Contoh Laporan Mini Riset Wawancara: Panduan Lengkap dan Praktis

No comments

Contoh laporan mini riset wawancara – Pernahkah Anda penasaran dengan bagaimana para peneliti menggali informasi mendalam dari orang-orang? Laporan mini riset wawancara menjadi jawabannya! Dengan menggunakan metode wawancara, para peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif yang kaya, mengungkap perspektif, dan membangun pemahaman yang lebih dalam tentang suatu topik.

Laporan mini riset wawancara merupakan bentuk penyampaian hasil penelitian yang ringkas dan fokus. Laporan ini umumnya disusun dengan struktur yang terorganisir, mulai dari pendahuluan hingga pembahasan, dilengkapi dengan data wawancara yang relevan dan analisis yang mendalam.

Struktur Laporan Mini Riset Wawancara: Contoh Laporan Mini Riset Wawancara

Laporan mini riset wawancara merupakan hasil dari proses pengumpulan data melalui wawancara. Laporan ini umumnya berisi ringkasan hasil wawancara, analisis, dan kesimpulan yang dapat dipetik dari data yang dikumpulkan. Struktur laporan mini riset wawancara umumnya terdiri dari beberapa bagian utama, yang masing-masing memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi secara sistematis dan mudah dipahami.

Struktur Umum Laporan Mini Riset Wawancara

Berikut tabel yang merinci struktur umum dari laporan mini riset wawancara, mencakup bagian-bagian seperti pendahuluan, metode, hasil, dan pembahasan:

Bagian Keterangan Contoh
Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

Misalnya, dalam penelitian tentang dampak penggunaan media sosial terhadap pola komunikasi remaja, pendahuluan akan menjelaskan tentang meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan remaja, bagaimana hal ini memengaruhi komunikasi mereka, dan tujuan penelitian untuk memahami dampak tersebut.

Contoh laporan mini riset wawancara bisa jadi salah satu tugas yang sering dijumpai di bangku kuliah. Biasanya, laporan ini akan memuat hasil analisis dari wawancara yang dilakukan. Buat kamu yang lagi bingung mau bikin laporan mini riset wawancara yang rapi dan menarik, kamu bisa cek contoh laporan word di sini.

Di situs ini, kamu bisa menemukan berbagai contoh laporan yang bisa kamu jadikan referensi untuk menyusun laporan mini riset wawancara kamu. Semoga bermanfaat!

Metode Menjelaskan metode pengumpulan data, teknik wawancara, jumlah dan karakteristik responden, serta teknik analisis data.

Misalnya, metode penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi-terstruktur dengan 10 responden remaja berusia 15-18 tahun yang aktif menggunakan media sosial. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis tematik.

Hasil Menyajikan hasil wawancara secara ringkas dan sistematis, dilengkapi dengan kutipan dan data pendukung.

Misalnya, hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa bahwa media sosial mempermudah mereka dalam berkomunikasi dengan teman dan keluarga. Namun, beberapa responden juga mengeluhkan bahwa media sosial dapat membuat mereka merasa terisolasi dan tertekan.

Pembahasan Menginterpretasikan hasil wawancara, menghubungkannya dengan teori dan literatur terkait, serta menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Misalnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial memiliki dampak positif dan negatif bagi pola komunikasi remaja. Dampak positifnya adalah mempermudah komunikasi, sementara dampak negatifnya adalah potensi isolasi dan tekanan.

Penyusunan Laporan

Setelah melakukan wawancara, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan mini riset wawancara yang baik dan informatif. Laporan ini merupakan hasil akhir dari proses riset yang dilakukan, dan menjadi dokumentasi yang berisi temuan-temuan penting dari wawancara.

Langkah-Langkah Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan mini riset wawancara terdiri dari beberapa langkah penting yang harus diperhatikan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

  1. Pengumpulan Data: Langkah awal adalah mengumpulkan semua data yang diperoleh dari wawancara. Ini termasuk transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi pendukung lainnya. Pastikan semua data terorganisir dengan baik dan mudah diakses.
  2. Analisis Data: Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti analisis tematik, analisis naratif, atau analisis konten. Tujuan dari analisis adalah untuk mengidentifikasi pola, tema, dan informasi penting dari data wawancara.
  3. Penyusunan Kerangka Laporan: Setelah menganalisis data, langkah selanjutnya adalah menyusun kerangka laporan. Kerangka ini berfungsi sebagai panduan untuk menulis laporan secara terstruktur dan logis. Kerangka laporan umumnya terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
  4. Penulisan Laporan: Setelah kerangka laporan selesai, langkah selanjutnya adalah menulis laporan. Penulisan laporan harus dilakukan dengan bahasa yang jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Gunakan paragraf yang terstruktur, kalimat yang gramatikal, dan gaya penulisan yang formal.
  5. Penyuntingan dan Koreksi: Setelah laporan selesai ditulis, langkah selanjutnya adalah menyunting dan mengoreksi laporan tersebut. Proses penyuntingan dan koreksi bertujuan untuk memastikan bahwa laporan bebas dari kesalahan ejaan, tata bahasa, dan gaya penulisan. Pastikan juga bahwa laporan sesuai dengan standar akademik yang berlaku.
  6. Pemformatan Laporan: Langkah terakhir adalah memformat laporan. Pemformatan laporan meliputi pengaturan tata letak, font, ukuran font, spasi, dan margin. Pastikan laporan memiliki format yang konsisten dan mudah dibaca.
Read more:  Contoh Analisis Tema Budaya PDF: Panduan Lengkap untuk Penelitian Sosial dan Budaya

Format Penulisan Laporan

Format penulisan laporan mini riset wawancara umumnya mengikuti standar akademik. Berikut adalah contoh format penulisan laporan yang baik dan sesuai dengan standar akademik:

Bagian Isi
Pendahuluan
  • Latar Belakang: Jelaskan alasan mengapa penelitian ini dilakukan dan konteksnya.
  • Rumusan Masalah: Tuliskan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab melalui wawancara.
  • Tujuan Penelitian: Tuliskan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini.
  • Metode Penelitian: Jelaskan metode penelitian yang digunakan, termasuk jenis wawancara, jumlah responden, dan teknik pengumpulan data.
Pembahasan
  • Presentasi Data: Sajikan data yang diperoleh dari wawancara secara sistematis dan terstruktur.
  • Analisis Data: Jelaskan analisis data yang dilakukan dan temuan-temuan penting dari wawancara.
  • Diskusi: Hubungkan temuan-temuan dengan teori atau penelitian terdahulu. Jelaskan implikasi dari temuan-temuan tersebut.
Penutup
  • Kesimpulan: Rangkum temuan-temuan utama dari penelitian ini.
  • Saran: Berikan saran berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh.

Contoh format penulisan laporan ini hanya sebagai panduan umum. Format laporan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan standar institusi yang berlaku.

Contoh Laporan Mini Riset Wawancara

Laporan mini riset wawancara ini membahas tentang pengaruh media sosial terhadap pola konsumsi makanan sehat di kalangan remaja. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 5 remaja berusia 15-18 tahun yang aktif menggunakan media sosial.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Pola Konsumsi Makanan Sehat

Hasil wawancara menunjukkan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola konsumsi makanan sehat di kalangan remaja. Media sosial menjadi sumber informasi dan inspirasi mengenai makanan sehat, tetapi juga dapat memicu perilaku konsumtif dan tidak sehat.

  • Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai makanan sehat dari media sosial, seperti Instagram dan TikTok. “Aku sering lihat konten tentang makanan sehat di Instagram, kayak resep-resep yang mudah dibuat dan sehat,” ujar Sarah (17 tahun).
  • Media sosial juga menjadi tempat bagi para remaja untuk saling menginspirasi dan memotivasi satu sama lain dalam menjaga pola makan sehat. “Aku suka lihat temen-temenku di TikTok yang nge-share tentang makanan sehat dan olahraga, jadi aku termotivasi untuk hidup lebih sehat,” kata David (16 tahun).
  • Namun, media sosial juga dapat memicu perilaku konsumtif dan tidak sehat. “Kadang aku ngerasa tertekan liat orang-orang di Instagram yang makan makanan sehat dan mewah, jadi aku pengen nyoba juga meskipun gak punya budget,” ungkap Maya (18 tahun).

Persepsi Remaja tentang Informasi Makanan Sehat di Media Sosial

Responden juga mengungkapkan persepsi mereka tentang informasi makanan sehat yang beredar di media sosial. Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka tidak selalu percaya dengan informasi yang mereka temukan di media sosial, terutama jika informasi tersebut tidak berasal dari sumber yang kredibel.

“Aku gak selalu percaya sama informasi tentang makanan sehat di media sosial, karena banyak juga yang asal nge-share tanpa sumber yang jelas,” kata Kevin (17 tahun).

Remaja juga menyadari bahwa banyak informasi tentang makanan sehat di media sosial yang bersifat tendensius dan tidak akurat. “Aku sering liat konten tentang makanan yang katanya bisa bikin kurus dalam waktu singkat, tapi menurutku itu gak sehat,” ujar Lisa (15 tahun).

Read more:  Menelusuri Jejak Waktu: Tema Penelitian Sejarah Diakronik Ditunjukkan oleh Nomor

Saran dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa media sosial memiliki peran penting dalam membentuk pola konsumsi makanan sehat di kalangan remaja. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang beredar di media sosial dapat dipercaya. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk selektif dalam memilih informasi dan sumber yang kredibel.

Berikut adalah beberapa saran dan rekomendasi yang dapat membantu remaja dalam mengelola pengaruh media sosial terhadap pola konsumsi makanan sehat:

  • Memilih sumber informasi yang kredibel, seperti ahli gizi atau lembaga kesehatan.
  • Memeriksa informasi dengan sumber lain sebelum mempercayainya.
  • Menghindari konten yang tendensius dan tidak akurat.
  • Mencari informasi tentang makanan sehat yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh.
  • Membangun kebiasaan makan sehat yang berkelanjutan, bukan hanya mengikuti tren di media sosial.

Kriteria Penilaian Laporan Mini Riset Wawancara

Laporan mini riset wawancara merupakan hasil akhir dari proses penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Laporan ini menjadi bukti tertulis yang menunjukkan hasil dan analisis dari data yang diperoleh melalui wawancara. Untuk menilai kualitas laporan mini riset wawancara, dibutuhkan kriteria penilaian yang komprehensif. Kriteria ini membantu dalam menentukan sejauh mana laporan tersebut memenuhi standar akademik dan ilmiah.

Kriteria Penilaian

Berikut adalah kriteria penilaian yang umum digunakan untuk menilai laporan mini riset wawancara, beserta bobotnya:

Kriteria Bobot (%)
Pendahuluan 15
– Latar Belakang 5
– Rumusan Masalah 5
– Tujuan Penelitian 5
Metode Penelitian 15
– Jenis dan Teknik Wawancara 5
– Populasi dan Sampel 5
– Teknik Pengumpulan Data 5
Hasil dan Pembahasan 30
– Penyajian Data 10
– Analisis Data 10
– Pembahasan 10
Kesimpulan dan Saran 15
– Kesimpulan 5
– Saran 10
Daftar Pustaka 10
– Kelengkapan dan Keakuratan Referensi 5
– Format Penulisan Daftar Pustaka 5
Bahasa dan Penyajian 15
– Kejelasan Bahasa 5
– Kesesuaian dengan EYD 5
– Tata Letak dan Format 5

Kriteria penilaian ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan fokus penelitian. Bobot penilaian juga dapat diubah sesuai dengan prioritas yang ingin ditekankan. Misalnya, jika penelitian fokus pada analisis data, maka bobot penilaian untuk hasil dan pembahasan dapat ditingkatkan. Sebaliknya, jika penelitian fokus pada metode penelitian, maka bobot penilaian untuk metode penelitian dapat ditingkatkan.

9 Tips Menyusun Laporan Mini Riset Wawancara yang Baik

Laporan mini riset wawancara merupakan hasil dari proses pengumpulan data melalui wawancara yang disusun secara ringkas dan informatif. Laporan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil temuan, analisis, dan kesimpulan dari data yang diperoleh. Untuk membuat laporan mini riset wawancara yang baik, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah 9 tips yang dapat membantu kamu menyusun laporan mini riset wawancara yang efektif dan menarik.

1. Menentukan Tujuan dan Fokus Laporan

Sebelum memulai penulisan, pastikan kamu sudah memiliki tujuan dan fokus laporan yang jelas. Apa yang ingin kamu capai dengan laporan ini? Apa pertanyaan riset yang ingin kamu jawab? Dengan menentukan tujuan dan fokus, kamu dapat mengarahkan isi laporan agar tetap relevan dan terstruktur dengan baik.

2. Menyusun Kerangka Laporan

Setelah menentukan tujuan dan fokus, buatlah kerangka laporan yang sistematis. Kerangka ini akan membantumu mengolah data dan menyusun laporan secara terstruktur. Kerangka laporan umumnya terdiri dari bagian pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan.

3. Menyajikan Data Secara Jelas dan Rapi

Data yang diperoleh dari wawancara harus disajikan secara jelas dan rapi dalam laporan. Gunakan tabel, grafik, atau diagram untuk memvisualisasikan data dan membuatnya lebih mudah dipahami. Pastikan data yang disajikan relevan dengan tujuan dan fokus laporan.

4. Menganalisis Data Secara Objektif

Analisis data merupakan bagian penting dalam laporan mini riset wawancara. Analisis harus dilakukan secara objektif dan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Hindari menambahkan pendapat pribadi yang tidak didukung oleh data.

5. Menyusun Kesimpulan yang Jelas dan Singkat

Kesimpulan merupakan bagian penting dalam laporan mini riset wawancara. Kesimpulan harus menyatakan hasil temuan dan analisis secara jelas dan singkat. Kesimpulan juga harus menjawab pertanyaan riset yang telah ditetapkan di awal.

Read more:  Contoh Latar Belakang Laporan Observasi: Panduan Menarik untuk Pemula

6. Menggunakan Bahasa yang Formal dan Jelas

Gunakan bahasa yang formal dan jelas dalam menulis laporan mini riset wawancara. Hindari penggunaan bahasa gaul atau kata-kata yang sulit dipahami. Pastikan kalimat yang digunakan singkat dan mudah dipahami.

7. Memperhatikan Tata Letak dan Format

Tata letak dan format laporan juga penting untuk meningkatkan kredibilitas laporan. Gunakan font yang mudah dibaca, spasi yang sesuai, dan judul yang jelas. Pastikan laporan terstruktur dengan baik dan mudah dibaca.

8. Melakukan Proofreading dan Editing

Sebelum menyerahkan laporan, lakukan proofreading dan editing untuk memastikan tidak ada kesalahan ejaan, tata bahasa, dan format. Minta orang lain untuk membaca laporan dan memberikan masukan.

9. Menyertakan Daftar Pustaka

Jika kamu menggunakan sumber referensi dalam laporan, sertakan daftar pustaka yang lengkap. Daftar pustaka merupakan bukti bahwa informasi yang kamu gunakan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Sumber Referensi

Contoh laporan mini riset wawancara

Membangun sebuah laporan mini riset wawancara yang solid dan kredibel memerlukan dukungan kuat dari sumber referensi yang relevan. Sumber-sumber ini berperan penting dalam memperkuat argumen, memberikan konteks, dan meningkatkan kredibilitas laporan. Berikut ini adalah beberapa jenis sumber referensi yang dapat digunakan:

Buku

Buku merupakan sumber referensi yang komprehensif dan terpercaya. Buku-buku yang membahas tentang metodologi penelitian, teknik wawancara, dan analisis data sangat bermanfaat untuk membangun kerangka kerja laporan mini riset wawancara. Buku-buku ini memberikan panduan yang mendalam tentang bagaimana merancang penelitian, melakukan wawancara, dan menginterpretasikan data yang diperoleh.

  • Contoh: “Metodologi Penelitian Kualitatif” oleh Lexy Moleong, “Teknik Wawancara” oleh Sugiyono, “Analisis Data Kualitatif” oleh Patton.

Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah merupakan sumber referensi yang sangat relevan untuk laporan mini riset wawancara. Jurnal-jurnal ini memuat hasil penelitian terbaru dan artikel ilmiah yang ditulis oleh para ahli di bidangnya. Jurnal ilmiah dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang topik yang diteliti, serta metode penelitian dan analisis data yang digunakan dalam penelitian sebelumnya.

  • Contoh: “Jurnal Komunikasi”, “Jurnal Psikologi”, “Jurnal Pendidikan”, “Jurnal Sosiologi”.

Website

Website merupakan sumber referensi yang mudah diakses dan dapat memberikan informasi terkini tentang berbagai topik. Website resmi lembaga penelitian, organisasi profesional, dan universitas dapat menjadi sumber informasi yang valid dan terpercaya. Website-website ini seringkali menyediakan data statistik, laporan penelitian, dan artikel ilmiah yang dapat digunakan untuk mendukung penulisan laporan mini riset wawancara.

  • Contoh: Website Badan Pusat Statistik (BPS), Website Kementerian Riset dan Teknologi, Website Perguruan Tinggi terkemuka.

Laporan Penelitian

Laporan penelitian merupakan sumber referensi yang sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi yang spesifik dan mendalam tentang topik yang diteliti. Laporan penelitian ini dapat memberikan data empiris, analisis, dan kesimpulan yang dapat digunakan untuk mendukung argumen dalam laporan mini riset wawancara.

  • Contoh: Laporan penelitian tentang kepuasan pelanggan, laporan penelitian tentang efektivitas program pelatihan, laporan penelitian tentang tren pasar.

Data Statistik

Data statistik dapat memberikan gambaran umum tentang suatu topik dan mendukung argumen dalam laporan mini riset wawancara. Data statistik dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), lembaga penelitian, dan website resmi pemerintah.

  • Contoh: Data statistik tentang jumlah penduduk, data statistik tentang tingkat pengangguran, data statistik tentang pertumbuhan ekonomi.

Artikel Berita

Artikel berita dapat memberikan informasi terkini dan konteks yang relevan dengan topik yang diteliti. Artikel berita dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti website berita, majalah, dan surat kabar.

  • Contoh: Artikel berita tentang kebijakan pemerintah, artikel berita tentang isu sosial, artikel berita tentang perkembangan teknologi.

Dokumen Resmi

Dokumen resmi seperti peraturan pemerintah, undang-undang, dan kebijakan organisasi dapat memberikan informasi yang valid dan terpercaya tentang suatu topik. Dokumen resmi dapat diperoleh dari website resmi pemerintah, lembaga terkait, dan perpustakaan.

  • Contoh: Peraturan pemerintah tentang pendidikan, undang-undang tentang ketenagakerjaan, kebijakan perusahaan tentang keselamatan kerja.

Wawancara

Wawancara dengan para ahli, praktisi, dan stakeholder dapat memberikan informasi yang mendalam dan perspektif yang unik tentang topik yang diteliti. Wawancara ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon.

  • Contoh: Wawancara dengan dosen, praktisi di bidang terkait, dan tokoh masyarakat.

Observasi

Observasi lapangan dapat memberikan data empiris yang berharga untuk mendukung penulisan laporan mini riset wawancara. Observasi dapat dilakukan secara langsung di lokasi penelitian atau melalui video, foto, dan dokumentasi lainnya.

  • Contoh: Observasi di sekolah, di tempat kerja, di lingkungan masyarakat.

Dokumentasi, Contoh laporan mini riset wawancara

Dokumentasi seperti foto, video, dan dokumen tertulis dapat memberikan informasi yang berharga tentang suatu topik. Dokumentasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti arsip, museum, dan lembaga terkait.

  • Contoh: Foto dokumentasi tentang kegiatan masyarakat, video dokumentasi tentang pembangunan infrastruktur, dokumen tertulis tentang sejarah suatu organisasi.

Akhir Kata

Membuat laporan mini riset wawancara yang efektif dan menarik memerlukan ketelitian dan strategi yang tepat. Dengan memahami struktur, metode, dan teknik analisis yang tepat, Anda dapat menghasilkan laporan yang informatif dan bermakna. Ingatlah, tujuan utama dari laporan mini riset wawancara adalah untuk berbagi hasil penelitian dan memberikan kontribusi bagi pengembangan pengetahuan dan pemahaman.

Also Read

Bagikan: