Contoh soal kas kecil metode imprest dan fluktuasi – Pernahkah Anda mendengar istilah kas kecil metode imprest dan fluktuasi? Kedua metode ini sering digunakan dalam pengelolaan keuangan perusahaan, khususnya dalam menangani pengeluaran kecil yang sifatnya rutin. Kas kecil metode imprest merupakan sistem yang menetapkan jumlah kas kecil tetap, sedangkan metode fluktuasi mengizinkan saldo kas kecil berubah sesuai dengan pengeluaran yang terjadi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan dan penerapan kedua metode ini melalui contoh soal yang menarik.
Memahami kedua metode ini penting untuk mengelola keuangan perusahaan secara efektif. Dengan menerapkan metode yang tepat, Anda dapat meminimalkan risiko penyalahgunaan kas kecil dan meningkatkan efisiensi dalam proses pengeluaran. Yuk, simak contoh soal kas kecil metode imprest dan fluktuasi berikut untuk memahami lebih dalam tentang kedua metode ini!
Pengertian Kas Kecil Metode Imprest
Kas kecil adalah dana tunai yang tersedia di perusahaan untuk pengeluaran kecil dan tidak praktis untuk dibayar dengan cek. Kas kecil dapat dikelola dengan dua metode, yaitu metode imprest dan metode fluktuasi. Metode imprest merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pengelolaan kas kecil.
Pengertian Kas Kecil Metode Imprest
Metode imprest adalah metode pengelolaan kas kecil yang menjaga saldo kas kecil tetap konstan. Saldo kas kecil ditetapkan terlebih dahulu dan setiap pengeluaran dibayar dari saldo tersebut. Setelah saldo kas kecil turun, maka saldo tersebut akan dikembalikan ke saldo awal dengan cara mengisi kembali kas kecil. Metode ini juga dikenal sebagai metode “fixed fund” atau “imprest system”.
Perbedaan Kas Kecil Metode Imprest dan Fluktuasi
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara kas kecil metode imprest dan metode fluktuasi:
Aspek | Metode Imprest | Metode Fluktuasi |
---|---|---|
Saldo Awal | Tetap | Berubah |
Pengeluaran | Diambil dari saldo awal | Saldo awal akan berkurang |
Pengisian Kembali | Dilakukan saat saldo kas kecil turun | Tidak dilakukan, saldo kas kecil akan terus berkurang |
Kontrol | Lebih ketat | Kurang ketat |
Keuntungan | Lebih mudah dikontrol, saldo kas kecil tetap konstan | Lebih fleksibel |
Kerugian | Kurang fleksibel | Sulit dikontrol, saldo kas kecil terus berkurang |
Contoh Kasus Kas Kecil Metode Imprest
Misalnya, PT. ABC menetapkan saldo kas kecil sebesar Rp 1.000.000. Pada awal bulan, kas kecil diisi dengan jumlah tersebut. Selama bulan tersebut, terjadi beberapa pengeluaran dari kas kecil, seperti membeli perlengkapan kantor, membayar ongkos kirim, dan membeli makanan ringan untuk rapat. Total pengeluaran selama bulan tersebut adalah Rp 500.000.
Pada akhir bulan, bendahara kas kecil akan membuat laporan pengeluaran kas kecil dan menyerahkannya kepada bendahara umum. Laporan tersebut akan menunjukkan rincian pengeluaran dan saldo kas kecil yang tersisa. Saldo kas kecil yang tersisa adalah Rp 500.000.
Untuk mengembalikan saldo kas kecil ke saldo awal, bendahara umum akan mengisi kembali kas kecil dengan jumlah yang sama dengan total pengeluaran, yaitu Rp 500.000. Dengan demikian, saldo kas kecil kembali menjadi Rp 1.000.000.
Cara Menentukan Jumlah Kas Kecil
Dalam metode imprest, jumlah kas kecil yang ditetapkan merupakan jumlah tetap yang dianggarkan untuk berbagai pengeluaran kecil. Jumlah ini tidak boleh berubah selama periode tertentu, dan hanya dapat diganti ketika saldo kas kecil mencapai titik tertentu.
Langkah-langkah Menentukan Jumlah Kas Kecil
Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menentukan jumlah kas kecil yang optimal dengan metode imprest:
- Menganalisis Pengeluaran Kas Kecil: Pertama, kumpulkan data pengeluaran kas kecil selama periode tertentu. Ini bisa dilakukan dengan memeriksa catatan transaksi kas kecil, nota pembelian, dan dokumen pendukung lainnya.
- Hitung Rata-rata Pengeluaran: Setelah mengumpulkan data pengeluaran, hitung rata-rata pengeluaran kas kecil per periode. Misalnya, jika rata-rata pengeluaran kas kecil per minggu adalah Rp1.000.000, maka ini bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk jumlah kas kecil.
- Tentukan Jangka Waktu Penggantian: Tentukan berapa lama kas kecil akan bertahan sebelum diganti. Misalnya, jika kas kecil akan diganti setiap minggu, maka jumlah kas kecil yang optimal adalah Rp1.000.000.
- Pertimbangkan Faktor-faktor Lainnya: Selain rata-rata pengeluaran dan jangka waktu penggantian, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti:
Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jumlah kas kecil yang optimal adalah:
- Frekuensi Transaksi: Jika transaksi kas kecil terjadi dengan frekuensi tinggi, maka jumlah kas kecil yang ditetapkan perlu lebih besar.
- Besarnya Transaksi: Jika transaksi kas kecil cenderung besar, maka jumlah kas kecil yang ditetapkan juga perlu lebih besar.
- Risiko Kehilangan: Jumlah kas kecil yang ditetapkan juga perlu mempertimbangkan risiko kehilangan uang tunai, seperti pencurian atau kerusakan. Jika risiko kehilangan tinggi, maka jumlah kas kecil yang ditetapkan perlu lebih kecil.
- Efisiensi: Jumlah kas kecil yang ditetapkan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional, tetapi tidak terlalu besar sehingga menyebabkan idle funds.
Contoh Perhitungan Jumlah Kas Kecil
Misalkan, perusahaan A memiliki rata-rata pengeluaran kas kecil sebesar Rp1.500.000 per minggu. Perusahaan A memutuskan untuk mengganti kas kecil setiap minggu. Berdasarkan data tersebut, jumlah kas kecil yang optimal adalah Rp1.500.000.
Namun, perusahaan A juga mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti:
- Frekuensi transaksi kas kecil yang tinggi, karena perusahaan memiliki banyak karyawan yang membutuhkan uang tunai untuk keperluan operasional.
- Risiko kehilangan uang tunai yang relatif tinggi, karena perusahaan beroperasi di lingkungan yang rawan kejahatan.
Oleh karena itu, perusahaan A memutuskan untuk menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp2.000.000 per minggu.
Prosedur Pengeluaran Kas Kecil
Kas kecil merupakan dana tunai yang disimpan dalam jumlah terbatas untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak praktis dibayarkan dengan cek, seperti pembelian alat tulis, pos, dan transportasi. Metode imprest merupakan salah satu metode pengelolaan kas kecil yang umum digunakan. Metode imprest mempermudah pengendalian pengeluaran kas kecil dengan menjaga saldo kas kecil tetap konstan. Dalam metode imprest, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam proses pengeluaran kas kecil. Berikut adalah penjelasannya.
Langkah-langkah Pengeluaran Kas Kecil dengan Metode Imprest
Metode imprest menggunakan sistem penggantian (reimbursement) untuk mengelola kas kecil. Sistem ini menjamin saldo kas kecil selalu sama, hanya saja jumlah uang tunai yang ada di dalam kas kecil akan berkurang seiring dengan pengeluaran yang dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah pengeluaran kas kecil dengan metode imprest:
- Penentuan Saldo Awal Kas Kecil: Langkah pertama adalah menentukan saldo awal kas kecil yang akan digunakan. Saldo awal ini ditentukan berdasarkan perkiraan pengeluaran yang akan terjadi dalam periode tertentu. Misalnya, perusahaan menetapkan saldo awal kas kecil sebesar Rp1.000.000,-.
- Penerimaan Uang Tunai: Setelah saldo awal kas kecil ditentukan, bendahara perusahaan akan menerima uang tunai dari kas umum sesuai dengan saldo awal yang telah ditetapkan. Dalam contoh ini, bendahara akan menerima Rp1.000.000,- dari kas umum.
- Pengeluaran Kas Kecil: Saat terjadi pengeluaran kas kecil, bendahara akan mengeluarkan uang tunai dari kas kecil sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah. Misalnya, bendahara mengeluarkan Rp200.000,- untuk pembelian alat tulis dengan bukti kwitansi.
- Pencatatan Pengeluaran Kas Kecil: Setiap kali terjadi pengeluaran, bendahara harus mencatat pengeluaran tersebut dalam buku kas kecil. Pencatatan dilakukan dengan mencantumkan tanggal, nomor bukti pengeluaran, uraian pengeluaran, dan jumlah uang yang dikeluarkan.
- Penggantian Kas Kecil: Ketika saldo kas kecil mendekati habis, bendahara akan mengajukan permintaan penggantian kepada kas umum. Permintaan penggantian ini disertai dengan bukti pengeluaran yang telah dikumpulkan. Jumlah penggantian yang diajukan sama dengan total pengeluaran yang tercatat dalam buku kas kecil. Dalam contoh ini, jika total pengeluaran dalam buku kas kecil mencapai Rp800.000,-, maka bendahara akan mengajukan permintaan penggantian sebesar Rp800.000,-.
- Penerimaan Uang Tunai Pengganti: Kas umum akan menerima permintaan penggantian dan mengeluarkan uang tunai sesuai dengan jumlah yang diminta. Dalam contoh ini, kas umum akan mengeluarkan Rp800.000,- kepada bendahara.
- Penyesuaian Saldo Kas Kecil: Setelah menerima uang tunai pengganti, bendahara akan memasukkan uang tunai tersebut ke dalam kas kecil. Saldo kas kecil kembali menjadi Rp1.000.000,- (saldo awal) karena total pengeluaran telah diganti.
Dokumen yang Diperlukan
Beberapa dokumen yang diperlukan dalam proses pengeluaran kas kecil dengan metode imprest adalah:
- Bukti Pengeluaran: Dokumen ini berisi informasi mengenai pengeluaran kas kecil. Contoh bukti pengeluaran adalah kwitansi pembelian, nota, atau faktur. Bukti pengeluaran ini berfungsi sebagai dasar pencatatan pengeluaran dalam buku kas kecil dan untuk pengajuan penggantian kas kecil.
- Buku Kas Kecil: Buku kas kecil merupakan catatan khusus untuk mencatat semua pengeluaran kas kecil. Buku ini berisi tanggal, nomor bukti pengeluaran, uraian pengeluaran, dan jumlah uang yang dikeluarkan. Buku kas kecil digunakan untuk melacak saldo kas kecil dan untuk mengajukan permintaan penggantian kas kecil.
- Laporan Rekonsiliasi Kas Kecil: Laporan ini berisi perbandingan antara saldo kas kecil yang tercatat dalam buku kas kecil dengan saldo kas kecil yang sebenarnya. Laporan rekonsiliasi kas kecil dibuat secara berkala, misalnya setiap akhir bulan. Laporan ini berfungsi untuk memastikan bahwa saldo kas kecil yang tercatat sesuai dengan saldo kas kecil yang sebenarnya.
- Permintaan Penggantian Kas Kecil: Dokumen ini digunakan oleh bendahara untuk mengajukan permintaan penggantian kas kecil kepada kas umum. Permintaan penggantian kas kecil disertai dengan bukti pengeluaran yang telah dikumpulkan.
Pencatatan Pengeluaran Kas Kecil dalam Jurnal dan Buku Besar
Pencatatan pengeluaran kas kecil dalam jurnal dan buku besar dilakukan dengan cara yang berbeda, tergantung pada metode imprest atau metode fluktuasi yang digunakan.
Contoh soal kas kecil metode imprest dan fluktuasi memang sering dijumpai dalam pelajaran akuntansi. Namun, tahu nggak sih kalau ada contoh soal lain yang menarik? Misalnya, contoh soal Dinul Islam untuk TPA. Contoh soal Dinul Islam untuk TPA bisa membantu kita memahami lebih dalam tentang ajaran Islam.
Nah, sama seperti contoh soal kas kecil, contoh soal Dinul Islam juga menuntut kita untuk memahami konsep dan penerapannya dengan baik.
Pencatatan Pengeluaran Kas Kecil dengan Metode Imprest
Pada metode imprest, pencatatan pengeluaran kas kecil dilakukan dengan mendebit akun “Kas Kecil” dan mengkredit akun yang sesuai dengan jenis pengeluaran. Misalnya, jika terjadi pengeluaran kas kecil untuk pembelian alat tulis sebesar Rp200.000,-, maka pencatatannya adalah:
Debit: Kas Kecil Rp200.000,-
Kredit: Perlengkapan Kantor Rp200.000,-
Pencatatan penggantian kas kecil dilakukan dengan mendebit akun yang sesuai dengan jenis pengeluaran dan mengkredit akun “Kas Umum”. Misalnya, jika terjadi penggantian kas kecil sebesar Rp800.000,-, maka pencatatannya adalah:
Debit: Perlengkapan Kantor Rp800.000,-
Kredit: Kas Umum Rp800.000,-
Catatan: Pencatatan penggantian kas kecil dilakukan dengan mendebit akun yang sesuai dengan jenis pengeluaran karena penggantian kas kecil merupakan pengeluaran yang telah terjadi sebelumnya.
Rekonsiliasi Kas Kecil
Rekonsiliasi kas kecil merupakan proses pembandingan antara saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar dengan saldo kas kecil yang sesungguhnya. Proses ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa saldo kas kecil yang tercatat sesuai dengan saldo kas kecil yang sebenarnya.
Cara Melakukan Rekonsiliasi Kas Kecil dengan Metode Imprest
Berikut langkah-langkah melakukan rekonsiliasi kas kecil dengan metode imprest:
- Hitung total pengeluaran kas kecil yang telah dibayar dengan bukti pengeluaran. Bukti pengeluaran tersebut bisa berupa nota, kuitansi, atau dokumen lain yang menunjukkan pengeluaran kas kecil.
- Jumlahkan saldo kas kecil yang tersisa di tangan bendahara.
- Tambahkan total pengeluaran kas kecil dengan saldo kas kecil yang tersisa di tangan bendahara.
- Bandingkan total hasil penjumlahan langkah 3 dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar.
- Jika total hasil penjumlahan langkah 3 sama dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar, maka rekonsiliasi kas kecil berhasil.
- Jika total hasil penjumlahan langkah 3 tidak sama dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar, maka terdapat selisih. Selisih ini dapat berupa kekurangan atau kelebihan.
- Jika terdapat selisih, cari penyebabnya dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.
Langkah-Langkah Rekonsiliasi Kas Kecil Metode Imprest
Langkah | Keterangan |
---|---|
1 | Hitung total pengeluaran kas kecil yang telah dibayar dengan bukti pengeluaran. |
2 | Jumlahkan saldo kas kecil yang tersisa di tangan bendahara. |
3 | Tambahkan total pengeluaran kas kecil (langkah 1) dengan saldo kas kecil yang tersisa di tangan bendahara (langkah 2). |
4 | Bandingkan total hasil penjumlahan langkah 3 dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar. |
5 | Jika total hasil penjumlahan langkah 3 sama dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar, maka rekonsiliasi kas kecil berhasil. |
6 | Jika total hasil penjumlahan langkah 3 tidak sama dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar, maka terdapat selisih. Selisih ini dapat berupa kekurangan atau kelebihan. |
7 | Jika terdapat selisih, cari penyebabnya dan lakukan penyesuaian yang diperlukan. |
Contoh Kasus Rekonsiliasi Kas Kecil Metode Imprest
Misalnya, saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar adalah Rp1.000.000. Kemudian, bendahara melakukan pengecekan kas kecil dan menemukan saldo kas kecil yang tersisa di tangannya sebesar Rp200.000. Total pengeluaran kas kecil yang telah dibayar dengan bukti pengeluaran adalah Rp750.000.
Berikut langkah-langkah rekonsiliasi kas kecilnya:
- Total pengeluaran kas kecil yang telah dibayar dengan bukti pengeluaran = Rp750.000
- Saldo kas kecil yang tersisa di tangan bendahara = Rp200.000
- Total hasil penjumlahan langkah 1 dan 2 = Rp750.000 + Rp200.000 = Rp950.000
- Saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar = Rp1.000.000
- Terdapat selisih antara total hasil penjumlahan langkah 3 dengan saldo kas kecil yang tercatat dalam buku besar sebesar Rp50.000 (Rp1.000.000 – Rp950.000).
Selisih tersebut menunjukkan bahwa terdapat kekurangan kas kecil sebesar Rp50.000. Selanjutnya, bendahara harus mencari penyebab kekurangan tersebut. Misalnya, bendahara mungkin lupa mencatat satu pengeluaran kas kecil atau salah mencatat jumlah pengeluaran. Setelah ditemukan penyebabnya, bendahara harus melakukan penyesuaian yang diperlukan, seperti mencatat pengeluaran yang terlewat atau mengoreksi kesalahan pencatatan.
Keuntungan dan Kerugian Kas Kecil Metode Imprest
Metode imprest dan fluktuasi merupakan dua metode yang umum digunakan dalam pengelolaan kas kecil. Metode imprest menekankan pada jumlah tetap yang dianggarkan untuk kas kecil, sementara metode fluktuasi memungkinkan jumlah kas kecil berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Keuntungan Metode Imprest
Metode imprest menawarkan beberapa keuntungan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Keuntungan tersebut antara lain:
- Kontrol yang Lebih Ketat: Metode imprest memberikan kontrol yang lebih ketat terhadap pengeluaran kas kecil. Jumlah kas kecil yang tetap dan sistem pelacakan yang terstruktur membantu mengurangi risiko penyalahgunaan dana.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Metode imprest meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan kas kecil. Setiap pengeluaran harus dilampiri bukti pengeluaran yang valid, sehingga mudah untuk melacak dan memverifikasi pengeluaran tersebut.
- Efisiensi: Metode imprest dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan kas kecil. Dengan jumlah kas kecil yang tetap, proses penggantian kas kecil menjadi lebih mudah dan terstruktur.
- Mencegah Kekurangan Dana: Metode imprest membantu mencegah kekurangan dana kas kecil. Dengan jumlah kas kecil yang tetap, perusahaan dapat memastikan bahwa selalu ada dana yang tersedia untuk pengeluaran kecil yang diperlukan.
Kerugian Metode Imprest
Meskipun memiliki beberapa keuntungan, metode imprest juga memiliki beberapa kerugian yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa kerugiannya:
- Biaya Administrasi yang Tinggi: Metode imprest memerlukan proses administrasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan metode fluktuasi. Hal ini dapat meningkatkan biaya administrasi secara keseluruhan.
- Ketidakfleksibelan: Metode imprest kurang fleksibel dibandingkan dengan metode fluktuasi. Jika jumlah kas kecil yang ditetapkan terlalu rendah, perusahaan mungkin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kecil yang tidak terduga.
- Risiko Pencurian: Meskipun metode imprest memberikan kontrol yang lebih ketat, tetap ada risiko pencurian. Jika sistem kontrol tidak diterapkan dengan baik, kas kecil yang tetap dapat menjadi sasaran pencurian.
Perbandingan Metode Imprest dan Fluktuasi
Metode imprest dan fluktuasi memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Berikut adalah perbandingan singkat antara kedua metode tersebut:
Metode | Keuntungan | Kerugian |
---|---|---|
Imprest | Kontrol yang ketat, transparansi, efisiensi, mencegah kekurangan dana | Biaya administrasi tinggi, ketidakfleksibelan, risiko pencurian |
Fluktuasi | Fleksibel, biaya administrasi rendah | Kurang kontrol, kurang transparan, risiko penyalahgunaan dana |
Contoh Soal Kas Kecil Metode Fluktuasi
Metode fluktuasi dalam pengelolaan kas kecil adalah sistem yang lebih fleksibel dibandingkan dengan metode imprest. Dalam metode ini, saldo kas kecil tidak tetap, melainkan fluktuasi sesuai dengan pengeluaran yang terjadi. Setiap kali kas kecil digunakan, saldo kas kecil akan berkurang. Kemudian, saldo kas kecil akan diisi ulang sesuai dengan jumlah pengeluaran yang telah terjadi. Contoh soal berikut akan memperjelas bagaimana metode fluktuasi bekerja dalam praktik.
Contoh Kasus
Misalkan sebuah perusahaan menetapkan saldo kas kecil awal sebesar Rp500.000. Berikut ini adalah beberapa pengeluaran kas kecil yang terjadi selama seminggu:
- Senin: Rp100.000 untuk membeli alat tulis
- Selasa: Rp75.000 untuk membeli minuman untuk rapat
- Rabu: Rp50.000 untuk membeli perangko
- Kamis: Rp125.000 untuk membeli bensin
- Jumat: Rp150.000 untuk membeli makanan untuk karyawan
Langkah-langkah Penyelesaian
Berikut langkah-langkah untuk menyelesaikan contoh kasus kas kecil dengan metode fluktuasi:
- Hitung total pengeluaran kas kecil.
Total pengeluaran kas kecil selama seminggu adalah Rp100.000 + Rp75.000 + Rp50.000 + Rp125.000 + Rp150.000 = Rp500.000.
- Hitung saldo kas kecil.
Saldo kas kecil setelah pengeluaran adalah Rp500.000 (saldo awal) – Rp500.000 (total pengeluaran) = Rp0.
- Isi ulang kas kecil.
Karena saldo kas kecil menjadi Rp0, perusahaan harus mengisi ulang kas kecil dengan jumlah yang sama dengan total pengeluaran, yaitu Rp500.000. Dengan demikian, saldo kas kecil kembali menjadi Rp500.000.
Cara Menghitung Selisih
Metode fluktuasi tidak memerlukan perhitungan selisih seperti metode imprest. Hal ini karena saldo kas kecil selalu disesuaikan dengan jumlah pengeluaran. Namun, perusahaan tetap perlu melakukan pengecekan terhadap bukti pengeluaran kas kecil untuk memastikan keakuratan dan validitas pengeluaran.
Perbedaan Kas Kecil Metode Imprest dan Fluktuasi
Kas kecil merupakan dana tunai yang disediakan untuk pengeluaran kecil dan rutin yang sulit dilakukan dengan cek. Ada dua metode yang umum digunakan dalam pengelolaan kas kecil, yaitu metode imprest dan metode fluktuasi. Kedua metode ini memiliki cara kerja dan pencatatan yang berbeda, sehingga penting untuk memahami perbedaannya agar dapat memilih metode yang paling tepat untuk kebutuhan perusahaan.
Perbedaan Mendasar Metode Imprest dan Fluktuasi
Perbedaan mendasar antara metode imprest dan fluktuasi terletak pada cara pengeluaran dan pencatatannya. Pada metode imprest, jumlah kas kecil dijaga tetap konstan, sedangkan pada metode fluktuasi, jumlah kas kecil dapat berubah-ubah.
Perbandingan Metode Imprest dan Fluktuasi
Aspek | Metode Imprest | Metode Fluktuasi |
---|---|---|
Cara Pengeluaran | Jumlah kas kecil tetap, pengeluaran dilakukan dengan mengisi formulir kas kecil, dan kemudian diganti dengan jumlah yang sama. | Jumlah kas kecil dapat berubah-ubah, pengeluaran dicatat dalam buku kas kecil, dan kemudian diganti sesuai dengan jumlah yang telah dikeluarkan. |
Cara Pencatatan | Pencatatan dilakukan dengan menggunakan formulir kas kecil dan buku kas kecil. | Pencatatan dilakukan dengan menggunakan buku kas kecil. |
Keuntungan | Lebih mudah untuk mengontrol pengeluaran kas kecil, karena jumlahnya tetap konstan. | Lebih fleksibel dalam mengelola kas kecil, karena jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan. |
Kerugian | Membutuhkan waktu dan effort yang lebih banyak untuk mengganti kas kecil yang telah dikeluarkan. | Lebih sulit untuk mengontrol pengeluaran kas kecil, karena jumlahnya tidak tetap. |
Contoh Kasus Metode Imprest
Misalnya, sebuah perusahaan menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp 1.000.000 dengan metode imprest. Setiap kali terjadi pengeluaran, kasir mengisi formulir kas kecil dan menyerahkannya kepada bendahara. Bendahara kemudian mengganti kas kecil yang telah dikeluarkan dengan jumlah yang sama, sehingga jumlah kas kecil tetap Rp 1.000.000.
Contoh Kasus Metode Fluktuasi
Misalnya, sebuah perusahaan menetapkan jumlah kas kecil sebesar Rp 500.000 dengan metode fluktuasi. Kasir mencatat setiap pengeluaran dalam buku kas kecil. Saat jumlah kas kecil tersisa sedikit, bendahara akan mengganti kas kecil yang telah dikeluarkan, sehingga jumlah kas kecil dapat berubah-ubah.
Ilustrasi Kas Kecil Metode Imprest
Kas kecil merupakan dana tunai yang disediakan oleh perusahaan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran kecil yang sifatnya rutin dan tidak praktis jika dibayar melalui cek atau transfer bank. Metode imprest adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan kas kecil. Metode ini menjaga saldo kas kecil tetap konstan, sehingga memudahkan perusahaan dalam mengontrol pengeluaran dan meminimalkan risiko penyalahgunaan dana.
Proses Pengeluaran Kas Kecil Metode Imprest, Contoh soal kas kecil metode imprest dan fluktuasi
Proses pengeluaran kas kecil metode imprest terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan secara berurutan. Tahapan-tahapan tersebut memastikan bahwa kas kecil selalu terkendali dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Penentuan Saldo Kas Kecil: Pada awal periode, perusahaan menentukan saldo kas kecil yang akan digunakan. Saldo ini umumnya ditentukan berdasarkan perkiraan pengeluaran kas kecil selama periode tersebut.
- Pencairan Dana: Kasir atau bendahara mengambil dana kas kecil dari kas umum sesuai dengan saldo yang telah ditentukan. Dana ini kemudian disimpan dalam amplop atau brankas kas kecil yang terpisah.
- Pengeluaran Kas Kecil: Saat ada pengeluaran kas kecil, kasir atau bendahara mengeluarkan dana dari kas kecil. Setiap pengeluaran harus disertai dengan bukti pengeluaran, seperti kwitansi atau nota.
- Pencatatan Pengeluaran: Kasir atau bendahara mencatat setiap pengeluaran kas kecil dalam buku kas kecil. Pencatatan ini meliputi tanggal pengeluaran, nama penerima, jumlah pengeluaran, dan keterangan singkat tentang tujuan pengeluaran.
- Penggantian Kas Kecil: Ketika saldo kas kecil mendekati batas minimum yang telah ditentukan, kasir atau bendahara mengajukan permohonan penggantian dana kepada atasan. Permohonan ini disertai dengan bukti pengeluaran yang telah dikumpulkan.
- Pemeriksaan dan Persetujuan: Atasan memeriksa bukti pengeluaran dan mengesahkan permohonan penggantian kas kecil. Setelah disetujui, kasir atau bendahara mengambil dana pengganti dari kas umum dan mengembalikan saldo kas kecil ke jumlah awal.
Ilustrasi Alur Pengeluaran Kas Kecil Metode Imprest
Berikut adalah ilustrasi alur pengeluaran kas kecil metode imprest dari awal hingga akhir:
- Perusahaan menetapkan saldo kas kecil sebesar Rp. 1.000.000.
- Kasir mengambil dana Rp. 1.000.000 dari kas umum dan menyimpannya dalam brankas kas kecil.
- Pada tanggal 1 Januari, kasir mengeluarkan dana Rp. 200.000 untuk membeli alat tulis kantor dan mencatat pengeluaran tersebut dalam buku kas kecil.
- Pada tanggal 5 Januari, kasir mengeluarkan dana Rp. 300.000 untuk membeli bensin dan mencatat pengeluaran tersebut dalam buku kas kecil.
- Pada tanggal 10 Januari, saldo kas kecil tersisa Rp. 500.000.
- Kasir mengajukan permohonan penggantian kas kecil sebesar Rp. 500.000 kepada atasan.
- Atasan memeriksa bukti pengeluaran dan menyetujui permohonan penggantian.
- Kasir mengambil dana Rp. 500.000 dari kas umum dan mengembalikan saldo kas kecil ke Rp. 1.000.000.
Deskripsi Detail Setiap Tahap
Setiap tahap dalam ilustrasi alur pengeluaran kas kecil metode imprest memiliki peran penting dalam menjaga kontrol dan akuntabilitas dana. Berikut deskripsi detail setiap tahap:
- Penentuan Saldo Kas Kecil: Tahap ini merupakan langkah awal dalam metode imprest. Penentuan saldo kas kecil harus didasarkan pada perkiraan pengeluaran kas kecil selama periode tertentu. Saldo ini harus cukup untuk menutupi pengeluaran rutin, namun tidak terlalu besar sehingga menghambat arus kas perusahaan.
- Pencairan Dana: Setelah saldo kas kecil ditentukan, kasir atau bendahara mencairkan dana dari kas umum sesuai dengan saldo yang telah ditetapkan. Pencairan ini dilakukan dengan membuat bukti pengeluaran kas kecil, seperti nota atau slip pencairan.
- Pengeluaran Kas Kecil: Pengeluaran kas kecil dilakukan dengan menggunakan dana yang telah dicairkan. Setiap pengeluaran harus disertai dengan bukti pengeluaran, seperti kwitansi atau nota. Bukti pengeluaran ini berfungsi sebagai dasar pencatatan dan verifikasi pengeluaran kas kecil.
- Pencatatan Pengeluaran: Pencatatan pengeluaran kas kecil dilakukan secara sistematis dalam buku kas kecil. Pencatatan ini meliputi tanggal pengeluaran, nama penerima, jumlah pengeluaran, dan keterangan singkat tentang tujuan pengeluaran. Pencatatan yang rapi dan terstruktur memudahkan proses verifikasi dan pelacakan pengeluaran kas kecil.
- Penggantian Kas Kecil: Ketika saldo kas kecil mendekati batas minimum yang telah ditentukan, kasir atau bendahara mengajukan permohonan penggantian dana kepada atasan. Permohonan ini disertai dengan bukti pengeluaran yang telah dikumpulkan. Permohonan penggantian kas kecil berfungsi untuk mengembalikan saldo kas kecil ke jumlah awal dan memastikan ketersediaan dana untuk pengeluaran rutin.
- Pemeriksaan dan Persetujuan: Atasan memeriksa bukti pengeluaran yang disertakan dalam permohonan penggantian kas kecil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengeluaran telah dibenarkan dan sesuai dengan peraturan perusahaan. Setelah pemeriksaan dan verifikasi, atasan memberikan persetujuan atas permohonan penggantian kas kecil.
- Pembayaran Dana Pengganti: Setelah permohonan penggantian kas kecil disetujui, kasir atau bendahara mengambil dana pengganti dari kas umum dan mengembalikan saldo kas kecil ke jumlah awal. Pembayaran dana pengganti dilakukan dengan membuat bukti pengeluaran kas umum, seperti nota atau slip pembayaran.
Kesimpulan Akhir: Contoh Soal Kas Kecil Metode Imprest Dan Fluktuasi
Dengan memahami perbedaan dan penerapan kas kecil metode imprest dan fluktuasi, Anda dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ingatlah bahwa pemilihan metode yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan perusahaan. Semoga contoh soal yang telah dibahas membantu Anda dalam memahami konsep kedua metode ini. Selamat belajar!