Cara menghitung purposive sampling – Penelitian membutuhkan metode pengambilan sampel yang tepat untuk mendapatkan data yang representatif. Salah satu metode yang sering digunakan adalah purposive sampling, yang memilih sampel berdasarkan tujuan penelitian tertentu. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memilih partisipan yang memiliki karakteristik khusus yang relevan dengan penelitian. Dengan demikian, data yang dikumpulkan akan lebih akurat dan relevan dengan fokus penelitian.
Purposive sampling memiliki beberapa jenis, seperti typical case sampling, extreme case sampling, dan critical case sampling. Setiap jenis memiliki karakteristik dan contoh penerapannya sendiri. Peneliti harus memilih jenis purposive sampling yang paling sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Pengertian Purposive Sampling
Purposive sampling, atau sampling bertujuan, adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada tujuan penelitian. Dengan kata lain, peneliti memilih sampel yang paling sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitiannya. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang kaya dan mendalam dari individu atau kelompok yang memiliki karakteristik tertentu yang relevan dengan penelitian.
Contoh Penerapan Purposive Sampling
Bayangkan kamu ingin meneliti pengalaman para guru dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek di sekolah. Alih-alih memilih sampel secara acak, kamu akan memilih guru-guru yang sudah berpengalaman dalam menggunakan metode ini. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan informasi yang lebih detail dan relevan tentang efektivitas metode tersebut.
Perbedaan Purposive Sampling dengan Jenis Sampling Lainnya
Purposive sampling berbeda dengan jenis sampling lainnya, seperti random sampling dan snowball sampling. Berikut adalah perbandingannya:
- Random Sampling: Teknik ini memilih sampel secara acak dari populasi, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Teknik ini lebih umum digunakan dalam penelitian kuantitatif, di mana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan ke populasi yang lebih luas.
- Snowball Sampling: Teknik ini menggunakan sampel awal untuk menemukan anggota sampel lainnya. Misalnya, jika kamu ingin meneliti komunitas pecandu narkoba, kamu bisa meminta bantuan dari beberapa orang yang kamu kenal untuk menemukan orang lain yang memiliki karakteristik yang sama. Teknik ini efektif untuk menjangkau populasi yang sulit diakses.
- Purposive Sampling: Teknik ini berbeda karena peneliti secara aktif memilih sampel yang dianggap paling sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik ini lebih umum digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang fenomena tertentu.
Jenis-Jenis Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel non-probabilitas yang didasarkan pada pemilihan peserta berdasarkan kriteria tertentu. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memilih peserta yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang spesifik dan relevan dengan topik penelitian. Dengan kata lain, peneliti secara sengaja memilih partisipan yang dianggap paling informatif dan representatif untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Tipe-Tipe Purposive Sampling, Cara menghitung purposive sampling
Terdapat berbagai jenis purposive sampling yang bisa digunakan, dan masing-masing memiliki karakteristik dan tujuannya sendiri. Berikut adalah beberapa jenis purposive sampling yang umum digunakan:
- Typical Case Sampling: Teknik ini melibatkan pemilihan peserta yang dianggap “tipikal” atau “representatif” dari populasi yang diteliti. Peneliti memilih peserta yang memiliki karakteristik yang umum dijumpai dalam populasi. Misalnya, jika peneliti ingin mempelajari kebiasaan belanja konsumen, mereka dapat memilih peserta yang memiliki kebiasaan belanja yang dianggap “normal” atau “rata-rata”.
- Extreme or Deviant Case Sampling: Teknik ini melibatkan pemilihan peserta yang memiliki karakteristik yang ekstrem atau menyimpang dari populasi yang diteliti. Peneliti memilih peserta yang memiliki pengalaman atau perilaku yang tidak biasa atau berbeda dari populasi. Misalnya, jika peneliti ingin mempelajari dampak stres pada kesehatan mental, mereka dapat memilih peserta yang mengalami tingkat stres yang sangat tinggi atau sangat rendah.
- Maximum Variation Sampling: Teknik ini melibatkan pemilihan peserta yang memiliki karakteristik yang beragam atau berbeda-beda. Peneliti memilih peserta yang memiliki pengalaman atau perilaku yang berbeda-beda untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang populasi yang diteliti. Misalnya, jika peneliti ingin mempelajari sikap masyarakat terhadap kebijakan tertentu, mereka dapat memilih peserta dari berbagai latar belakang, usia, dan tingkat pendidikan.
Contoh Penerapan
Jenis Purposive Sampling | Karakteristik | Contoh Penerapan |
---|---|---|
Typical Case Sampling | Memilih peserta yang dianggap “tipikal” atau “representatif” dari populasi yang diteliti. | Peneliti ingin mempelajari kebiasaan makan sehat pada remaja. Mereka memilih peserta yang memiliki kebiasaan makan sehat yang dianggap “normal” atau “rata-rata” di kalangan remaja. |
Extreme or Deviant Case Sampling | Memilih peserta yang memiliki karakteristik yang ekstrem atau menyimpang dari populasi yang diteliti. | Peneliti ingin mempelajari dampak trauma masa kecil pada perilaku dewasa. Mereka memilih peserta yang memiliki pengalaman trauma masa kecil yang sangat berat. |
Maximum Variation Sampling | Memilih peserta yang memiliki karakteristik yang beragam atau berbeda-beda. | Peneliti ingin mempelajari persepsi masyarakat terhadap program bantuan sosial. Mereka memilih peserta dari berbagai latar belakang, usia, dan tingkat pendidikan. |
Prosedur Melakukan Purposive Sampling
Purposive sampling, juga dikenal sebagai sampling bertujuan, adalah teknik pengambilan sampel non-probabilistik yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memilih partisipan yang paling relevan dan informatif untuk penelitian mereka, sehingga menghasilkan data yang lebih kaya dan mendalam.
Langkah-Langkah Detail dalam Melakukan Purposive Sampling
Berikut adalah langkah-langkah detail dalam melakukan purposive sampling:
- Tentukan Tujuan Penelitian: Langkah pertama adalah menentukan tujuan penelitian dengan jelas. Tujuan ini akan membantu Anda menentukan kriteria yang diperlukan untuk memilih partisipan.
- Tentukan Kriteria Sampling: Berdasarkan tujuan penelitian, Anda perlu menetapkan kriteria sampling yang spesifik. Kriteria ini dapat berupa karakteristik demografis, pengalaman, pengetahuan, atau aspek lain yang relevan dengan penelitian Anda.
- Identifikasi Populasi Target: Setelah kriteria sampling ditentukan, Anda perlu mengidentifikasi populasi target yang sesuai. Populasi target adalah kelompok orang yang ingin Anda teliti.
- Cari dan Hubungi Partisipan: Langkah selanjutnya adalah mencari dan menghubungi partisipan yang memenuhi kriteria sampling. Anda dapat menggunakan berbagai metode, seperti menghubungi langsung, menggunakan jaringan, atau menyebarkan informasi melalui media sosial.
- Kumpulkan Data: Setelah partisipan terpilih, Anda dapat mulai mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dapat berupa wawancara, observasi, survei, atau metode lain yang sesuai dengan penelitian Anda.
- Analisis Data: Setelah data dikumpulkan, Anda perlu menganalisisnya untuk menemukan pola, tren, dan temuan yang relevan.
Flowchart Langkah-Langkah Purposive Sampling
Berikut adalah flowchart yang menggambarkan langkah-langkah purposive sampling secara visual:
Contoh Skenario Penelitian dan Penerapan Langkah-Langkah Purposive Sampling
Misalnya, Anda ingin meneliti tentang pengalaman guru dalam menggunakan metode pembelajaran daring. Anda dapat menggunakan purposive sampling untuk memilih partisipan yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mendalam tentang metode pembelajaran daring.
Berikut adalah penerapan langkah-langkah purposive sampling dalam skenario ini:
- Tentukan Tujuan Penelitian: Mempelajari pengalaman guru dalam menggunakan metode pembelajaran daring.
- Tentukan Kriteria Sampling: Guru yang memiliki pengalaman minimal 2 tahun dalam menggunakan metode pembelajaran daring.
- Identifikasi Populasi Target: Guru di sekolah menengah pertama di kota Jakarta.
- Cari dan Hubungi Partisipan: Anda dapat menghubungi sekolah menengah pertama di Jakarta dan meminta rekomendasi guru yang memenuhi kriteria sampling.
- Kumpulkan Data: Anda dapat melakukan wawancara mendalam dengan guru yang terpilih untuk mengumpulkan data tentang pengalaman mereka.
- Analisis Data: Anda dapat menganalisis data yang diperoleh untuk mengidentifikasi pola, tren, dan temuan yang relevan tentang pengalaman guru dalam menggunakan metode pembelajaran daring.
Penutup: Cara Menghitung Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang efektif dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Keunggulannya dalam mendapatkan data yang relevan dan mendalam menjadikannya pilihan yang tepat untuk berbagai jenis penelitian. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, seperti potensi bias dan kesulitan generalisasi, kelebihan purposive sampling tetap membuatnya menjadi metode yang berharga dalam mencapai tujuan penelitian.