Contoh soal histogram dan poligon frekuensi beserta jawabannya – Pernahkah kamu melihat grafik batang yang menggambarkan distribusi nilai ujian di kelasmu? Atau mungkin grafik garis yang menunjukkan tren penjualan suatu produk? Nah, kedua grafik tersebut merupakan contoh visualisasi data yang sangat berguna, yaitu histogram dan poligon frekuensi.
Contoh Soal Histogram dan Poligon Frekuensi Beserta Jawabannya akan membantu kamu memahami bagaimana kedua metode ini digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk visual yang mudah dipahami. Dengan memahami prinsip dasar histogram dan poligon frekuensi, kamu dapat menganalisis data dengan lebih efektif dan menarik kesimpulan yang akurat.
Pengertian Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram dan poligon frekuensi adalah dua cara untuk menampilkan data numerik secara visual, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang distribusi data. Keduanya berguna untuk menganalisis dan menyimpulkan pola dalam kumpulan data.
Pengertian Histogram
Histogram adalah representasi grafis data numerik yang dikelompokkan dalam interval kelas. Data diurutkan ke dalam kelas-kelas, dan tinggi setiap batang dalam histogram menunjukkan frekuensi atau jumlah data yang jatuh dalam kelas tersebut.
Contoh data yang dapat direpresentasikan dalam bentuk histogram adalah data tinggi badan siswa di kelas, nilai ujian, atau distribusi usia penduduk di suatu daerah.
Pengertian Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi adalah diagram garis yang menunjukkan frekuensi data dalam interval kelas. Titik-titik pada diagram ini diplot di tengah setiap interval kelas, dan titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus.
Contoh data yang dapat direpresentasikan dalam bentuk poligon frekuensi adalah data jumlah mobil yang lewat di suatu jalan raya dalam rentang waktu tertentu, atau jumlah pengunjung ke museum dalam satu minggu.
Perbedaan Utama Histogram dan Poligon Frekuensi
Fitur | Histogram | Poligon Frekuensi |
---|---|---|
Representasi | Batang | Garis |
Interval Kelas | Terlihat jelas | Ditunjukkan oleh titik-titik pada sumbu horizontal |
Frekuensi | Tinggi batang | Tinggi titik pada sumbu vertikal |
Bentuk | Memiliki bentuk yang lebih tegas | Bentuknya lebih halus |
Aplikasi | Lebih baik untuk menunjukkan distribusi data | Lebih baik untuk menunjukkan tren data |
Langkah-Langkah Membuat Histogram
Histogram merupakan representasi grafis data yang menunjukkan distribusi frekuensi data yang dikelompokkan ke dalam interval kelas. Histogram sangat berguna untuk memahami pola dan kecenderungan dalam data numerik, dan membantu kita dalam menganalisis distribusi data secara visual.
Langkah-Langkah Membuat Histogram
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk membuat histogram:
- Kumpulkan data: Langkah pertama adalah mengumpulkan data yang ingin Anda analisis. Pastikan data yang Anda kumpulkan bersifat numerik dan cukup banyak untuk memberikan representasi yang akurat.
- Tentukan jumlah interval kelas: Jumlah interval kelas akan menentukan lebar setiap kolom pada histogram. Jumlah interval kelas dapat ditentukan dengan aturan Sturges, yaitu 1 + 3,322 * log(n), di mana n adalah jumlah data.
- Tentukan lebar interval kelas: Lebar interval kelas dihitung dengan membagi rentang data (nilai maksimum dikurangi nilai minimum) dengan jumlah interval kelas.
- Buat tabel frekuensi: Buat tabel yang menunjukkan interval kelas, frekuensi setiap interval kelas, dan frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif menunjukkan jumlah data yang berada di interval kelas tersebut dan semua interval kelas sebelumnya.
- Buat sumbu horizontal dan sumbu vertikal: Sumbu horizontal (sumbu x) mewakili interval kelas, sedangkan sumbu vertikal (sumbu y) mewakili frekuensi atau frekuensi kumulatif.
- Buat kolom untuk setiap interval kelas: Lebar setiap kolom sesuai dengan lebar interval kelas, dan tinggi kolom sesuai dengan frekuensi atau frekuensi kumulatif interval kelas tersebut.
- Berikan label pada sumbu dan judul pada histogram: Berikan label yang jelas pada sumbu horizontal dan sumbu vertikal, dan berikan judul yang menjelaskan apa yang diwakili oleh histogram.
Contoh Data dan Tabel Frekuensi
Misalnya, kita memiliki data tentang nilai ujian 20 siswa:
70, 80, 85, 90, 95, 75, 85, 90, 95, 100, 70, 80, 85, 90, 95, 80, 85, 90, 95, 100
Berikut adalah tabel frekuensi yang menunjukkan langkah-langkah pembuatan histogram dari data tersebut:
Interval Kelas | Frekuensi | Frekuensi Kumulatif |
---|---|---|
70-79 | 2 | 2 |
80-89 | 7 | 9 |
90-99 | 8 | 17 |
100-109 | 3 | 20 |
Ilustrasi Histogram
Ilustrasi histogram menunjukkan interval kelas, frekuensi, dan sumbu-sumbu yang digunakan.
Ilustrasi Histogram:
[deskripsi ilustrasi histogram, jelaskan interval kelas, frekuensi, dan sumbu-sumbu yang digunakan. Contoh: Pada sumbu horizontal (sumbu x), interval kelas ditampilkan, yaitu 70-79, 80-89, 90-99, dan 100-109. Pada sumbu vertikal (sumbu y), frekuensi ditampilkan, yaitu 2, 7, 8, dan 3. Tinggi setiap kolom sesuai dengan frekuensi interval kelas yang bersangkutan.]
Langkah-Langkah Membuat Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi merupakan representasi grafis dari distribusi data dalam bentuk garis yang menghubungkan titik-titik tengah kelas. Titik-titik ini mewakili frekuensi kelas masing-masing. Poligon frekuensi memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bentuk distribusi data dibandingkan dengan histogram.
Langkah-langkah membuat poligon frekuensi:
Langkah-Langkah Membuat Poligon Frekuensi
- Tentukan titik tengah kelas: Titik tengah kelas diperoleh dengan menjumlahkan batas bawah dan batas atas kelas, kemudian dibagi dua. Misalnya, untuk kelas 10-20, titik tengah kelas adalah (10 + 20) / 2 = 15.
- Plot titik-titik pada sumbu horizontal: Titik tengah kelas diplot pada sumbu horizontal (sumbu x) dengan skala yang sesuai.
- Plot frekuensi pada sumbu vertikal: Frekuensi kelas diplot pada sumbu vertikal (sumbu y) dengan skala yang sesuai.
- Hubungkan titik-titik dengan garis lurus: Hubungkan titik-titik yang telah diplot dengan garis lurus. Titik pertama dan terakhir dihubungkan dengan sumbu horizontal di titik tengah kelas sebelumnya dan berikutnya.
Contoh Data dan Tabel
Misalnya, kita memiliki data tentang tinggi badan 20 siswa:
Kelas Tinggi Badan (cm) | Frekuensi | Titik Tengah Kelas |
---|---|---|
150-155 | 2 | 152.5 |
155-160 | 5 | 157.5 |
160-165 | 8 | 162.5 |
165-170 | 4 | 167.5 |
170-175 | 1 | 172.5 |
Ilustrasi Poligon Frekuensi
Ilustrasi poligon frekuensi berdasarkan data di atas:
Sumbu horizontal mewakili titik tengah kelas tinggi badan, sementara sumbu vertikal mewakili frekuensi. Titik-titik yang diplot pada grafik menunjukkan frekuensi kelas masing-masing. Garis lurus yang menghubungkan titik-titik ini membentuk poligon frekuensi. Poligon frekuensi menunjukkan bahwa distribusi tinggi badan siswa cenderung normal, dengan frekuensi tertinggi pada kelas 160-165 cm.
Contoh Soal Histogram
Histogram adalah representasi grafis dari data yang menunjukkan frekuensi distribusi data dalam interval kelas tertentu. Data dikategorikan ke dalam interval kelas yang berurutan, dan ketinggian setiap bar menunjukkan frekuensi data dalam interval kelas tersebut. Histogram sangat berguna untuk memvisualisasikan distribusi data dan mengidentifikasi pola atau tren.
Contoh Soal Histogram
Misalnya, kita ingin menganalisis skor ujian matematika dari 50 siswa. Data skor ujian disajikan dalam tabel berikut:
Interval Kelas | Frekuensi |
---|---|
50-59 | 5 |
60-69 | 10 |
70-79 | 15 |
80-89 | 12 |
90-99 | 8 |
Untuk membuat histogram dari data ini, kita perlu menghitung frekuensi relatif dan frekuensi kumulatif.
Nggak cuma contoh soal histogram dan poligon frekuensi beserta jawabannya, kamu juga bisa menemukan contoh soal uji kompetensi bidan dan kunci jawaban pdf di situs ini. Materi ini bisa jadi latihan tambahan untuk mengasah kemampuan analisis data, yang berguna banget buat memahami data pasien.
Nah, kalau udah paham dengan data, kamu bisa langsung terapkan dalam praktik bidan, lho! Jadi, selain mempelajari contoh soal histogram dan poligon frekuensi, kamu juga bisa melatih diri dengan soal-soal uji kompetensi bidan lainnya.
Frekuensi Relatif, Contoh soal histogram dan poligon frekuensi beserta jawabannya
Frekuensi relatif adalah proporsi data dalam interval kelas tertentu terhadap total data. Dihitung dengan membagi frekuensi kelas dengan total frekuensi.
- Frekuensi relatif kelas 50-59: 5/50 = 0,1
- Frekuensi relatif kelas 60-69: 10/50 = 0,2
- Frekuensi relatif kelas 70-79: 15/50 = 0,3
- Frekuensi relatif kelas 80-89: 12/50 = 0,24
- Frekuensi relatif kelas 90-99: 8/50 = 0,16
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi data dalam interval kelas tertentu dan semua interval kelas sebelumnya. Dihitung dengan menjumlahkan frekuensi kelas saat ini dengan frekuensi kumulatif kelas sebelumnya.
- Frekuensi kumulatif kelas 50-59: 5
- Frekuensi kumulatif kelas 60-69: 5 + 10 = 15
- Frekuensi kumulatif kelas 70-79: 15 + 15 = 30
- Frekuensi kumulatif kelas 80-89: 30 + 12 = 42
- Frekuensi kumulatif kelas 90-99: 42 + 8 = 50
Dengan menggunakan frekuensi relatif dan frekuensi kumulatif, kita dapat membuat histogram dari data skor ujian matematika.
Contoh Soal Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi adalah representasi grafis dari distribusi data dalam bentuk garis yang menghubungkan titik-titik tengah setiap kelas interval. Titik-titik tersebut diplot berdasarkan frekuensi kelas, yang menunjukkan jumlah data yang jatuh dalam setiap interval kelas.
Contoh Soal Poligon Frekuensi
Misalnya, kita ingin menganalisis skor ujian matematika dari 50 siswa. Data skor ujian dikelompokkan ke dalam interval kelas sebagai berikut:
Interval Kelas | Frekuensi |
---|---|
50-59 | 5 |
60-69 | 10 |
70-79 | 15 |
80-89 | 12 |
90-99 | 8 |
Menentukan Titik Tengah Kelas
Untuk menggambar poligon frekuensi, kita perlu menentukan titik tengah setiap interval kelas. Titik tengah kelas dihitung dengan menjumlahkan batas bawah dan batas atas interval kelas, kemudian dibagi dua.
- Interval kelas 50-59: Titik tengah = (50 + 59) / 2 = 54.5
- Interval kelas 60-69: Titik tengah = (60 + 69) / 2 = 64.5
- Interval kelas 70-79: Titik tengah = (70 + 79) / 2 = 74.5
- Interval kelas 80-89: Titik tengah = (80 + 89) / 2 = 84.5
- Interval kelas 90-99: Titik tengah = (90 + 99) / 2 = 94.5
Membuat Poligon Frekuensi
Setelah menentukan titik tengah kelas, kita dapat menggambar poligon frekuensi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Plot titik-titik tengah kelas pada sumbu horizontal (sumbu X).
- Plot frekuensi kelas pada sumbu vertikal (sumbu Y).
- Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis lurus.
Poligon frekuensi yang dihasilkan akan menunjukkan distribusi skor ujian matematika dari 50 siswa. Grafik ini membantu kita memahami pola dan kecenderungan data, seperti interval kelas dengan frekuensi tertinggi dan terendah.
Penerapan Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram dan poligon frekuensi merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam menganalisis dan menyajikan data secara mudah dipahami. Kedua alat ini membantu kita untuk melihat distribusi data, tren, dan pola yang mungkin tidak terlihat dengan jelas jika hanya disajikan dalam bentuk tabel atau daftar angka.
Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Histogram dan poligon frekuensi memiliki berbagai macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contohnya:
- Analisis Data Penjualan: Histogram dapat digunakan untuk melihat distribusi penjualan produk tertentu dalam kurun waktu tertentu. Misalnya, seorang pemilik toko pakaian dapat menggunakan histogram untuk melihat jumlah penjualan setiap jenis pakaian selama sebulan. Informasi ini berguna untuk mengetahui jenis pakaian mana yang paling laris dan untuk merencanakan strategi penjualan di masa depan.
- Analisis Data Kepuasan Pelanggan: Poligon frekuensi dapat digunakan untuk melihat distribusi skor kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan tertentu. Misalnya, sebuah perusahaan telekomunikasi dapat menggunakan poligon frekuensi untuk melihat distribusi skor kepuasan pelanggan terhadap layanan internet mereka. Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
- Analisis Data Kesehatan: Histogram dapat digunakan untuk melihat distribusi data kesehatan seperti tekanan darah, berat badan, atau kadar kolesterol. Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelompok populasi yang berisiko tinggi terkena penyakit tertentu dan untuk merencanakan program kesehatan yang lebih efektif.
Contoh Kasus dan Analisis Data
Bayangkan sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu olahraga sedang melakukan riset pasar untuk mengetahui ukuran sepatu yang paling diminati oleh konsumen. Mereka melakukan survei kepada 100 orang dan mendapatkan data berikut:
Ukuran Sepatu | Frekuensi |
---|---|
38 | 10 |
39 | 20 |
40 | 30 |
41 | 25 |
42 | 15 |
Data ini dapat disajikan dalam bentuk histogram dan poligon frekuensi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang distribusi ukuran sepatu yang diminati.
Analisis Data Menggunakan Histogram
Histogram adalah grafik batang yang menunjukkan frekuensi data dalam interval kelas tertentu. Interval kelas adalah rentang nilai data yang dikelompokkan bersama. Dalam contoh kasus ini, interval kelas dapat dibuat berdasarkan ukuran sepatu, yaitu 38, 39, 40, 41, dan 42.
Analisis Data Menggunakan Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi adalah grafik garis yang menunjukkan frekuensi data dalam interval kelas tertentu. Poligon frekuensi dibuat dengan menghubungkan titik-titik tengah setiap batang histogram.
Hasil Analisis Data
Dari histogram dan poligon frekuensi, dapat disimpulkan bahwa ukuran sepatu yang paling diminati adalah 40. Hal ini dapat terlihat dari batang histogram yang paling tinggi dan titik poligon frekuensi yang paling tinggi berada pada ukuran 40. Informasi ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi lebih banyak sepatu dengan ukuran 40 dan untuk merencanakan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Keunggulan dan Kekurangan Histogram dan Poligon Frekuensi
Dalam statistik, histogram dan poligon frekuensi merupakan alat visualisasi data yang efektif untuk menampilkan distribusi data. Kedua metode ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, yang perlu dipahami untuk memilih metode yang tepat dalam menyajikan data.
Keunggulan Histogram
Histogram memiliki beberapa keunggulan dalam menyajikan data, antara lain:
- Menampilkan distribusi data secara visual: Histogram memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana data tersebar, termasuk pusat, penyebaran, dan bentuk distribusi.
- Mudah dipahami: Histogram mudah dipahami, bahkan bagi orang yang tidak memiliki latar belakang statistik.
- Fleksibel: Histogram dapat digunakan untuk menampilkan data numerik dengan berbagai skala pengukuran, seperti data kontinu dan data diskrit.
- Membantu mengidentifikasi outlier: Histogram dapat membantu mengidentifikasi outlier atau data yang tidak biasa dalam suatu kumpulan data.
Kekurangan Histogram
Meskipun memiliki banyak keunggulan, histogram juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
- Tidak dapat menampilkan data yang tepat: Histogram menunjukkan frekuensi data dalam rentang kelas, bukan data yang tepat. Ini dapat menyebabkan kehilangan informasi detail.
- Dipengaruhi oleh lebar kelas: Lebar kelas yang dipilih dapat mempengaruhi bentuk dan interpretasi histogram. Lebar kelas yang terlalu sempit dapat menghasilkan histogram yang terlalu bergelombang, sementara lebar kelas yang terlalu lebar dapat menyembunyikan detail penting.
- Sulit untuk membandingkan data dari dua kumpulan data: Membandingkan data dari dua kumpulan data menggunakan histogram dapat menjadi sulit, karena bentuk histogram dapat dipengaruhi oleh ukuran sampel dan skala data.
Keunggulan Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi memiliki beberapa keunggulan dalam menyajikan data, antara lain:
- Menampilkan tren data secara visual: Poligon frekuensi memberikan gambaran yang jelas tentang tren data, seperti peningkatan atau penurunan data seiring waktu.
- Mudah membandingkan data dari dua kumpulan data: Poligon frekuensi memungkinkan perbandingan data dari dua kumpulan data dengan mudah, karena bentuk poligon dapat dibandingkan secara langsung.
- Menampilkan data yang tepat: Poligon frekuensi menunjukkan data yang tepat, tidak seperti histogram yang menunjukkan frekuensi dalam rentang kelas.
Kekurangan Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
- Tidak dapat menampilkan data yang tersebar: Poligon frekuensi tidak dapat menampilkan data yang tersebar dengan baik, seperti data yang memiliki banyak outlier.
- Sulit untuk menginterpretasikan data yang memiliki banyak kelas: Jika data memiliki banyak kelas, poligon frekuensi dapat menjadi rumit dan sulit untuk diinterpretasikan.
- Tidak fleksibel: Poligon frekuensi hanya dapat digunakan untuk menampilkan data numerik, tidak seperti histogram yang dapat digunakan untuk menampilkan data kategorikal.
Perbandingan Keunggulan dan Kekurangan
Metode | Keunggulan | Kekurangan |
---|---|---|
Histogram |
|
|
Poligon Frekuensi |
|
|
Perbedaan Histogram dan Poligon Frekuensi: Contoh Soal Histogram Dan Poligon Frekuensi Beserta Jawabannya
Histogram dan poligon frekuensi merupakan dua jenis diagram yang digunakan untuk menampilkan data statistik, khususnya data numerik. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menggambarkan distribusi data dan memberikan gambaran tentang bagaimana data tersebut terkelompok. Namun, keduanya memiliki perbedaan visual dan cara penggambaran yang signifikan.
Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara histogram dan poligon frekuensi dapat disimpulkan dalam tabel berikut:
Fitur | Histogram | Poligon Frekuensi |
---|---|---|
Bentuk | Batang-batang yang berdampingan | Garis yang menghubungkan titik-titik tengah setiap kelas |
Data yang Digambarkan | Data kontinu atau diskrit yang dikelompokkan dalam kelas | Data kontinu yang dikelompokkan dalam kelas |
Sumbu X | Interval kelas | Titik tengah interval kelas |
Sumbu Y | Frekuensi kelas | Frekuensi kelas |
Ruang Antar Batang | Tidak ada ruang | Ada ruang |
Contoh Data
Berikut adalah contoh data yang dapat direpresentasikan dalam bentuk histogram dan poligon frekuensi:
* Data kontinu: Tinggi badan siswa dalam suatu kelas.
* Data diskrit: Jumlah mobil yang melewati suatu titik jalan dalam setiap jam.
Ilustrasi Perbedaan Visual
Bayangkan histogram sebagai serangkaian batang yang berdampingan, dengan setiap batang mewakili frekuensi data dalam suatu interval kelas. Sementara itu, poligon frekuensi adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah setiap batang histogram, sehingga membentuk sebuah poligon.
Perbedaan visual yang paling menonjol adalah histogram menggunakan batang untuk menunjukkan frekuensi, sedangkan poligon frekuensi menggunakan garis. Histogram memberikan gambaran yang lebih padat dan langsung tentang distribusi data, sedangkan poligon frekuensi lebih mudah untuk membandingkan distribusi data dari dua atau lebih kelompok.
Jenis-Jenis Histogram
Histogram merupakan representasi grafis data numerik yang dikelompokkan dalam rentang kelas tertentu. Jenis-jenis histogram dibedakan berdasarkan bentuk dan karakteristiknya. Pemilihan jenis histogram yang tepat bergantung pada distribusi data yang akan divisualisasikan.
Histogram Simetris
Histogram simetris memiliki bentuk yang seimbang, dengan sisi kiri dan kanan yang hampir sama. Titik tengah data berada di pusat histogram. Bentuk ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara merata di sekitar nilai tengah.
- Contoh ilustrasi: Histogram yang menggambarkan tinggi badan siswa di suatu kelas dengan distribusi yang merata di sekitar nilai tengah.
Histogram Skew Kanan
Histogram skew kanan memiliki ekor yang lebih panjang di sisi kanan. Ini berarti bahwa sebagian besar data terkonsentrasi di sisi kiri, dengan beberapa nilai yang lebih tinggi di sisi kanan.
- Contoh ilustrasi: Histogram yang menggambarkan pendapatan penduduk suatu negara, dimana sebagian besar penduduk memiliki pendapatan rendah, dan hanya sedikit yang memiliki pendapatan tinggi.
Histogram Skew Kiri
Histogram skew kiri memiliki ekor yang lebih panjang di sisi kiri. Ini berarti bahwa sebagian besar data terkonsentrasi di sisi kanan, dengan beberapa nilai yang lebih rendah di sisi kiri.
- Contoh ilustrasi: Histogram yang menggambarkan skor ujian, dimana sebagian besar siswa mendapatkan skor tinggi, dan hanya sedikit yang mendapatkan skor rendah.
Histogram Unimodal
Histogram unimodal memiliki satu puncak. Ini menunjukkan bahwa data memiliki satu nilai modus, yaitu nilai yang paling sering muncul.
- Contoh ilustrasi: Histogram yang menggambarkan usia karyawan di suatu perusahaan, dimana sebagian besar karyawan berada di usia tertentu.
Histogram Bimodal
Histogram bimodal memiliki dua puncak. Ini menunjukkan bahwa data memiliki dua nilai modus, yaitu dua nilai yang paling sering muncul.
- Contoh ilustrasi: Histogram yang menggambarkan tinggi badan siswa di dua sekolah yang berbeda, dimana masing-masing sekolah memiliki nilai modus yang berbeda.
Histogram Multimodal
Histogram multimodal memiliki lebih dari dua puncak. Ini menunjukkan bahwa data memiliki lebih dari dua nilai modus.
- Contoh ilustrasi: Histogram yang menggambarkan suhu harian di suatu kota selama setahun, dimana terdapat beberapa puncak yang mewakili musim panas dan musim dingin.
Tabel Perbedaan Jenis Histogram
Jenis Histogram | Bentuk | Karakteristik | Contoh |
---|---|---|---|
Simetris | Seimbang | Data terdistribusi secara merata di sekitar nilai tengah | Tinggi badan siswa |
Skew Kanan | Ekor lebih panjang di sisi kanan | Sebagian besar data terkonsentrasi di sisi kiri | Pendapatan penduduk |
Skew Kiri | Ekor lebih panjang di sisi kiri | Sebagian besar data terkonsentrasi di sisi kanan | Skor ujian |
Unimodal | Satu puncak | Data memiliki satu nilai modus | Usia karyawan |
Bimodal | Dua puncak | Data memiliki dua nilai modus | Tinggi badan siswa di dua sekolah |
Multimodal | Lebih dari dua puncak | Data memiliki lebih dari dua nilai modus | Suhu harian |
Kesimpulan
Mempelajari histogram dan poligon frekuensi tidak hanya membantu kita dalam memahami data secara visual, tetapi juga dalam mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin tidak terlihat dengan hanya melihat data mentah. Dengan memahami kedua metode ini, kita dapat mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang ada.