20 Contoh Soal UN Vektor Matematika dan Pembahasannya: Kuasai Konsep dan Selesaikan Soal dengan Mudah

No comments

Bersiaplah untuk menaklukkan ujian nasional matematika dengan menguasai konsep vektor! Materi vektor memang sering muncul dalam soal UN, dan untuk membantu Anda menguasainya, kami telah menyiapkan 20 contoh soal UN vektor matematika dan pembahasannya yang lengkap.

Soal-soal ini dirancang untuk menguji pemahaman Anda tentang berbagai konsep vektor, mulai dari pengertian dasar hingga operasi vektor, proyeksi vektor, dan sudut antara dua vektor. Dengan mempelajari contoh soal dan pembahasannya, Anda akan lebih siap menghadapi soal-soal serupa di ujian nasional.

Table of Contents:

Pengertian Vektor

Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Dalam matematika, vektor direpresentasikan sebagai ruas garis berarah, di mana panjang ruas garis menunjukkan nilai vektor (magnitude), dan arahnya menunjukkan arah vektor.

Contoh Vektor dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh vektor dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan di berbagai bidang, seperti:

  • Kecepatan mobil: Vektor kecepatan mobil menunjukkan seberapa cepat mobil bergerak dan ke arah mana mobil tersebut bergerak.
  • Gaya gravitasi: Vektor gaya gravitasi menunjukkan arah dan kekuatan gravitasi bumi yang menarik benda ke bawah.
  • Perpindahan: Vektor perpindahan menunjukkan jarak dan arah yang ditempuh oleh suatu benda dari titik awal ke titik akhir.

Perbedaan Vektor dan Skalar

Vektor dan skalar merupakan besaran yang berbeda. Berikut tabel yang menunjukkan perbedaan keduanya:

Aspek Vektor Skalar
Definisi Besaran yang memiliki nilai dan arah Besaran yang hanya memiliki nilai
Representasi Ruas garis berarah Angka
Contoh Kecepatan, gaya, perpindahan Suhu, massa, waktu

Operasi Vektor

Operasi vektor merupakan konsep penting dalam matematika yang memungkinkan kita untuk memanipulasi vektor dan memahami hubungan antara vektor. Operasi vektor mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian dot, dan perkalian silang. Pemahaman tentang operasi vektor sangat penting dalam berbagai bidang seperti fisika, teknik, dan ilmu komputer.

Penjumlahan dan Pengurangan Vektor

Penjumlahan dan pengurangan vektor dilakukan secara grafis dengan menempatkan vektor secara ujung ke ujung.

  • Penjumlahan Vektor: Untuk menjumlahkan dua vektor, tempatkan ujung vektor pertama pada pangkal vektor kedua. Vektor resultan adalah vektor yang menghubungkan pangkal vektor pertama dengan ujung vektor kedua.
  • Pengurangan Vektor: Untuk mengurangi vektor, kita dapat menjumlahkan vektor pertama dengan negatif dari vektor kedua. Negatif dari vektor adalah vektor dengan arah berlawanan, tetapi dengan besar yang sama.

Perkalian Dot dan Perkalian Silang Vektor

Perkalian dot dan perkalian silang adalah operasi yang digunakan untuk mengalikan dua vektor. Perkalian dot menghasilkan skalar, sedangkan perkalian silang menghasilkan vektor.

Rumus Perkalian Dot dan Perkalian Silang Vektor

Operasi Rumus
Perkalian Dot a · b = |a| |b| cos θ, di mana θ adalah sudut antara vektor a dan b.
Perkalian Silang a x b = |a| |b| sin θ n, di mana θ adalah sudut antara vektor a dan b, dan n adalah vektor satuan yang tegak lurus pada a dan b.

Contoh Soal Operasi Vektor

Misalkan kita memiliki dua vektor: a = (2, 1, 3) dan b = (1, -2, 1).

1. Tentukan penjumlahan vektor a dan b.

a + b = (2 + 1, 1 – 2, 3 + 1) = (3, -1, 4)

2. Tentukan perkalian dot vektor a dan b.

a · b = (2)(1) + (1)(-2) + (3)(1) = 2 – 2 + 3 = 3

3. Tentukan perkalian silang vektor a dan b.

a x b = (1(1) – 3(-2), 3(1) – 2(1), 2(-2) – 1(1)) = (7, 1, -5)

Kesimpulan, 20 contoh soal un vektor matematika dan pembahasannya

Operasi vektor merupakan konsep fundamental dalam matematika yang memungkinkan kita untuk memahami dan memanipulasi vektor. Pemahaman tentang operasi vektor sangat penting dalam berbagai bidang seperti fisika, teknik, dan ilmu komputer.

Read more:  Contoh Soal Pengukuran Besaran dan Satuan: Kuasai Konsep dan Penerapannya

Vektor Posisi dan Vektor Satuan

20 contoh soal un vektor matematika dan pembahasannya
Vektor posisi dan vektor satuan merupakan konsep penting dalam matematika vektor yang digunakan untuk menggambarkan lokasi suatu titik dalam ruang dan menentukan arah suatu vektor.

Vektor posisi adalah vektor yang menghubungkan titik asal dengan titik yang dimaksud. Vektor satuan adalah vektor yang memiliki panjang satu satuan dan arah yang sama dengan vektor yang dimaksud.

Pengertian Vektor Posisi dan Vektor Satuan

Vektor posisi dan vektor satuan merupakan konsep dasar dalam matematika vektor yang saling terkait.

Vektor posisi adalah vektor yang menghubungkan titik asal (origin) dengan titik yang dimaksud. Titik asal biasanya dilambangkan dengan O, sedangkan titik yang dimaksud dilambangkan dengan P. Vektor posisi dari titik P terhadap titik asal O dilambangkan dengan OP. Vektor posisi menunjukkan lokasi suatu titik dalam ruang.

Bingung menghadapi soal UN Vektor Matematika? Tenang, 20 contoh soal UN Vektor Matematika dan pembahasannya bisa jadi penyelamatmu! Nah, selain soal-soal vektor, memahami konsep akuntansi biaya juga penting, lho. Kamu bisa belajar dari contoh soal akuntansi biaya tenaga kerja yang banyak tersedia di internet.

Dengan menguasai kedua materi ini, kamu siap menghadapi ujian dengan percaya diri!

Vektor satuan adalah vektor yang memiliki panjang satu satuan dan arah yang sama dengan vektor yang dimaksud. Vektor satuan biasanya dilambangkan dengan huruf kecil yang diberi topi (misalnya, ˆi, ˆj, ˆk). Vektor satuan digunakan untuk menunjukkan arah suatu vektor.

Contoh Soal Vektor Posisi dan Vektor Satuan

Misalkan terdapat titik P(3, 4, 5) dalam ruang tiga dimensi.

Vektor posisi dari titik P terhadap titik asal O dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

OP = (3, 4, 5) – (0, 0, 0) = (3, 4, 5)

Vektor satuan dari OP dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

ˆOP = OP / |OP| = (3, 4, 5) / √(3^2 + 4^2 + 5^2) = (3, 4, 5) / √50

Langkah-langkah Menentukan Vektor Posisi dan Vektor Satuan

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan vektor posisi dan vektor satuan:

  1. Tentukan titik yang dimaksud. Titik ini dapat dilambangkan dengan P(x, y, z) dalam ruang tiga dimensi.
  2. Tentukan titik asal (origin). Titik asal biasanya dilambangkan dengan O(0, 0, 0).
  3. Hitung vektor posisi. Vektor posisi dari titik P terhadap titik asal O dapat dihitung dengan menggunakan rumus: OP = P – O.
  4. Hitung panjang vektor posisi. Panjang vektor posisi OP dapat dihitung dengan menggunakan rumus: |OP| = √(x^2 + y^2 + z^2).
  5. Hitung vektor satuan. Vektor satuan dari OP dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ˆOP = OP / |OP|.

Proyeksi Vektor

Proyeksi vektor adalah konsep penting dalam aljabar linear yang membantu kita memahami bagaimana suatu vektor dapat diuraikan ke dalam komponen-komponennya yang saling tegak lurus. Dengan kata lain, proyeksi vektor menunjukkan bagaimana suatu vektor “diproyeksikan” ke arah vektor lain.

Pengertian Proyeksi Vektor

Proyeksi vektor adalah representasi dari suatu vektor pada arah vektor lain. Proyeksi ini merupakan vektor yang diperoleh dengan “menjatuhkan” ujung vektor pertama ke arah vektor kedua. Hasilnya adalah vektor yang sejajar dengan vektor kedua dan memiliki panjang yang sama dengan panjang bayangan vektor pertama pada vektor kedua.

Contoh Soal Proyeksi Vektor

Misalkan kita memiliki vektor u = (3, 4) dan vektor v = (1, 2). Proyeksi vektor u pada vektor v, yang kita notasikan sebagai projv u, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

projv u = [(u ⋅ v) / ||v||2] v

Dimana:

* u ⋅ v adalah hasil perkalian dot antara vektor u dan v.
* ||v||2 adalah kuadrat dari panjang vektor v.

Dalam contoh ini, kita dapat menghitung proyeksi vektor u pada vektor v sebagai berikut:

1. u ⋅ v = (3)(1) + (4)(2) = 11
2. ||v||2 = (1)2 + (2)2 = 5
3. projv u = (11/5) (1, 2) = (11/5, 22/5)

Jadi, proyeksi vektor u pada vektor v adalah (11/5, 22/5).

Rumus Proyeksi Vektor

Berikut adalah tabel yang merangkum rumus proyeksi vektor:

Jenis Proyeksi Rumus
Proyeksi skalar projv u = [(u ⋅ v) / ||v||]
Proyeksi vektor projv u = [(u ⋅ v) / ||v||2] v

Sudut Antara Dua Vektor

Sudut antara dua vektor merupakan konsep penting dalam aljabar linear dan geometri vektor. Pengetahuan tentang sudut antara dua vektor memungkinkan kita untuk memahami hubungan spasial antara dua vektor, dan memiliki aplikasi dalam berbagai bidang seperti fisika, teknik, dan ilmu komputer.

Sudut antara dua vektor dapat didefinisikan sebagai sudut terkecil yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut saat mereka diplot dalam ruang vektor. Sudut ini selalu berada di antara 0° dan 180°.

Cara Menentukan Sudut Antara Dua Vektor

Untuk menentukan sudut antara dua vektor, kita dapat menggunakan konsep perkalian dot. Perkalian dot antara dua vektor adalah hasil kali skalar dari kedua vektor tersebut. Perkalian dot dapat didefinisikan sebagai berikut:

a · b = ||a|| ||b|| cos θ

di mana:
* a dan b adalah dua vektor.
* ||a|| dan ||b|| adalah panjang (atau norma) dari vektor a dan b.
* θ adalah sudut antara vektor a dan b.

Read more:  Contoh Soal Perpangkatan dan Bentuk Akar Kelas 9: Kuasai Konsep dan Terapkan dalam Kehidupan

Dari rumus tersebut, kita dapat menentukan sudut antara dua vektor dengan rumus berikut:

θ = arccos( (a · b) / (||a|| ||b||) )

Rumus ini menyatakan bahwa sudut antara dua vektor dapat dihitung dengan menghitung arccosine dari hasil bagi perkalian dot kedua vektor dengan hasil kali panjang (norma) kedua vektor tersebut.

Contoh Soal

Misalkan kita memiliki dua vektor:
* a = (2, 3)
* b = (1, -1)

Untuk menentukan sudut antara kedua vektor tersebut, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Hitung perkalian dot dari kedua vektor:
  2. a · b = (2 * 1) + (3 * -1) = -1

  3. Hitung panjang (norma) dari kedua vektor:
  4. ||a|| = √(2² + 3²) = √13

    ||b|| = √(1² + (-1)²) = √2

  5. Hitung sudut antara kedua vektor:
  6. θ = arccos( (-1) / (√13 * √2) ) = arccos(-1 / √26) ≈ 101.54°

Jadi, sudut antara vektor a dan b adalah sekitar 101.54°.

Panjang Vektor

Panjang vektor merupakan besaran yang menunjukkan jarak dari titik pangkal vektor ke titik ujungnya. Panjang vektor juga dapat diartikan sebagai besarnya vektor.

Cara Menentukan Panjang Vektor

Panjang vektor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Pythagoras. Misalkan vektor a = (a1, a2, a3), maka panjang vektor a dapat dihitung dengan rumus:

||a|| = √(a12 + a22 + a32)

Contoh Soal Panjang Vektor

Berikut adalah contoh soal yang melibatkan panjang vektor:

  1. Tentukan panjang vektor a = (3, 4, 0)!

Penyelesaian:
Panjang vektor a dapat dihitung dengan menggunakan rumus Pythagoras:

||a|| = √(32 + 42 + 02) = √(9 + 16) = √25 = 5

Jadi, panjang vektor a adalah 5.

Rumus Panjang Vektor

Berikut adalah tabel yang berisi rumus panjang vektor:

Vektor Rumus Panjang Vektor
a = (a1, a2) ||a|| = √(a12 + a22)
a = (a1, a2, a3) ||a|| = √(a12 + a22 + a32)

Vektor Linearly Dependent dan Independent: 20 Contoh Soal Un Vektor Matematika Dan Pembahasannya

Konsep vektor linearly dependent dan independent merupakan konsep penting dalam aljabar linear, khususnya dalam mempelajari ruang vektor. Konsep ini membantu kita memahami hubungan antar vektor dalam suatu ruang vektor dan bagaimana mereka dapat dikombinasikan secara linear.

Pengertian Vektor Linearly Dependent dan Independent

Vektor linearly dependent dan independent adalah dua konsep yang berhubungan dengan hubungan linear antar vektor dalam suatu ruang vektor.

  • Vektor Linearly Dependent: Sekumpulan vektor dikatakan linearly dependent jika salah satu vektor dalam kumpulan tersebut dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor lainnya. Dengan kata lain, jika ada vektor dalam kumpulan tersebut yang dapat dihilangkan tanpa mengubah ruang vektor yang dibentuk oleh kumpulan vektor tersebut, maka kumpulan vektor tersebut dikatakan linearly dependent.
  • Vektor Linearly Independent: Sekumpulan vektor dikatakan linearly independent jika tidak ada vektor dalam kumpulan tersebut yang dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor lainnya. Dengan kata lain, jika setiap vektor dalam kumpulan tersebut tidak dapat dihilangkan tanpa mengubah ruang vektor yang dibentuk oleh kumpulan vektor tersebut, maka kumpulan vektor tersebut dikatakan linearly independent.

Contoh Soal Vektor Linearly Dependent dan Independent

Berikut adalah contoh soal yang melibatkan vektor linearly dependent dan independent:

Diketahui vektor u = (1, 2, 3), v = (2, 4, 6), dan w = (3, 6, 9). Apakah kumpulan vektor u, v, dan w linearly dependent atau independent?

Langkah-langkah Menentukan Vektor Linearly Dependent atau Independent

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan apakah vektor linearly dependent atau independent:

  1. Buat persamaan linear: Bentuk persamaan linear dengan menggunakan vektor-vektor yang diberikan. Persamaan ini akan menyatakan kombinasi linear dari vektor-vektor tersebut.
  2. Selesaikan sistem persamaan: Selesaikan sistem persamaan linear yang telah dibuat.
  3. Analisis solusi:
    • Jika sistem persamaan memiliki solusi non-trivial (solusi selain semua koefisien sama dengan nol), maka vektor-vektor tersebut linearly dependent.
    • Jika sistem persamaan hanya memiliki solusi trivial (semua koefisien sama dengan nol), maka vektor-vektor tersebut linearly independent.

Pembahasan Contoh Soal

Mari kita bahas contoh soal yang telah diberikan sebelumnya:

  1. Buat persamaan linear: Kita ingin mengetahui apakah ada konstanta a, b, dan c yang tidak semuanya nol, sehingga:

    au + bv + cw = 0

    Substitusikan vektor u, v, dan w ke dalam persamaan:

    a(1, 2, 3) + b(2, 4, 6) + c(3, 6, 9) = (0, 0, 0)

    Ini menghasilkan sistem persamaan:

    a + 2b + 3c = 0
    2a + 4b + 6c = 0
    3a + 6b + 9c = 0

  2. Selesaikan sistem persamaan: Perhatikan bahwa persamaan kedua dan ketiga merupakan kelipatan dari persamaan pertama. Ini berarti sistem persamaan memiliki banyak solusi, termasuk solusi non-trivial. Misalnya, kita dapat mengambil a = 1, b = -1, dan c = 0.
  3. Analisis solusi: Karena sistem persamaan memiliki solusi non-trivial, maka vektor u, v, dan w linearly dependent.

Kesimpulan, 20 contoh soal un vektor matematika dan pembahasannya

Dalam contoh ini, kita melihat bahwa vektor u, v, dan w linearly dependent karena salah satu vektor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari dua vektor lainnya. Konsep vektor linearly dependent dan independent sangat penting dalam memahami hubungan antar vektor dan dalam membangun dasar ruang vektor.

Read more:  Contoh Soal Turunan Kelas 11: Kuasai Konsep dan Aplikasi Turunan

Gabungan Linear Vektor

Gabungan linear vektor merupakan konsep fundamental dalam aljabar linear yang memungkinkan kita untuk menggabungkan vektor dengan menggunakan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Konsep ini sangat penting dalam berbagai aplikasi, seperti dalam geometri, fisika, dan ilmu komputer.

Pengertian Gabungan Linear Vektor

Gabungan linear vektor adalah kombinasi dari beberapa vektor dengan menggunakan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Secara formal, gabungan linear dari vektor v1, v2, …, vn dengan skalar c1, c2, …, cn adalah vektor yang didefinisikan sebagai:

c1v1 + c2v2 + … + cnvn

Contohnya, jika kita memiliki dua vektor v1 = (1, 2) dan v2 = (3, 4), maka gabungan linear dari v1 dan v2 dengan skalar c1 = 2 dan c2 = -1 adalah:

2v1 – v2 = 2(1, 2) – (3, 4) = (2, 4) – (3, 4) = (-1, 0)

Contoh Soal Gabungan Linear Vektor

Berikut adalah contoh soal yang melibatkan gabungan linear vektor:

Soal:
Diketahui vektor u = (2, 1) dan v = (-1, 3). Tentukan gabungan linear dari u dan v dengan skalar c1 = 3 dan c2 = -2.

Penyelesaian:
Gabungan linear dari u dan v dengan skalar c1 = 3 dan c2 = -2 adalah:

3u – 2v = 3(2, 1) – 2(-1, 3) = (6, 3) + (2, -6) = (8, -3)

Jadi, gabungan linear dari u dan v dengan skalar c1 = 3 dan c2 = -2 adalah (8, -3).

Langkah-langkah Menentukan Gabungan Linear Vektor

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan gabungan linear vektor:

1. Tentukan vektor-vektor yang ingin digabungkan.
2. Tentukan skalar yang akan digunakan untuk mengalikan masing-masing vektor.
3. Kalikan setiap vektor dengan skalar yang bersesuaian.
4. Jumlahkan hasil perkalian skalar dengan vektor.

Contohnya, jika kita ingin menentukan gabungan linear dari vektor v1 = (1, 2) dan v2 = (3, 4) dengan skalar c1 = 2 dan c2 = -1, maka langkah-langkahnya adalah:

1. Vektor-vektor yang ingin digabungkan adalah v1 = (1, 2) dan v2 = (3, 4).
2. Skalar yang akan digunakan adalah c1 = 2 dan c2 = -1.
3. Hasil perkalian skalar dengan vektor adalah:
* c1v1 = 2(1, 2) = (2, 4)
* c2v2 = -1(3, 4) = (-3, -4)
4. Jumlahkan hasil perkalian skalar dengan vektor:
* c1v1 + c2v2 = (2, 4) + (-3, -4) = (-1, 0)

Jadi, gabungan linear dari v1 dan v2 dengan skalar c1 = 2 dan c2 = -1 adalah (-1, 0).

Basis dan Dimensi Vektor

Basis dan dimensi vektor merupakan konsep fundamental dalam aljabar linear. Konsep ini membantu kita memahami struktur ruang vektor dan bagaimana vektor-vektor di dalamnya dapat diwakili secara unik.

Pengertian Basis dan Dimensi Vektor

Basis dari ruang vektor adalah himpunan vektor linear bebas yang dapat menjangkau seluruh ruang vektor tersebut. Dengan kata lain, setiap vektor dalam ruang vektor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor-vektor dalam basis tersebut. Dimensi ruang vektor adalah jumlah vektor dalam basisnya.

Contoh Soal Basis dan Dimensi Vektor

Misalnya, kita ingin menentukan basis dan dimensi dari ruang vektor R2 (ruang vektor semua vektor dengan dua komponen real). Kita tahu bahwa vektor (1, 0) dan (0, 1) adalah linear bebas dan dapat menjangkau seluruh ruang vektor R2. Jadi, (1, 0), (0, 1) merupakan basis dari R2, dan dimensi R2 adalah 2.

Menentukan Basis dan Dimensi Vektor

Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan basis dan dimensi vektor:

  • Cari himpunan vektor linear bebas yang dapat menjangkau seluruh ruang vektor.
  • Jumlah vektor dalam himpunan linear bebas tersebut adalah dimensi ruang vektor.
  • Himpunan vektor linear bebas tersebut adalah basis dari ruang vektor.

Contoh Soal dan Pembahasan

Misalnya, kita ingin menentukan basis dan dimensi dari ruang vektor yang dibentuk oleh semua kombinasi linear dari vektor (1, 2, 3) dan (2, 4, 6).

Langkah pertama adalah memeriksa apakah vektor-vektor tersebut linear bebas. Kita dapat melihat bahwa vektor (2, 4, 6) adalah kelipatan dari vektor (1, 2, 3). Jadi, vektor-vektor tersebut tidak linear bebas.

Langkah selanjutnya adalah mencari himpunan vektor linear bebas yang dapat menjangkau seluruh ruang vektor. Kita dapat melihat bahwa vektor (1, 2, 3) dapat menjangkau seluruh ruang vektor yang dibentuk oleh kombinasi linear dari (1, 2, 3) dan (2, 4, 6).

Jadi, (1, 2, 3) merupakan basis dari ruang vektor tersebut, dan dimensi ruang vektor tersebut adalah 1.

Ruang Vektor

Ruang vektor merupakan konsep fundamental dalam aljabar linear yang memainkan peran penting dalam berbagai bidang matematika dan ilmu pengetahuan, seperti fisika, teknik, dan ekonomi.

Pengertian Ruang Vektor

Ruang vektor adalah himpunan objek matematika yang disebut vektor, yang dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan skalar (bilangan real). Vektor dalam ruang vektor dapat dibayangkan sebagai panah yang memiliki arah dan panjang tertentu. Operasi penjumlahan dan perkalian skalar ini harus memenuhi beberapa sifat tertentu agar himpunan tersebut dapat disebut sebagai ruang vektor.

Contoh Soal Ruang Vektor

Berikut adalah contoh soal yang melibatkan ruang vektor:

“Tunjukkan bahwa himpunan semua polinomial berderajat 2 dengan koefisien real membentuk ruang vektor.”

Untuk menyelesaikan soal ini, kita perlu menunjukkan bahwa himpunan polinomial tersebut memenuhi semua sifat ruang vektor. Sifat-sifat tersebut meliputi:

  • Penjumlahan vektor bersifat komutatif dan asosiatif.
  • Terdapat vektor nol.
  • Setiap vektor memiliki invers aditif.
  • Perkalian skalar bersifat distributif terhadap penjumlahan vektor dan terhadap penjumlahan skalar.
  • Perkalian skalar bersifat asosiatif.

Langkah-Langkah Menentukan Ruang Vektor

Untuk menentukan apakah suatu himpunan merupakan ruang vektor, kita perlu memeriksa apakah himpunan tersebut memenuhi semua sifat ruang vektor. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  1. Tentukan operasi penjumlahan vektor dan perkalian skalar pada himpunan tersebut.
  2. Verifikasi apakah operasi penjumlahan vektor bersifat komutatif dan asosiatif.
  3. Tentukan apakah terdapat vektor nol dalam himpunan tersebut.
  4. Verifikasi apakah setiap vektor memiliki invers aditif.
  5. Verifikasi apakah perkalian skalar bersifat distributif terhadap penjumlahan vektor dan terhadap penjumlahan skalar.
  6. Verifikasi apakah perkalian skalar bersifat asosiatif.

Jika semua sifat tersebut terpenuhi, maka himpunan tersebut merupakan ruang vektor.

Penutupan

Dengan mempelajari contoh soal dan pembahasannya, Anda akan lebih memahami konsep vektor dan terbiasa dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi ini. Jangan ragu untuk mengulang dan berlatih agar Anda semakin percaya diri dalam menghadapi ujian nasional matematika.

Also Read

Bagikan: