Pernahkah Anda melihat miniatur mobil atau pesawat yang tampak persis seperti aslinya, hanya saja ukurannya lebih kecil? Atau mungkin Anda pernah memperhatikan bayangan pohon yang terpantul di tanah? Kedua contoh tersebut merupakan ilustrasi nyata dari konsep bangun sebangun. Dalam geometri, dua bangun dikatakan sebangun jika bentuknya sama, namun ukurannya berbeda. Contoh soal sebangun membantu kita memahami bagaimana konsep ini diterapkan dalam berbagai situasi.
Melalui contoh soal sebangun, kita dapat mempelajari cara menentukan apakah dua bangun sebangun, menghitung perbandingan sisi dan sudutnya, serta mengaplikasikan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita selami lebih dalam tentang konsep sebangun dan bagaimana contoh soal membantu kita memahami penerapannya.
Pengertian Bangun
Dalam geometri, bangun merupakan objek yang memiliki bentuk dan ukuran tertentu. Bangun dapat berupa dua dimensi (2D) atau tiga dimensi (3D). Bangun 2D hanya memiliki panjang dan lebar, sedangkan bangun 3D memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Bangun 2D biasanya disebut dengan bentuk, sementara bangun 3D disebut dengan benda ruang.
Jenis-Jenis Bangun
Ada banyak jenis bangun, baik bangun 2D maupun bangun 3D. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Bangun 2D:
- Segitiga: Bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga sudut.
- Persegi: Bangun datar yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku.
- Lingkaran: Bangun datar yang memiliki titik pusat dan semua titik pada kelilingnya berjarak sama dari titik pusat.
- Bangun 3D:
- Kubus: Bangun ruang yang memiliki enam sisi persegi yang kongruen.
- Balok: Bangun ruang yang memiliki enam sisi persegi panjang.
- Bola: Bangun ruang yang memiliki titik pusat dan semua titik pada permukaannya berjarak sama dari titik pusat.
Perbedaan Bangun Sebangun dan Bangun Kongruen
Bangun sebangun dan bangun kongruen adalah dua konsep penting dalam geometri. Berikut adalah perbedaannya:
- Bangun sebangun: Dua bangun dikatakan sebangun jika bentuknya sama tetapi ukurannya berbeda. Artinya, semua sudut yang bersesuaian pada kedua bangun sama besar, dan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Contohnya, dua segitiga yang memiliki sudut-sudut yang sama besar tetapi sisi-sisi yang berbeda panjang.
- Bangun kongruen: Dua bangun dikatakan kongruen jika bentuk dan ukurannya sama. Artinya, semua sudut yang bersesuaian pada kedua bangun sama besar, dan semua sisi yang bersesuaian sama panjang. Contohnya, dua persegi yang memiliki sisi-sisi yang sama panjang.
Syarat Kebangun Sebangun
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika bentuknya sama, tetapi ukurannya berbeda. Untuk menentukan apakah dua bangun datar sebangun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut didasarkan pada hubungan antara sudut dan sisi-sisi dari kedua bangun tersebut.
Syarat-syarat Kebangun Sebangun
Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dua bangun datar dapat dikatakan sebangun:
- Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
- Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.
Tabel Syarat Kebangun Sebangun
Tabel berikut merangkum syarat-syarat kesebangunan dua bangun:
Syarat | Keterangan |
---|---|
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar | Sudut-sudut yang terletak pada posisi yang sama pada kedua bangun memiliki ukuran yang sama. |
Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding | Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua bangun sama. |
Cara Menentukan Kebangun Sebangun, Contoh soal sebangun
Untuk menentukan apakah dua bangun sebangun, Anda dapat menggunakan syarat-syarat yang telah disebutkan di atas. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:
- Identifikasi sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun. Periksa apakah sudut-sudut tersebut sama besar.
- Identifikasi sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua bangun. Hitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian.
- Bandingkan perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian. Jika perbandingan tersebut sama untuk semua pasangan sisi yang bersesuaian, maka kedua bangun tersebut sebangun.
Perbandingan Sisi Bangun Sebangun
Ketika dua bangun dikatakan sebangun, artinya mereka memiliki bentuk yang sama tetapi ukuran yang berbeda. Hubungan antara sisi-sisi bangun sebangun sangat penting untuk memahami konsep sebangun itu sendiri dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang perbandingan sisi-sisi bangun sebangun, bagaimana cara menentukannya, dan bagaimana perbandingan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Hubungan Perbandingan Sisi
Perbandingan sisi-sisi bangun sebangun memiliki hubungan yang erat. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun sebangun selalu sama. Artinya, jika kita mengambil dua sisi yang bersesuaian pada dua bangun sebangun, maka perbandingan panjang kedua sisi tersebut akan sama dengan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian lainnya.
Contohnya, perhatikan dua segitiga ABC dan DEF yang sebangun:
AB/DE = BC/EF = AC/DF
Perbandingan ini berlaku untuk semua sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga tersebut.
Contoh Soal dan Penyelesaian
Mari kita lihat contoh soal yang melibatkan perbandingan sisi-sisi bangun sebangun:
Sebuah segitiga ABC memiliki panjang sisi AB = 6 cm, BC = 8 cm, dan AC = 10 cm. Segitiga DEF sebangun dengan segitiga ABC, dan panjang sisi DE = 9 cm. Berapakah panjang sisi EF dan DF?
Karena segitiga ABC dan DEF sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama. Kita dapat menggunakan perbandingan ini untuk menentukan panjang sisi EF dan DF:
- AB/DE = BC/EF = AC/DF
- 6/9 = 8/EF = 10/DF
Dari perbandingan tersebut, kita dapat menghitung:
- EF = (9 * 8) / 6 = 12 cm
- DF = (9 * 10) / 6 = 15 cm
Jadi, panjang sisi EF adalah 12 cm dan panjang sisi DF adalah 15 cm.
Diagram Perbandingan Sisi
Berikut adalah diagram yang menunjukkan perbandingan sisi-sisi bangun sebangun:
Misalkan kita memiliki dua persegi panjang ABCD dan EFGH yang sebangun. Panjang sisi AB = 4 cm, BC = 6 cm, EF = 8 cm, dan FG = 12 cm.
Diagram ini menunjukkan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian:
Sisi | Panjang Sisi ABCD | Panjang Sisi EFGH | Perbandingan |
---|---|---|---|
AB | 4 cm | 8 cm | 1:2 |
BC | 6 cm | 12 cm | 1:2 |
CD | 4 cm | 8 cm | 1:2 |
DA | 6 cm | 12 cm | 1:2 |
Perhatikan bahwa perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian selalu sama, yaitu 1:2. Hal ini menunjukkan bahwa kedua persegi panjang tersebut sebangun.
Perbandingan Sudut Bangun Sebangun
Ketika dua bangun geometri dikatakan sebangun, artinya mereka memiliki bentuk yang sama tetapi ukuran yang berbeda. Salah satu sifat penting dari bangun sebangun adalah perbandingan sudut-sudutnya.
Hubungan Sudut Bangun Sebangun
Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun sebangun memiliki besar yang sama. Ini berarti jika dua bangun sebangun, maka sudut-sudut yang berpasangan pada kedua bangun tersebut akan memiliki nilai derajat yang identik.
Contoh Soal Perbandingan Sudut
Misalkan kita memiliki dua segitiga, ΔABC dan ΔDEF, yang sebangun. Diketahui bahwa ∠A = 60°, ∠B = 80°, dan ∠C = 40°. Jika kita ingin mengetahui besar sudut-sudut pada segitiga DEF, kita dapat langsung menentukannya karena sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun sebangun memiliki besar yang sama.
Maka, ∠D = 60°, ∠E = 80°, dan ∠F = 40°.
Tabel Perbandingan Sudut Bangun Sebangun
Sudut pada Bangun Pertama | Sudut pada Bangun Kedua |
---|---|
∠A | ∠D |
∠B | ∠E |
∠C | ∠F |
Penerapan Konsep Bangun Sebangun
Konsep bangun sebangun, yang menyatakan bahwa dua bangun geometri memiliki bentuk yang sama tetapi ukuran yang berbeda, memiliki aplikasi luas dalam kehidupan sehari-hari. Penerapannya tidak hanya terbatas pada bidang matematika, tetapi juga meluas ke berbagai bidang seperti arsitektur, seni, dan bahkan ilmu pengetahuan.
Contoh Penerapan Konsep Bangun Sebangun
Salah satu contoh paling umum dari penerapan konsep bangun sebangun adalah dalam menghitung tinggi suatu gedung dengan menggunakan bayangannya. Dengan memanfaatkan prinsip kesebangunan, kita dapat menentukan tinggi gedung dengan mengukur panjang bayangan gedung dan membandingkannya dengan panjang bayangan benda yang tingginya sudah diketahui.
Contoh soal sebangun seringkali muncul dalam pelajaran matematika, biasanya melibatkan perbandingan sisi-sisi dua bangun yang memiliki bentuk sama. Nah, konsep perbandingan ini juga diterapkan dalam soal-soal mengenai kurs jual dan kurs beli. Misalnya, jika kamu ingin menukarkan uang rupiah ke dolar, kamu akan menemukan dua jenis kurs, yaitu kurs jual dan kurs beli.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai contoh soal kurs jual dan kurs beli, kamu bisa mengunjungi contoh soal kurs jual dan kurs beli. Setelah memahami contoh soal kurs jual dan kurs beli, kamu bisa kembali berlatih soal-soal sebangun untuk mengasah kemampuanmu dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan perbandingan.
- Misalnya, jika kita ingin mengetahui tinggi gedung A, kita dapat mengukur panjang bayangan gedung A (BA) dan membandingkannya dengan panjang bayangan benda yang tingginya sudah diketahui, misalnya pohon B (BB).
- Asumsikan tinggi pohon B (TB) adalah 5 meter dan panjang bayangannya (BB) adalah 3 meter.
- Jika panjang bayangan gedung A (BA) adalah 15 meter, maka tinggi gedung A (TA) dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan:
TA/BA = TB/BB
- TA/15 = 5/3
- TA = (5/3) * 15
- TA = 25 meter
Dengan demikian, tinggi gedung A adalah 25 meter.
Ilustrasi Penerapan Konsep Bangun Sebangun
Contoh lain dari penerapan konsep bangun sebangun adalah dalam pembuatan peta. Peta merupakan representasi grafis dari wilayah tertentu yang disederhanakan dengan menggunakan skala tertentu. Skala peta menunjukkan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.
Ilustrasi sederhana, bayangkan sebuah peta dengan skala 1:100.000. Ini berarti bahwa setiap 1 cm pada peta mewakili 100.000 cm atau 1 km di lapangan.
Konsep bangun sebangun digunakan dalam pembuatan peta untuk memastikan bahwa semua bentuk dan ukuran pada peta sebanding dengan bentuk dan ukuran sebenarnya di lapangan.
Dengan menggunakan prinsip kesebangunan, para pembuat peta dapat membuat peta yang akurat dan mudah dipahami.
Contoh Soal Sebangun
Sebangun merupakan konsep penting dalam geometri yang menggambarkan hubungan antara dua bangun yang memiliki bentuk sama tetapi ukuran berbeda. Dua bangun dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Untuk memahami konsep ini, kita akan mempelajari beberapa contoh soal sebangun.
Menentukan Apakah Dua Bangun Sebangun
Untuk menentukan apakah dua bangun sebangun, kita perlu memeriksa apakah memenuhi syarat-syarat kesebangunan, yaitu:
- Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
- Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding
Berikut contoh soal yang menanyakan apakah dua bangun sebangun atau tidak:
Perhatikan dua segitiga berikut:
Segitiga ABC dengan panjang sisi AB = 6 cm, BC = 8 cm, dan AC = 10 cm.
Segitiga DEF dengan panjang sisi DE = 3 cm, EF = 4 cm, dan DF = 5 cm.
Apakah segitiga ABC dan segitiga DEF sebangun?
Untuk menentukan apakah kedua segitiga tersebut sebangun, kita perlu memeriksa apakah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.
Pertama, kita perhatikan sudut-sudutnya. Jika kedua segitiga memiliki bentuk yang sama, maka sudut-sudut yang bersesuaian pasti sama besar. Kita bisa melihat bahwa segitiga ABC dan segitiga DEF memiliki bentuk yang sama, sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pasti sama besar.
Selanjutnya, kita perhatikan sisi-sisi yang bersesuaian. Kita bisa melihat bahwa:
- AB/DE = 6/3 = 2
- BC/EF = 8/4 = 2
- AC/DF = 10/5 = 2
Karena perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama, yaitu 2, maka sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Oleh karena itu, segitiga ABC dan segitiga DEF sebangun.
Menentukan Perbandingan Sisi atau Sudut Bangun Sebangun
Jika dua bangun sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Berikut contoh soal yang menanyakan perbandingan sisi atau sudut bangun sebangun:
Perhatikan dua persegi panjang berikut:
Persegi panjang ABCD dengan panjang AB = 12 cm dan lebar BC = 8 cm.
Persegi panjang EFGH dengan panjang EF = 6 cm dan lebar FG = 4 cm.
Tentukan perbandingan sisi-sisi dan sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua persegi panjang tersebut!
Karena kedua persegi panjang sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama. Kita bisa melihat bahwa:
- AB/EF = 12/6 = 2
- BC/FG = 8/4 = 2
- CD/GH = 12/6 = 2
- DA/HE = 8/4 = 2
Jadi, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian adalah 2. Artinya, setiap sisi pada persegi panjang ABCD dua kali lebih panjang dari sisi yang bersesuaian pada persegi panjang EFGH.
Perhatikan bahwa semua sudut pada persegi panjang adalah siku-siku (90 derajat). Karena kedua persegi panjang sebangun, maka sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, perbandingan sudut-sudut yang bersesuaian adalah 1:1.
Cara Menyelesaikan Soal Sebangun
Konsep bangun sebangun seringkali muncul dalam soal-soal matematika, khususnya geometri. Memahami konsep ini sangat penting untuk menyelesaikan berbagai macam soal. Pada dasarnya, dua bangun dikatakan sebangun jika memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah menyelesaikan soal sebangun dengan contoh soal yang mudah dipahami.
Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Sebangun
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menyelesaikan soal yang melibatkan konsep bangun sebangun:
- Identifikasi jenis bangun yang terlibat. Apakah itu segitiga, persegi panjang, atau bangun lainnya? Hal ini penting untuk menentukan perbandingan sisi yang sesuai.
- Tentukan sisi-sisi yang bersesuaian. Sisi-sisi yang bersesuaian adalah sisi-sisi yang memiliki posisi yang sama pada kedua bangun. Misalnya, sisi terpanjang pada bangun pertama akan bersesuaian dengan sisi terpanjang pada bangun kedua.
- Buat perbandingan sisi yang bersesuaian. Perbandingan ini harus sama untuk semua sisi yang bersesuaian.
- Selesaikan persamaan yang diperoleh. Setelah mendapatkan perbandingan sisi, Anda dapat menyelesaikan persamaan yang melibatkan sisi-sisi yang belum diketahui.
Contoh Soal Sebangun
Misalkan kita memiliki dua buah segitiga, yaitu segitiga ABC dan segitiga DEF. Diketahui bahwa segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF. Panjang sisi AB adalah 6 cm, BC adalah 8 cm, dan AC adalah 10 cm. Panjang sisi DE adalah 9 cm. Berapakah panjang sisi EF dan DF?
Berikut langkah-langkah penyelesaiannya:
- Identifikasi jenis bangun yang terlibat. Kedua bangun yang terlibat adalah segitiga.
- Tentukan sisi-sisi yang bersesuaian. Sisi AB bersesuaian dengan sisi DE, sisi BC bersesuaian dengan sisi EF, dan sisi AC bersesuaian dengan sisi DF.
- Buat perbandingan sisi yang bersesuaian. Perbandingan sisi yang bersesuaian dapat ditulis sebagai berikut:
AB/DE = BC/EF = AC/DF
- Selesaikan persamaan yang diperoleh. Kita sudah mengetahui panjang AB, DE, BC, dan AC. Kita dapat menggunakan perbandingan ini untuk mencari panjang EF dan DF.
6/9 = 8/EF = 10/DF
Untuk mencari panjang EF, kita dapat menyelesaikan persamaan 6/9 = 8/EF. Dengan mengalikan silang, kita mendapatkan 6EF = 72. Selanjutnya, kita bagi kedua ruas dengan 6, sehingga EF = 12 cm.
Untuk mencari panjang DF, kita dapat menyelesaikan persamaan 6/9 = 10/DF. Dengan mengalikan silang, kita mendapatkan 6DF = 90. Selanjutnya, kita bagi kedua ruas dengan 6, sehingga DF = 15 cm.
Jadi, panjang sisi EF adalah 12 cm dan panjang sisi DF adalah 15 cm.
Soal Sebangun Tingkat Kesulitan Berbeda: Contoh Soal Sebangun
Soal sebangun bisa dijumpai dalam berbagai tingkat kesulitan, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Kemampuan memahami konsep sebangun dan mengaplikasikannya dalam berbagai situasi merupakan kunci untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Artikel ini akan membahas contoh soal sebangun dengan tingkat kesulitan yang berbeda, serta menjelaskan perbedaan pendekatan dalam menyelesaikannya.
Contoh Soal Sebangun Tingkat Kesulitan Berbeda
Berikut ini adalah contoh soal sebangun dengan tingkat kesulitan yang berbeda:
- Soal Mudah: Diketahui dua segitiga ABC dan DEF sebangun. Jika panjang sisi AB = 6 cm, BC = 8 cm, dan DE = 9 cm, tentukan panjang sisi EF.
- Soal Sedang: Dua persegi panjang ABCD dan EFGH sebangun. Jika panjang sisi AB = 10 cm, BC = 5 cm, dan EF = 15 cm, tentukan luas persegi panjang EFGH.
- Soal Sulit: Sebuah tiang bendera berdiri tegak di atas tanah. Bayangan tiang bendera di tanah memiliki panjang 12 meter. Pada saat yang sama, bayangan sebuah pohon yang tingginya 5 meter memiliki panjang 6 meter. Tentukan tinggi tiang bendera.
Perbedaan Pendekatan dalam Menyelesaikan Soal
Perbedaan pendekatan dalam menyelesaikan soal sebangun dengan tingkat kesulitan yang berbeda terletak pada:
- Tingkat Kerumitan: Soal mudah biasanya hanya melibatkan satu langkah penyelesaian, sedangkan soal sedang dan sulit membutuhkan beberapa langkah dan pemahaman konsep yang lebih mendalam.
- Konteks: Soal mudah biasanya hanya melibatkan bangun datar sederhana, sedangkan soal sedang dan sulit bisa melibatkan bangun ruang atau situasi nyata.
- Strategi Penyelesaian: Soal mudah bisa diselesaikan dengan menggunakan rumus sederhana, sedangkan soal sedang dan sulit mungkin membutuhkan penggunaan teorema atau konsep geometri lainnya.
Contoh Soal Menantang dan Strategi Penyelesaian
Berikut ini adalah contoh soal sebangun yang menantang dan strategi penyelesaiannya:
Sebuah segitiga ABC memiliki panjang sisi AB = 10 cm, BC = 12 cm, dan AC = 16 cm. Titik D pada sisi AB dan titik E pada sisi AC sehingga DE sejajar dengan BC. Jika panjang AD = 4 cm, tentukan panjang DE.
Strategi penyelesaian:
- Identifikasi Segitiga Sebangun: Segitiga ABC dan segitiga ADE sebangun karena DE sejajar dengan BC.
- Tentukan Perbandingan Sisi: Karena segitiga sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama.
- Gunakan Perbandingan Sisi untuk Mencari DE: Perbandingan sisi AB dan AD sama dengan perbandingan sisi BC dan DE. Jadi, 10/4 = 12/DE.
- Hitung Panjang DE: Dari persamaan di atas, kita dapat menghitung DE = 4,8 cm.
Soal Sebangun dengan Gambar
Dalam mempelajari konsep kesebangunan, pemahaman visual sangat penting. Soal sebangun yang disertai gambar memberikan representasi konkret dari objek-objek yang saling sebangun, membantu kita dalam memahami dan menyelesaikan masalah. Gambar dalam soal sebangun berfungsi sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan hubungan antar sisi dan sudut pada bangun-bangun yang sebangun.
Menginterpretasikan Gambar
Ketika menghadapi soal sebangun dengan gambar, langkah pertama adalah memahami informasi yang terkandung dalam gambar. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Identifikasi Bangun: Tentukan jenis bangun yang terlibat dalam soal, seperti segitiga, persegi panjang, atau trapesium. Perhatikan bentuk dan ukuran relatif dari setiap bangun.
- Sisi dan Sudut: Perhatikan sisi-sisi dan sudut-sudut yang diberi label atau ditandai pada gambar. Identifikasi sisi-sisi yang bersesuaian dan sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun yang sebangun.
- Perbandingan: Perhatikan perbandingan panjang sisi yang diberikan pada gambar. Perbandingan ini akan menjadi kunci untuk menentukan apakah bangun-bangun tersebut sebangun atau tidak.
Mempermudah Penyelesaian Soal
Gambar dalam soal sebangun dapat diubah atau dimodifikasi untuk mempermudah penyelesaian soal. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Menggambar Ulang: Gambar ulang bangun-bangun yang sebangun dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil. Ini akan membantu dalam melihat dengan lebih jelas hubungan antar sisi dan sudut.
- Menambahkan Garis Bantu: Tambahkan garis bantu pada gambar untuk membentuk segitiga-segitiga yang sebangun. Garis bantu ini dapat membantu dalam menemukan perbandingan sisi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal.
- Menandai Sudut dan Sisi: Tandai sudut-sudut yang bersesuaian dengan tanda yang sama dan sisi-sisi yang bersesuaian dengan tanda yang sama. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi hubungan antar sisi dan sudut.
Contoh Soal
Berikut contoh soal sebangun dengan gambar:
Perhatikan gambar berikut! Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF. Jika panjang AB = 6 cm, BC = 8 cm, dan DE = 9 cm, tentukan panjang EF.
Dalam soal ini, gambar menunjukkan dua segitiga yang sebangun. Informasi yang diberikan adalah panjang sisi AB, BC, dan DE. Kita diminta untuk mencari panjang sisi EF. Untuk menyelesaikan soal ini, kita dapat menggunakan perbandingan sisi yang bersesuaian:
AB/DE = BC/EF
Substitusikan nilai yang diketahui:
6/9 = 8/EF
Selesaikan persamaan untuk mencari nilai EF:
EF = 12 cm
Jadi, panjang sisi EF adalah 12 cm.
Kesimpulan
Dengan memahami konsep sebangun dan latihan melalui contoh soal, kita dapat mengaplikasikannya dalam berbagai situasi, seperti menghitung tinggi gedung, merancang miniatur, atau bahkan menganalisis gambar di bidang teknik. Konsep sebangun tidak hanya penting dalam dunia matematika, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam kehidupan nyata.