Contoh Soal dan Jawaban Analisis Common Size: Panduan Lengkap untuk Memahami Kinerja Keuangan

No comments
Contoh soal dan jawaban analisis common size

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana cara membandingkan kinerja keuangan perusahaan yang berbeda? Analisis common size adalah alat yang ampuh untuk menjawab pertanyaan ini. Dengan menggunakan analisis common size, Anda dapat melihat proporsi setiap pos dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laba rugi, terhadap total aset atau total pendapatan. Contoh Soal dan Jawaban Analisis Common Size akan membantu Anda memahami bagaimana analisis ini bekerja dalam praktik.

Bayangkan Anda ingin membandingkan kinerja dua perusahaan di industri yang sama. Perusahaan A memiliki total aset yang jauh lebih besar daripada Perusahaan B. Meskipun Perusahaan A mungkin menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi secara absolut, bagaimana Anda bisa mengetahui mana yang lebih efisien dalam mengelola asetnya? Di sinilah analisis common size berperan. Dengan menghitung persentase setiap pos dalam laporan keuangan terhadap total aset, Anda dapat melihat bagaimana setiap perusahaan mengalokasikan sumber dayanya dan membandingkan efisiensi mereka secara langsung.

Table of Contents:

Pengertian Analisis Common Size

Analisis common size adalah teknik analisis keuangan yang membantu dalam memahami struktur keuangan suatu perusahaan dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan terhadap suatu basis yang sama, yaitu total aset atau total pendapatan. Dalam konteks laporan keuangan, analisis ini membantu dalam menganalisis proporsi atau persentase setiap pos dalam laporan keuangan terhadap suatu basis yang sama, sehingga memudahkan dalam membandingkan perusahaan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan lain di industri yang sama.

Tujuan Analisis Common Size

Tujuan utama dari penerapan analisis common size adalah untuk:

  • Membandingkan kinerja perusahaan antar periode: Dengan menggunakan common size, kita dapat melihat bagaimana proporsi setiap pos laporan keuangan berubah dari waktu ke waktu. Misalnya, kita dapat melihat apakah proporsi penjualan yang berasal dari penjualan tunai meningkat atau menurun selama beberapa tahun terakhir.
  • Membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama: Analisis common size membantu dalam membandingkan struktur keuangan perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama. Misalnya, kita dapat membandingkan rasio biaya pokok penjualan terhadap penjualan antara perusahaan kita dengan perusahaan kompetitor.
  • Menganalisis tren dan pola dalam laporan keuangan: Dengan melihat perubahan proporsi setiap pos laporan keuangan dari waktu ke waktu, kita dapat mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin menunjukkan masalah atau peluang.
  • Mempermudah analisis laporan keuangan yang kompleks: Analisis common size membantu dalam menyederhanakan laporan keuangan yang kompleks dengan mengubahnya menjadi persentase, sehingga lebih mudah untuk memahami dan membandingkan.

Contoh Penerapan Analisis Common Size

Misalnya, kita ingin membandingkan kinerja PT. A dan PT. B, yang bergerak di bidang retail. Kita dapat melihat rasio biaya pokok penjualan terhadap penjualan untuk kedua perusahaan tersebut. Jika PT. A memiliki rasio biaya pokok penjualan terhadap penjualan sebesar 60%, sedangkan PT. B memiliki rasio sebesar 50%, maka dapat disimpulkan bahwa PT. B lebih efisien dalam mengelola biaya pokok penjualannya dibandingkan dengan PT. A. Ini karena PT. B berhasil menjual produknya dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan PT. A. Meskipun demikian, kita perlu mempertimbangkan faktor lain seperti kualitas produk, strategi pemasaran, dan kondisi pasar sebelum menarik kesimpulan yang lebih mendalam.

Cara Melakukan Analisis Common Size: Contoh Soal Dan Jawaban Analisis Common Size

Analisis common size adalah teknik analisis keuangan yang membandingkan pos-pos dalam laporan keuangan dengan suatu basis yang sama, biasanya dengan total pendapatan untuk laporan laba rugi dan total aset untuk laporan neraca. Teknik ini membantu untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan selama beberapa periode waktu, serta membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama.

Langkah-langkah Melakukan Analisis Common Size

Analisis common size dilakukan dengan mengubah setiap pos dalam laporan keuangan menjadi persentase dari basis yang sama. Langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan analisis common size adalah sebagai berikut:

  • Pilih basis yang sama untuk setiap pos dalam laporan keuangan. Basis yang sama untuk laporan laba rugi adalah total pendapatan, sedangkan basis yang sama untuk laporan neraca adalah total aset.
  • Bagilah setiap pos dalam laporan keuangan dengan basis yang sama. Hasilnya adalah persentase dari basis yang sama.
  • Buat tabel yang menunjukkan persentase common size untuk setiap pos dalam laporan keuangan.

Contoh Rumus Perhitungan Common Size untuk Laporan Laba Rugi

Contoh rumus perhitungan common size untuk pos-pos utama dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

Pos Rumus Perhitungan
Penjualan (Penjualan / Total Pendapatan) x 100%
HPP (HPP / Total Pendapatan) x 100%
Beban Operasional (Beban Operasional / Total Pendapatan) x 100%
Laba Bruto (Laba Bruto / Total Pendapatan) x 100%
Laba Operasional (Laba Operasional / Total Pendapatan) x 100%
Laba Bersih (Laba Bersih / Total Pendapatan) x 100%

Contoh Rumus Perhitungan Common Size untuk Laporan Neraca

Contoh rumus perhitungan common size untuk pos-pos utama dalam laporan neraca adalah sebagai berikut:

Pos Rumus Perhitungan
Kas dan Setara Kas (Kas dan Setara Kas / Total Aset) x 100%
Piutang Usaha (Piutang Usaha / Total Aset) x 100%
Persediaan (Persediaan / Total Aset) x 100%
Aset Tetap (Aset Tetap / Total Aset) x 100%
Utang Usaha (Utang Usaha / Total Aset) x 100%
Ekuitas (Ekuitas / Total Aset) x 100%
Read more:  Contoh Soal dan Jawaban Break Even Point PDF: Panduan Lengkap Memahami Titik Impas

Contoh Penerapan Analisis Common Size

Contoh penerapan analisis common size adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan selama beberapa periode waktu. Misalnya, jika perusahaan mengalami penurunan persentase penjualan dalam laporan laba rugi selama periode waktu tertentu, hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengalami penurunan penjualan.

Manfaat Analisis Common Size

Analisis common size memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Membandingkan kinerja keuangan perusahaan selama beberapa periode waktu.
  • Membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama.
  • Menganalisis tren dan pola dalam laporan keuangan.
  • Membantu dalam pengambilan keputusan keuangan.

Keterbatasan Analisis Common Size

Analisis common size juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

  • Tidak dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
  • Tidak dapat digunakan untuk menganalisis penyebab perubahan dalam laporan keuangan.
  • Tidak dapat digunakan untuk menganalisis risiko keuangan perusahaan.

Penerapan Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi

Analisis common size adalah teknik analisis keuangan yang berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan antar periode atau dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Dalam analisis common size, setiap pos pada laporan keuangan dinyatakan sebagai persentase dari suatu basis, seperti total penjualan atau total aset. Dengan demikian, dapat dilihat bagaimana setiap pos berkontribusi terhadap total penjualan atau total aset.

Pada laporan laba rugi, analisis common size membantu dalam memahami bagaimana setiap pos pendapatan dan biaya berkontribusi terhadap laba bersih. Dengan menggunakan analisis common size, kita dapat melihat bagaimana perubahan dalam pendapatan atau biaya memengaruhi profitabilitas perusahaan.

Contoh Perhitungan Common Size pada Laporan Laba Rugi

Berikut adalah tabel yang menunjukkan contoh perhitungan common size untuk setiap pos pada laporan laba rugi:

Pos Jumlah (Rp) Common Size (%)
Penjualan 100.000.000 100%
Harga Pokok Penjualan 60.000.000 60%
Laba Kotor 40.000.000 40%
Beban Operasional 20.000.000 20%
Laba Operasional 20.000.000 20%
Beban Bunga 5.000.000 5%
Laba Sebelum Pajak 15.000.000 15%
Pajak Penghasilan 3.000.000 3%
Laba Bersih 12.000.000 12%

Dalam tabel di atas, setiap pos pada laporan laba rugi dinyatakan sebagai persentase dari total penjualan. Misalnya, Harga Pokok Penjualan adalah 60% dari total penjualan, dan Laba Bersih adalah 12% dari total penjualan.

Rasio Penting dari Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi

Analisis common size pada laporan laba rugi memungkinkan kita untuk menghitung beberapa rasio penting yang dapat memberikan wawasan tentang profitabilitas perusahaan. Berikut adalah beberapa rasio penting:

  • Margin Laba Kotor: Laba Kotor dibagi dengan Penjualan. Rasio ini menunjukkan persentase penjualan yang tersisa setelah dikurangi Harga Pokok Penjualan. Margin laba kotor yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam mengelola biaya produksi.
  • Margin Laba Operasional: Laba Operasional dibagi dengan Penjualan. Rasio ini menunjukkan persentase penjualan yang tersisa setelah dikurangi biaya operasional. Margin laba operasional yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam mengelola biaya operasional.
  • Margin Laba Bersih: Laba Bersih dibagi dengan Penjualan. Rasio ini menunjukkan persentase penjualan yang tersisa setelah dikurangi semua biaya dan pajak. Margin laba bersih yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat menguntungkan.

Interpretasi Rasio dari Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi

Interpretasi rasio yang dihitung dari analisis common size pada laporan laba rugi harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Perbandingan Antar Periode: Analisis common size dapat membantu dalam membandingkan kinerja perusahaan antar periode. Misalnya, jika margin laba kotor meningkat dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa perusahaan menjadi lebih efisien dalam mengelola biaya produksi.
  • Perbandingan dengan Industri: Analisis common size juga dapat membantu dalam membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Jika margin laba bersih perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak seefisien atau seefektif perusahaan lain dalam mengelola biaya dan menghasilkan laba.
  • Tren: Analisis common size dapat membantu dalam mengidentifikasi tren dalam profitabilitas perusahaan. Misalnya, jika margin laba operasional menurun secara konsisten dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola biaya operasional.

Penerapan Analisis Common Size pada Laporan Neraca

Analisis common size merupakan teknik yang berguna untuk menganalisis laporan keuangan dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan dengan suatu basis yang sama. Basis yang digunakan dalam analisis common size adalah total aset untuk laporan neraca dan total pendapatan untuk laporan laba rugi. Dengan mengubah semua angka menjadi persentase dari basis ini, kita dapat melihat tren dan pola yang mungkin tidak terlihat dalam data absolut. Analisis ini memungkinkan kita untuk membandingkan perusahaan yang berbeda dalam industri yang sama atau membandingkan kinerja perusahaan selama periode waktu yang berbeda.

Contoh Perhitungan Common Size pada Laporan Neraca

Berikut adalah contoh perhitungan common size untuk setiap pos pada laporan neraca:

Pos Laporan Neraca Nilai Absolut (Rp) Common Size (%)
Aset Lancar 100.000.000 (100.000.000 / 200.000.000) x 100 = 50%
Aset Tetap 100.000.000 (100.000.000 / 200.000.000) x 100 = 50%
Total Aset 200.000.000 100%
Liabilitas Lancar 50.000.000 (50.000.000 / 200.000.000) x 100 = 25%
Liabilitas Jangka Panjang 50.000.000 (50.000.000 / 200.000.000) x 100 = 25%
Ekuitas 100.000.000 (100.000.000 / 200.000.000) x 100 = 50%
Total Liabilitas dan Ekuitas 200.000.000 100%

Pada contoh di atas, kita dapat melihat bahwa 50% dari total aset perusahaan adalah aset lancar dan 50% lainnya adalah aset tetap. Begitu pula, 25% dari total liabilitas dan ekuitas adalah liabilitas lancar, 25% lainnya adalah liabilitas jangka panjang, dan 50% sisanya adalah ekuitas.

Rasio Penting yang Dapat Dihitung dari Analisis Common Size pada Laporan Neraca

Analisis common size pada laporan neraca dapat membantu kita untuk menghitung berbagai rasio penting, seperti:

  • Rasio Aset Lancar terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan proporsi aset lancar terhadap total aset perusahaan. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin likuid perusahaan.
  • Rasio Aset Tetap terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan proporsi aset tetap terhadap total aset perusahaan. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai intensitas aset perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar proporsi aset tetap dalam struktur aset perusahaan.
  • Rasio Liabilitas Lancar terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan proporsi liabilitas lancar terhadap total aset perusahaan. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin rendah rasio ini, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
  • Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan proporsi liabilitas jangka panjang terhadap total aset perusahaan. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai struktur pendanaan perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar proporsi liabilitas jangka panjang dalam struktur pendanaan perusahaan.
  • Rasio Ekuitas terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan proporsi ekuitas terhadap total aset perusahaan. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai leverage perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah leverage perusahaan.
Read more:  Contoh Soal Profitability Index: Menilai Keuntungan Proyek Investasi

Interpretasi Rasio yang Dihitung dari Analisis Common Size pada Laporan Neraca

Interpretasi dari rasio yang dihitung dari analisis common size pada laporan neraca sangat bergantung pada konteks perusahaan dan industri tempat perusahaan tersebut beroperasi. Namun, secara umum, beberapa interpretasi yang dapat dilakukan adalah:

  • Rasio Aset Lancar terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan likuiditas perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang baik, sementara rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang buruk.
  • Rasio Aset Tetap terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan intensitas aset perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki intensitas aset yang tinggi, sementara rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki intensitas aset yang rendah.
  • Rasio Liabilitas Lancar terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sementara rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang buruk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
  • Rasio Liabilitas Jangka Panjang terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan struktur pendanaan perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur pendanaan yang lebih banyak didominasi oleh liabilitas jangka panjang, sementara rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki struktur pendanaan yang lebih banyak didominasi oleh ekuitas.
  • Rasio Ekuitas terhadap Total Aset: Rasio ini menunjukkan leverage perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki leverage yang rendah, sementara rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki leverage yang tinggi.

Manfaat Analisis Common Size

Analisis common size merupakan alat yang ampuh dalam menganalisis laporan keuangan. Teknik ini memungkinkan Anda untuk melihat proporsi setiap pos dalam laporan keuangan terhadap pos dasar tertentu, biasanya total aset atau total pendapatan. Dengan membandingkan proporsi ini antar periode atau dengan perusahaan lain, Anda dapat memperoleh wawasan berharga tentang kinerja keuangan perusahaan dan tren yang mungkin tidak terlihat dengan melihat angka mutlak saja.

Manfaat Utama Analisis Common Size

Analisis common size memiliki beberapa manfaat utama dalam menganalisis laporan keuangan, di antaranya:

  • Memudahkan Perbandingan Antar Periode: Analisis common size memungkinkan Anda untuk membandingkan proporsi setiap pos dalam laporan keuangan antar periode. Ini membantu Anda mengidentifikasi tren dan pola dalam kinerja perusahaan. Misalnya, jika rasio biaya pokok penjualan terhadap pendapatan meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan mengendalikan biaya atau menghadapi tekanan harga yang lebih tinggi.
  • Memudahkan Perbandingan Antar Perusahaan: Analisis common size juga memungkinkan Anda untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Ini membantu Anda mengidentifikasi area di mana perusahaan berkinerja baik atau buruk dibandingkan dengan kompetitor. Misalnya, jika rasio profitabilitas perusahaan Anda lebih rendah daripada rata-rata industri, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan Anda memiliki efisiensi operasional yang lebih rendah atau menghadapi persaingan yang lebih ketat.
  • Menghilangkan Efek Ukuran: Analisis common size menghilangkan efek ukuran perusahaan. Dengan mengubah angka mutlak menjadi persentase, Anda dapat membandingkan perusahaan dengan ukuran yang berbeda secara adil. Misalnya, perusahaan besar dengan pendapatan total yang tinggi mungkin memiliki keuntungan absolut yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Namun, jika rasio profitabilitas mereka sama, maka mereka memiliki profitabilitas yang sama.
  • Membantu Identifikasi Area Masalah: Analisis common size dapat membantu mengidentifikasi area masalah dalam kinerja perusahaan. Misalnya, jika rasio hutang terhadap ekuitas meningkat secara signifikan, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan bergantung terlalu banyak pada pembiayaan hutang, yang dapat menimbulkan risiko keuangan.
  • Membantu Dalam Pengambilan Keputusan: Informasi yang diperoleh dari analisis common size dapat membantu Anda dalam membuat keputusan yang lebih baik tentang bisnis Anda. Misalnya, jika Anda melihat bahwa rasio likuiditas perusahaan Anda menurun, Anda mungkin perlu mengambil langkah untuk meningkatkan likuiditas, seperti mengurangi hutang atau meningkatkan arus kas.

Contoh Penggunaan Analisis Common Size

Misalnya, Anda ingin menganalisis tren profitabilitas perusahaan. Anda dapat menggunakan analisis common size untuk membandingkan rasio laba bersih terhadap pendapatan antar periode. Jika rasio ini meningkat dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa perusahaan menjadi lebih efisien dalam menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, jika rasio ini menurun, ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami penurunan profitabilitas. Anda juga dapat membandingkan rasio ini dengan perusahaan lain dalam industri yang sama untuk melihat bagaimana perusahaan Anda berkinerja dibandingkan dengan kompetitor.

Contoh soal dan jawaban analisis common size bisa membantu kamu memahami struktur keuangan perusahaan. Nah, kalau kamu ingin mempelajari tentang keseimbangan ekonomi, kamu bisa mencoba mengerjakan contoh soal pendapatan nasional keseimbangan. Setelahnya, kamu bisa kembali menganalisis common size dengan lebih baik, karena kamu sudah punya pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan ekonomi.

Membandingkan Kinerja Perusahaan dengan Kompetitor

Analisis common size dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan kompetitor. Misalnya, Anda dapat membandingkan rasio aset tetap terhadap total aset untuk melihat bagaimana perusahaan Anda menggunakan aset tetap dibandingkan dengan kompetitor. Jika rasio Anda lebih tinggi daripada kompetitor, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan Anda berinvestasi lebih banyak dalam aset tetap, yang dapat menunjukkan strategi pertumbuhan atau fokus pada operasi yang intensif aset. Namun, jika rasio Anda lebih rendah daripada kompetitor, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan Anda lebih efisien dalam menggunakan aset tetap atau fokus pada operasi yang lebih ringan aset.

Kelemahan Analisis Common Size

Analisis common size merupakan alat yang berguna untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan lain di industri yang sama, atau dengan kinerja perusahaan sendiri di masa lalu. Namun, analisis common size juga memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan.

Pengaruh Inflasi

Inflasi dapat memengaruhi hasil analisis common size. Ketika harga barang dan jasa meningkat, nilai nominal akun keuangan juga meningkat. Ini dapat menyebabkan peningkatan persentase dalam analisis common size, bahkan jika kinerja perusahaan tidak berubah. Sebagai contoh, jika harga bahan baku meningkat, biaya pokok penjualan akan meningkat, yang akan meningkatkan persentase biaya pokok penjualan dalam analisis common size. Hal ini dapat membuat perusahaan tampak kurang efisien, padahal sebenarnya kinerja operasionalnya tidak berubah.

Read more:  Contoh Soal Jurnal Transaksi: Menguak Rahasia Pencatatan Keuangan

Tidak Memperhatikan Faktor Kualitatif

Analisis common size hanya mempertimbangkan data kuantitatif, dan tidak mempertimbangkan faktor kualitatif yang dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Contohnya, perubahan dalam kebijakan akuntansi, perubahan dalam strategi bisnis, atau perubahan dalam kondisi pasar dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan, tetapi tidak tercermin dalam analisis common size.

Tidak Mempertimbangkan Ukuran Perusahaan

Analisis common size dapat menyesatkan jika diterapkan pada perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Perusahaan besar mungkin memiliki persentase biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena mereka dapat memperoleh keuntungan dari skala ekonomi. Hal ini dapat membuat perusahaan kecil tampak kurang efisien, padahal sebenarnya mereka mungkin beroperasi secara efisien dalam skala yang lebih kecil.

Tidak Mempertimbangkan Faktor Spesifik Industri

Analisis common size tidak mempertimbangkan faktor-faktor spesifik industri yang dapat memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Misalnya, industri ritel mungkin memiliki persentase biaya operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri manufaktur, karena mereka harus menanggung biaya operasional yang lebih tinggi seperti sewa toko dan tenaga kerja.

Tidak Mencerminkan Kinerja Masa Depan

Analisis common size hanya mencerminkan kinerja keuangan masa lalu, dan tidak menjamin kinerja masa depan. Perusahaan dapat mengalami perubahan dalam strategi bisnis, kondisi pasar, atau faktor-faktor lainnya yang dapat memengaruhi kinerja keuangannya di masa depan.

Penyelesaian Contoh Soal Analisis Common Size

Setelah memahami cara menghitung common size, sekarang mari kita selesaikan contoh soal analisis common size yang telah kita buat sebelumnya. Dengan menggunakan data laporan keuangan yang telah disiapkan, kita akan menghitung common size untuk setiap pos dan kemudian menginterpretasikan hasilnya.

Langkah-langkah Penyelesaian

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan contoh soal analisis common size:

  1. Tentukan basis perhitungan common size. Basis perhitungan ini adalah nilai yang digunakan sebagai pembanding untuk semua pos lainnya. Untuk laporan laba rugi, basis perhitungannya adalah pendapatan, sedangkan untuk laporan posisi keuangan, basis perhitungannya adalah total aset.
  2. Hitung common size untuk setiap pos. Untuk menghitung common size, bagi nilai setiap pos dengan basis perhitungan yang telah ditentukan. Hasilnya akan menunjukkan persentase dari total pendapatan atau total aset yang diwakili oleh setiap pos.
  3. Interpretasikan hasil analisis common size. Analisis hasil common size dapat membantu kita memahami tren dan pola yang terjadi dalam kinerja keuangan perusahaan.

Perhitungan Common Size, Contoh soal dan jawaban analisis common size

Sebagai contoh, mari kita perhatikan data laporan laba rugi berikut:

Pos Tahun 2022 Tahun 2023
Pendapatan Rp 100.000.000 Rp 120.000.000
HPP Rp 60.000.000 Rp 72.000.000
Beban Operasional Rp 20.000.000 Rp 24.000.000
Laba Bruto Rp 40.000.000 Rp 48.000.000
Laba Operasional Rp 20.000.000 Rp 24.000.000
Laba Setelah Pajak Rp 15.000.000 Rp 18.000.000

Untuk menghitung common size, kita akan menggunakan pendapatan sebagai basis perhitungan. Misalnya, common size untuk HPP di tahun 2022 adalah:

HPP Common Size (Tahun 2022) = HPP / Pendapatan = Rp 60.000.000 / Rp 100.000.000 = 60%

Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung common size untuk semua pos lainnya. Berikut adalah hasil perhitungan common size untuk laporan laba rugi di atas:

Pos Tahun 2022 Tahun 2023
Pendapatan 100% 100%
HPP 60% 60%
Beban Operasional 20% 20%
Laba Bruto 40% 40%
Laba Operasional 20% 20%
Laba Setelah Pajak 15% 15%

Interpretasi Hasil Analisis Common Size

Dari hasil perhitungan common size di atas, kita dapat melihat bahwa:

  • HPP dan Beban Operasional memiliki persentase yang sama di tahun 2022 dan 2023. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan struktur biaya yang konsisten selama dua tahun tersebut.
  • Laba Bruto, Laba Operasional, dan Laba Setelah Pajak juga memiliki persentase yang sama di tahun 2022 dan 2023. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan tanpa meningkatkan biaya secara signifikan, sehingga menghasilkan peningkatan profitabilitas.

Dengan menganalisis perubahan common size dari tahun ke tahun, kita dapat mengidentifikasi tren dan pola yang terjadi dalam kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat membantu kita untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan atau dijaga agar kinerja keuangan perusahaan tetap baik.

Aplikasi Analisis Common Size dalam Praktik

Analisis common size merupakan alat yang ampuh bagi analis keuangan dalam memahami struktur keuangan suatu perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Dengan mengekspresikan setiap item pada laporan keuangan sebagai persentase dari basis yang sama, analisis common size memungkinkan kita untuk melihat tren dan pola yang mungkin terlewatkan dalam data mentah.

Contoh Penggunaan Analisis Common Size dalam Praktik

Misalnya, seorang analis keuangan ingin menilai kinerja keuangan PT. Maju Sejahtera, sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang tekstil. Analis tersebut menggunakan analisis common size untuk membandingkan laporan keuangan PT. Maju Sejahtera dengan perusahaan tekstil lain di Indonesia.

  • Analis tersebut melihat bahwa rasio penjualan terhadap total aset PT. Maju Sejahtera lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri. Ini menunjukkan bahwa PT. Maju Sejahtera mungkin tidak menggunakan asetnya secara efisien dibandingkan dengan pesaingnya.
  • Selanjutnya, analis tersebut menemukan bahwa biaya penjualan PT. Maju Sejahtera sebagai persentase dari penjualan lebih tinggi daripada rata-rata industri. Ini mengindikasikan bahwa PT. Maju Sejahtera mungkin memiliki biaya produksi yang lebih tinggi daripada pesaingnya, yang dapat mengurangi profitabilitasnya.

Dengan informasi ini, analis keuangan dapat menyimpulkan bahwa PT. Maju Sejahtera perlu meningkatkan efisiensi penggunaan aset dan mengendalikan biaya produksi untuk meningkatkan profitabilitasnya.

Menilai Kinerja Perusahaan dalam Jangka Waktu Tertentu

Analisis common size juga dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dengan membandingkan rasio common size dari tahun ke tahun, analis keuangan dapat mengidentifikasi tren dan pola yang menunjukkan peningkatan atau penurunan kinerja.

  • Misalnya, jika rasio penjualan terhadap total aset PT. Maju Sejahtera meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan asetnya.
  • Di sisi lain, jika rasio biaya penjualan terhadap penjualan meningkat dari tahun ke tahun, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan menghadapi peningkatan biaya produksi, yang dapat mengurangi profitabilitasnya.

Dengan menganalisis tren rasio common size, analis keuangan dapat mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Mengidentifikasi Peluang dan Risiko Bisnis

Analisis common size dapat membantu mengidentifikasi peluang dan risiko bisnis.

  • Misalnya, jika rasio penjualan terhadap total aset PT. Maju Sejahtera lebih rendah daripada rata-rata industri, ini mungkin menunjukkan bahwa perusahaan memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan asetnya. Analis keuangan dapat merekomendasikan investasi baru atau optimasi penggunaan aset yang ada untuk meningkatkan penjualan dan profitabilitas.
  • Di sisi lain, jika rasio hutang terhadap ekuitas PT. Maju Sejahtera meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, ini mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan mengambil risiko keuangan yang lebih tinggi. Analis keuangan dapat memperingatkan manajemen tentang risiko gagal bayar dan merekomendasikan strategi untuk mengelola leverage keuangan.

Dengan mengidentifikasi peluang dan risiko bisnis, analis keuangan dapat membantu perusahaan membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan strategisnya.

Penutupan Akhir

Contoh soal dan jawaban analisis common size

Dengan memahami contoh soal dan jawaban analisis common size, Anda akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menafsirkan laporan keuangan dan menilai kinerja perusahaan secara komprehensif. Analisis ini bukan hanya untuk analis keuangan profesional, tetapi juga bermanfaat bagi siapa saja yang ingin memahami bagaimana perusahaan dikelola dan bagaimana kinerja mereka dibandingkan dengan pesaing.

Also Read

Bagikan:

Newcomerscuerna

Newcomerscuerna.org adalah website yang dirancang sebagai Rumah Pendidikan yang berfokus memberikan informasi seputar Dunia Pendidikan. Newcomerscuerna.org berkomitmen untuk menjadi sahabat setia dalam perjalanan pendidikan Anda, membuka pintu menuju dunia pengetahuan tanpa batas serta menjadi bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.