Cara menghitung metode fifo – Metode FIFO (First In, First Out) merupakan salah satu metode akuntansi persediaan yang paling umum digunakan. Metode ini berasumsi bahwa barang yang dibeli pertama kali akan dijual pertama kali. Dengan kata lain, persediaan yang masuk lebih dulu akan keluar lebih dulu. Dalam konteks akuntansi, metode FIFO membantu bisnis dalam menghitung nilai persediaan dan biaya pokok penjualan.
Menghitung metode FIFO mungkin terdengar rumit, namun sebenarnya prosesnya cukup sederhana. Artikel ini akan membahas secara detail langkah-langkah dalam menghitung metode FIFO, lengkap dengan contoh kasus dan tabel perhitungan. Selain itu, Anda juga akan mengetahui kelebihan dan kekurangan metode FIFO, serta bagaimana penerapannya dalam berbagai jenis bisnis.
Pengertian Metode FIFO: Cara Menghitung Metode Fifo
Metode FIFO (First In, First Out) merupakan salah satu metode pencatatan persediaan yang digunakan dalam akuntansi. Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang dibeli pertama akan dijual pertama. Dengan kata lain, persediaan yang paling lama dibeli akan dikeluarkan pertama kali ketika ada penjualan.
Contoh Penerapan Metode FIFO
Misalnya, sebuah toko baju membeli 100 kaos dengan harga Rp 50.000 per kaos pada tanggal 1 Januari. Kemudian, pada tanggal 15 Januari, toko tersebut membeli lagi 150 kaos dengan harga Rp 60.000 per kaos. Pada tanggal 20 Januari, toko tersebut menjual 100 kaos.
Dengan metode FIFO, 100 kaos yang dijual pada tanggal 20 Januari dianggap berasal dari pembelian pertama pada tanggal 1 Januari. Artinya, biaya persediaan yang digunakan untuk menghitung laba penjualan adalah Rp 50.000 per kaos. Hal ini karena kaos yang dibeli pertama dianggap sebagai yang pertama dijual.
Perbedaan Metode FIFO dan LIFO, Cara menghitung metode fifo
Metode FIFO dan LIFO merupakan dua metode pencatatan persediaan yang paling umum digunakan. Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan utama antara kedua metode tersebut:
Aspek | FIFO | LIFO |
---|---|---|
Asumsi | Barang yang dibeli pertama dijual pertama | Barang yang dibeli terakhir dijual pertama |
Biaya Persediaan | Biaya persediaan yang paling lama dibeli digunakan untuk menghitung laba penjualan | Biaya persediaan yang paling baru dibeli digunakan untuk menghitung laba penjualan |
Laba Kotor | Laba kotor biasanya lebih tinggi dengan metode FIFO | Laba kotor biasanya lebih rendah dengan metode LIFO |
Pajak | Beban pajak biasanya lebih tinggi dengan metode FIFO | Beban pajak biasanya lebih rendah dengan metode LIFO |
Akhir Kata
Memahami metode FIFO dan cara menghitungnya sangat penting bagi bisnis untuk mengelola persediaan secara efektif dan akurat. Dengan menerapkan metode FIFO, bisnis dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang nilai persediaan dan biaya pokok penjualan, yang pada akhirnya akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat terkait strategi penjualan, pengadaan, dan pengelolaan keuangan.