proyek ini dapat dianggap layak karena ARR-nya lebih tinggi dari target pengembalian perusahaan. Namun, jika target pengembalian perusahaan lebih tinggi, misalnya 25%, maka proyek ini dapat dianggap tidak layak.
Integrasi ARR dengan Metode Penilaian Investasi Lainnya
ARR dapat dipadukan dengan metode penilaian investasi lainnya, seperti Net Present Value (NPV) dan Payback Period, untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kelayakan investasi.
- NPV mempertimbangkan nilai waktu uang dengan mendiskontokan arus kas masa depan. ARR tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, sehingga NPV dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang kelayakan investasi.
- Payback Period mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali investasi awal. ARR tidak mempertimbangkan waktu pengembalian investasi, sehingga Payback Period dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang risiko investasi.
Dengan menggabungkan ARR dengan metode penilaian investasi lainnya, perusahaan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang kelayakan investasi.
Perbedaan ARR dengan Metode Penilaian Investasi Lainnya
Setelah membahas tentang cara menghitung ARR, penting untuk memahami bahwa ARR bukanlah satu-satunya metode penilaian investasi. Ada metode lain yang juga digunakan untuk mengevaluasi kelayakan suatu investasi, seperti Payback Period dan Net Present Value (NPV). Ketiga metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan metode yang tepat tergantung pada kebutuhan dan karakteristik proyek investasi.
Perbandingan ARR, Payback Period, dan NPV
Berikut adalah tabel yang membandingkan ARR dengan Payback Period dan NPV:
Metode | Pengertian | Keunggulan | Kelemahan |
---|---|---|---|
ARR (Accounting Rate of Return) | Rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian investasi per tahun. Dihitung dengan membagi keuntungan tahunan dengan nilai investasi awal. | Mudah dihitung dan dipahami. | Tidak memperhitungkan nilai waktu uang. |
Payback Period | Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali nilai investasi awal dari arus kas. | Mudah dihitung dan dipahami. | Tidak memperhitungkan arus kas setelah payback period. |
NPV (Net Present Value) | Nilai sekarang bersih dari arus kas proyek, dihitung dengan mendiskontokan arus kas masa depan ke nilai sekarang. | Memperhitungkan nilai waktu uang. | Membutuhkan perkiraan arus kas masa depan yang akurat. |
Keunggulan dan Kelemahan Masing-masing Metode
Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang keunggulan dan kelemahan masing-masing metode:
ARR
- Keunggulan:
- Mudah dihitung dan dipahami, sehingga mudah digunakan oleh perusahaan dengan sumber daya terbatas.
- Menggunakan data akuntansi yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan perkiraan tambahan.
- Kelemahan:
- Tidak memperhitungkan nilai waktu uang, sehingga bisa menyesatkan dalam menilai investasi jangka panjang.
- Tidak memperhitungkan risiko dan ketidakpastian di masa depan.
Payback Period
- Keunggulan:
- Mudah dihitung dan dipahami, sehingga mudah digunakan untuk menilai investasi jangka pendek.
- Memfokuskan pada kecepatan pengembalian investasi, yang penting bagi perusahaan yang membutuhkan likuiditas.
- Kelemahan:
- Tidak memperhitungkan nilai waktu uang, sehingga bisa menyesatkan dalam menilai investasi jangka panjang.
- Tidak memperhitungkan arus kas setelah payback period, sehingga tidak memberikan gambaran lengkap tentang profitabilitas investasi.
NPV
- Keunggulan:
- Memperhitungkan nilai waktu uang, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang profitabilitas investasi.
- Memperhitungkan arus kas selama seluruh masa hidup investasi, sehingga memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang profitabilitas investasi.
- Kelemahan:
- Membutuhkan perkiraan arus kas masa depan yang akurat, yang bisa sulit dan tidak pasti.
- Lebih kompleks dibandingkan dengan ARR dan Payback Period, sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk menghitungnya.
Contoh Kasus
Misalnya, perusahaan A ingin membeli mesin baru seharga Rp100 juta. Mesin ini diperkirakan akan menghasilkan keuntungan tahunan sebesar Rp20 juta selama 5 tahun. Berikut adalah analisis dengan menggunakan tiga metode:
ARR
ARR = Keuntungan Tahunan / Nilai Investasi Awal = Rp20 juta / Rp100 juta = 20%
Payback Period
Payback Period = Nilai Investasi Awal / Keuntungan Tahunan = Rp100 juta / Rp20 juta = 5 tahun
NPV
Untuk menghitung NPV, dibutuhkan informasi tentang tingkat diskonto. Asumsikan tingkat diskonto sebesar 10%. Berikut adalah perhitungan NPV:
Tahun | Arus Kas | Faktor Diskonto (10%) | Nilai Sekarang |
---|---|---|---|
0 | -Rp100 juta | 1 | -Rp100 juta |
1 | Rp20 juta | 0.909 | Rp18.18 juta |
2 | Rp20 juta | 0.826 | Rp16.52 juta |
3 | Rp20 juta | 0.751 | Rp15.02 juta |
4 | Rp20 juta | 0.683 | Rp13.66 juta |
5 | Rp20 juta | 0.621 | Rp12.42 juta |
NPV = Jumlah Nilai Sekarang = Rp18.18 juta + Rp16.52 juta + Rp15.02 juta + Rp13.66 juta + Rp12.42 juta – Rp100 juta = -Rp14.2 juta
Berdasarkan analisis di atas, ARR menunjukkan tingkat pengembalian investasi yang cukup tinggi (20%). Payback Period menunjukkan bahwa investasi akan kembali dalam waktu 5 tahun. Namun, NPV menunjukkan nilai negatif, yang berarti investasi ini tidak menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga metode memberikan hasil yang berbeda, dan pemilihan metode yang tepat tergantung pada kebutuhan dan karakteristik proyek investasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi ARR
Accounting Rate of Return (ARR) adalah salah satu metode analisis investasi yang mengukur tingkat pengembalian investasi dalam bentuk persentase terhadap biaya investasi awal. ARR merupakan rasio yang membandingkan keuntungan rata-rata tahunan dengan biaya investasi awal. Meskipun ARR relatif mudah dihitung, metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu tidak mempertimbangkan nilai waktu uang dan hanya berfokus pada keuntungan tahunan rata-rata, tanpa memperhatikan fluktuasi keuntungan di masa mendatang.
Namun demikian, ARR tetap menjadi alat yang berguna untuk menilai kelayakan suatu investasi, khususnya dalam tahap awal analisis. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi nilai ARR. Faktor-faktor ini dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Biaya Investasi Awal
Biaya investasi awal merupakan faktor utama yang memengaruhi nilai ARR. Semakin tinggi biaya investasi awal, semakin rendah nilai ARR. Hal ini karena keuntungan tahunan akan dibagi dengan biaya investasi yang lebih besar. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menginvestasikan Rp100 juta untuk sebuah proyek dengan keuntungan tahunan Rp20 juta, ARR-nya adalah 20%. Namun, jika biaya investasi awal meningkat menjadi Rp200 juta, ARR-nya akan menjadi 10%.
Perubahan pada biaya investasi awal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan harga bahan baku, biaya tenaga kerja, atau biaya transportasi. Perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan-perubahan ini dalam menentukan biaya investasi awal yang realistis.
Keuntungan Tahunan
Keuntungan tahunan merupakan faktor lain yang memengaruhi nilai ARR. Semakin tinggi keuntungan tahunan, semakin tinggi nilai ARR. Hal ini karena keuntungan tahunan akan dibagi dengan biaya investasi awal yang tetap. Contohnya, jika suatu perusahaan menginvestasikan Rp100 juta untuk sebuah proyek dengan keuntungan tahunan Rp10 juta, ARR-nya adalah 10%. Namun, jika keuntungan tahunan meningkat menjadi Rp20 juta, ARR-nya akan menjadi 20%.
Perubahan pada keuntungan tahunan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan volume penjualan, harga jual, atau biaya produksi. Perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan-perubahan ini dalam memprediksi keuntungan tahunan yang realistis.
Masa Manfaat Investasi
Masa manfaat investasi merupakan faktor yang memengaruhi nilai ARR dengan cara yang tidak langsung. Masa manfaat investasi adalah periode waktu di mana suatu aset diharapkan dapat menghasilkan keuntungan. Semakin lama masa manfaat investasi, semakin tinggi nilai ARR. Hal ini karena keuntungan tahunan akan dihitung selama periode waktu yang lebih lama, sehingga total keuntungan akan lebih besar.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menginvestasikan Rp100 juta untuk sebuah proyek dengan keuntungan tahunan Rp10 juta dan masa manfaat investasi 5 tahun, ARR-nya adalah 10%. Namun, jika masa manfaat investasi meningkat menjadi 10 tahun, ARR-nya akan menjadi 20%.
Perubahan pada masa manfaat investasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kemajuan teknologi, perubahan permintaan pasar, atau kebijakan pemerintah. Perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan-perubahan ini dalam menentukan masa manfaat investasi yang realistis.
Tingkat Diskon
Tingkat diskon merupakan faktor yang memengaruhi nilai ARR secara tidak langsung. Tingkat diskon adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi. Semakin tinggi tingkat diskon, semakin rendah nilai ARR. Hal ini karena keuntungan tahunan akan didiskontokan dengan tingkat diskon yang lebih tinggi, sehingga nilai sekarangnya akan lebih rendah.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menginvestasikan Rp100 juta untuk sebuah proyek dengan keuntungan tahunan Rp10 juta dan tingkat diskon 5%, ARR-nya adalah 10%. Namun, jika tingkat diskon meningkat menjadi 10%, ARR-nya akan menjadi 5%.
Perubahan pada tingkat diskon dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti suku bunga bank, tingkat inflasi, atau risiko investasi. Perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan-perubahan ini dalam menentukan tingkat diskon yang realistis.
Pajak
Pajak merupakan faktor yang memengaruhi nilai ARR secara tidak langsung. Pajak dapat mengurangi keuntungan tahunan, sehingga nilai ARR akan lebih rendah. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menginvestasikan Rp100 juta untuk sebuah proyek dengan keuntungan tahunan Rp10 juta dan pajak penghasilan 20%, ARR-nya adalah 8%. Hal ini karena keuntungan tahunan setelah pajak hanya Rp8 juta.
Perubahan pada pajak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan kebijakan pajak, perubahan tarif pajak, atau perubahan status pajak perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan perubahan-perubahan ini dalam menentukan nilai ARR yang realistis.
Batasan Penggunaan ARR
Accounting Rate of Return (ARR) adalah metode sederhana untuk menilai profitabilitas investasi dengan membandingkan keuntungan tahunan rata-rata dengan investasi awal. Namun, ARR memiliki batasan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan investasi.
Batasan ARR dalam Menilai Profitabilitas Investasi
ARR tidak mempertimbangkan nilai waktu uang. Artinya, ARR mengasumsikan bahwa nilai uang saat ini sama dengan nilai uang di masa depan. Padahal, nilai uang saat ini lebih tinggi daripada nilai uang di masa depan karena uang saat ini dapat diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Hal ini menyebabkan ARR dapat menyesatkan dalam menilai profitabilitas investasi jangka panjang.
Contoh Kasus di Mana ARR Tidak Dapat Diandalkan
Misalkan sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan dua proyek investasi. Proyek A memiliki investasi awal sebesar Rp 100 juta dan menghasilkan keuntungan tahunan rata-rata sebesar Rp 20 juta selama 5 tahun. Proyek B memiliki investasi awal sebesar Rp 200 juta dan menghasilkan keuntungan tahunan rata-rata sebesar Rp 40 juta selama 5 tahun. ARR untuk Proyek A adalah 20% (Rp 20 juta / Rp 100 juta x 100%), sedangkan ARR untuk Proyek B adalah 20% (Rp 40 juta / Rp 200 juta x 100%).
Berdasarkan ARR, kedua proyek tersebut tampak sama menguntungkan. Namun, jika kita mempertimbangkan nilai waktu uang, Proyek B akan lebih menguntungkan. Karena Proyek B memiliki investasi awal yang lebih besar, keuntungan yang dihasilkan akan lebih besar dan dapat diinvestasikan kembali untuk menghasilkan keuntungan lebih lanjut.
Alasan ARR Tidak Mempertimbangkan Nilai Waktu Uang
ARR menghitung keuntungan tahunan rata-rata tanpa mempertimbangkan waktu di mana keuntungan tersebut dihasilkan. Hal ini menyebabkan ARR tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, yang merupakan konsep penting dalam pengambilan keputusan investasi.
- Contohnya, Rp 100 juta saat ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada Rp 100 juta dalam 5 tahun mendatang. Karena uang saat ini dapat diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan, maka nilainya akan meningkat seiring waktu.
- ARR tidak memperhitungkan nilai waktu uang karena metode ini hanya membandingkan keuntungan tahunan rata-rata dengan investasi awal, tanpa mempertimbangkan waktu di mana keuntungan tersebut dihasilkan.
Aplikasi ARR dalam Berbagai Bidang: Contoh Soal Accounting Rate Of Return
Accounting Rate of Return (ARR) adalah metode yang sederhana dan mudah dipahami dalam menilai profitabilitas suatu investasi. Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, ARR tetap menjadi alat yang berguna dalam berbagai bidang, seperti bisnis, keuangan, dan manajemen.
Aplikasi ARR dalam Bisnis
Dalam bisnis, ARR dapat digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas investasi dalam berbagai proyek, seperti:
- Pembelian peralatan baru
- Peluncuran produk baru
- Pengembangan infrastruktur
- Ekspansi bisnis
Dengan menghitung ARR, perusahaan dapat membandingkan profitabilitas relatif dari berbagai investasi dan memilih proyek yang memberikan pengembalian terbaik.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli mesin baru seharga Rp 100.000.000. Mesin ini diperkirakan akan menghasilkan keuntungan tahunan sebesar Rp 20.000.000 selama 5 tahun. ARR untuk investasi ini adalah:
ARR = (Keuntungan Tahunan / Investasi Awal) x 100%
ARR = (Rp 20.000.000 / Rp 100.000.000) x 100%
ARR = 20%
Dengan ARR sebesar 20%, perusahaan dapat membandingkannya dengan investasi lain dan memutuskan apakah pembelian mesin baru tersebut layak dilakukan.
Aplikasi ARR dalam Keuangan
Dalam bidang keuangan, ARR dapat digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas portofolio investasi, seperti:
- Saham
- Obligasi
- Reksadana
Dengan membandingkan ARR dari berbagai portofolio, investor dapat memilih portofolio yang memberikan pengembalian terbaik sesuai dengan profil risiko mereka.
Misalnya, seorang investor memiliki dua pilihan portofolio investasi. Portofolio A memiliki investasi awal Rp 50.000.000 dan menghasilkan keuntungan tahunan Rp 5.000.000, sedangkan Portofolio B memiliki investasi awal Rp 100.000.000 dan menghasilkan keuntungan tahunan Rp 12.000.000. ARR untuk masing-masing portofolio adalah:
ARR Portofolio A = (Rp 5.000.000 / Rp 50.000.000) x 100% = 10%
ARR Portofolio B = (Rp 12.000.000 / Rp 100.000.000) x 100% = 12%
Meskipun Portofolio B memiliki investasi awal yang lebih besar, ARR-nya lebih tinggi daripada Portofolio A, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk memilih Portofolio B.
Aplikasi ARR dalam Manajemen
Dalam manajemen, ARR dapat digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas berbagai program dan inisiatif, seperti:
- Program pelatihan karyawan
- Program pemasaran baru
- Inisiatif efisiensi
Dengan menghitung ARR, manajer dapat menentukan program atau inisiatif mana yang memberikan pengembalian terbaik terhadap investasi dan mengalokasikan sumber daya secara efisien.
Contohnya, sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan program pelatihan karyawan baru seharga Rp 50.000.000. Program ini diperkirakan akan meningkatkan produktivitas karyawan dan menghasilkan keuntungan tambahan sebesar Rp 10.000.000 per tahun. ARR untuk program pelatihan ini adalah:
ARR = (Rp 10.000.000 / Rp 50.000.000) x 100% = 20%
Dengan ARR sebesar 20%, manajer dapat memutuskan apakah program pelatihan tersebut layak dijalankan dan memberikan pengembalian yang positif bagi perusahaan.
Kesimpulan
Accounting Rate of Return (ARR) merupakan metode yang sederhana dan mudah dipahami untuk mengevaluasi kelayakan investasi. ARR menghitung tingkat pengembalian rata-rata yang diharapkan dari suatu investasi selama masa manfaatnya. Dengan menghitung ARR, kita dapat melihat apakah investasi tersebut menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modal atau biaya investasi lainnya.
Manfaat Penggunaan ARR
ARR memiliki beberapa manfaat dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu:
- Mudah dipahami dan dihitung, sehingga dapat digunakan oleh berbagai kalangan.
- Mempertimbangkan faktor waktu, karena ARR menghitung rata-rata pengembalian selama masa manfaat investasi.
- Mempermudah perbandingan antara berbagai investasi, karena ARR memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian yang diharapkan.
Keterbatasan Penggunaan ARR
Meskipun memiliki beberapa manfaat, ARR juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
- Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, sehingga ARR mungkin tidak mencerminkan pengembalian yang sebenarnya.
- Hanya mempertimbangkan arus kas yang dihasilkan dari operasi, tanpa mempertimbangkan arus kas yang terkait dengan penjualan aset pada akhir masa manfaat.
- Tidak mempertimbangkan risiko investasi, sehingga ARR mungkin tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang kelayakan investasi.
Saran dan Rekomendasi Penggunaan ARR
ARR dapat menjadi alat yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi, tetapi perlu diingat bahwa ARR memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, ARR sebaiknya digunakan sebagai salah satu alat analisis, bukan sebagai satu-satunya alat. Berikut adalah beberapa saran dan rekomendasi dalam penggunaan ARR:
- Gunakan ARR bersama dengan metode analisis lainnya, seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR), untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kelayakan investasi.
- Pertimbangkan nilai waktu uang dengan menggunakan metode analisis seperti NPV atau IRR, yang mempertimbangkan nilai waktu uang.
- Perhatikan risiko investasi dan pertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengembalian investasi.
- Gunakan ARR sebagai alat untuk membandingkan investasi yang memiliki risiko dan masa manfaat yang serupa.
Ringkasan Terakhir
Dengan memahami cara menghitung ARR dan mengetahui keterbatasannya, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih tepat. Jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti risiko, peluang, dan strategi bisnis Anda dalam proses pengambilan keputusan.