Contoh Soal Neraca: Latih Kemampuan Analisis Keuangan Anda

No comments

Contoh soal neraca – Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana perusahaan besar mengelola keuangan mereka? Salah satu kunci utamanya adalah neraca, sebuah laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca seperti foto yang memotret aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada tanggal tertentu.

Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh soal neraca untuk mengasah pemahaman Anda tentang konsep ini. Dengan memahami contoh soal, Anda akan dapat menganalisis dan menginterpretasikan neraca perusahaan, sehingga dapat membantu Anda dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.

Pengertian Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang penting dalam dunia bisnis. Sederhananya, neraca adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan, yang merupakan tiga komponen utama dalam neraca.

Ilustrasi Neraca dalam Kehidupan Sehari-hari

Bayangkan kamu memiliki sebuah toko kecil. Di toko tersebut, kamu memiliki barang dagangan (aset), hutang kepada pemasok (kewajiban), dan modal sendiri yang kamu investasikan (ekuitas). Neraca akan menunjukkan semua komponen ini dalam bentuk laporan, sehingga kamu dapat mengetahui kondisi keuangan toko kamu secara keseluruhan pada suatu tanggal tertentu.

Hubungan Neraca dengan Laporan Keuangan Lainnya

Neraca memiliki hubungan erat dengan laporan keuangan lainnya, seperti Laporan Laba Rugi (LR) dan Laporan Arus Kas (LAK). Hubungan ini dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:

Laporan Keuangan Hubungan dengan Neraca
Laporan Laba Rugi (LR) Neraca menunjukkan saldo awal dan saldo akhir akun-akun yang tercantum dalam LR, seperti persediaan, piutang, dan utang. LR juga menunjukkan laba bersih yang akan ditambahkan ke ekuitas pada neraca.
Laporan Arus Kas (LAK) Neraca menunjukkan saldo awal dan saldo akhir akun-akun yang tercantum dalam LAK, seperti kas, piutang, dan utang. LAK juga menunjukkan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang akan memengaruhi saldo akun pada neraca.

Komponen Neraca

Neraca adalah salah satu laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan. Dengan kata lain, neraca menggambarkan apa yang dimiliki perusahaan (aset), apa yang dihutangi perusahaan (liabilitas), dan berapa nilai investasi pemilik dalam perusahaan (ekuitas).

Aset

Aset merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomis di masa depan. Aset dapat berupa barang nyata seperti tanah, bangunan, mesin, dan persediaan. Aset juga dapat berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan seperti piutang, paten, dan hak cipta.

  • Aset Lancar: Aset yang dapat dengan mudah diubah menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi perusahaan, contohnya:
    • Kas
    • Piutang Usaha
    • Persediaan
  • Aset Tetap: Aset yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, contohnya:
    • Tanah
    • Bangunan
    • Mesin

Liabilitas

Liabilitas merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain. Liabilitas timbul karena perusahaan telah menerima manfaat ekonomis dari pihak lain dan berkewajiban untuk mengembalikannya di masa depan. Liabilitas dapat berupa utang kepada bank, utang kepada pemasok, dan utang kepada karyawan.

  • Liabilitas Lancar: Kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi perusahaan, contohnya:
    • Utang Usaha
    • Utang Gaji
    • Utang Pajak
  • Liabilitas Jangka Panjang: Kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, contohnya:
    • Utang Bank
    • Utang Obligasi
    • Utang Sewa

Ekuitas

Ekuitas merupakan hak pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan liabilitas. Ekuitas mencerminkan nilai investasi pemilik dalam perusahaan. Ekuitas dapat berupa modal saham, laba ditahan, dan saldo laba.

  • Modal Saham: Nilai investasi pemilik dalam perusahaan yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
  • Laba Ditahan: Laba bersih perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemilik.
  • Saldo Laba: Selisih antara laba bersih dan rugi bersih selama periode tertentu.
Read more:  Contoh Soal Jurnal Penyesuaian Piutang Tak Tertagih: Menguak Rahasia Akuntansi

Tabel Komponen Neraca dan Contoh Akun

Komponen Neraca Contoh Akun
Aset
  • Kas
  • Piutang Usaha
  • Persediaan
  • Tanah
  • Bangunan
  • Mesin
Liabilitas
  • Utang Usaha
  • Utang Gaji
  • Utang Pajak
  • Utang Bank
  • Utang Obligasi
  • Utang Sewa
Ekuitas
  • Modal Saham
  • Laba Ditahan
  • Saldo Laba

Struktur Neraca

Neraca adalah salah satu laporan keuangan utama yang memberikan gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca menunjukkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Aset adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan, kewajiban adalah hutang perusahaan, dan ekuitas adalah selisih antara aset dan kewajiban.

Struktur Standar Neraca

Struktur standar neraca didasarkan pada persamaan akuntansi dasar, yaitu:

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Struktur ini menunjukkan bahwa total aset harus sama dengan total kewajiban ditambah total ekuitas. Neraca biasanya disusun dalam format akun, di mana aset dicantumkan di sebelah kiri dan kewajiban dan ekuitas dicantumkan di sebelah kanan.

Format Neraca yang Umum Digunakan

Ada beberapa format neraca yang umum digunakan, tetapi format yang paling umum adalah:

  • Format Stafel: Format ini menyusun aset, kewajiban, dan ekuitas secara berurutan, mulai dari aset lancar, aset tetap, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas.
  • Format Skontro: Format ini menyusun aset di sebelah kiri dan kewajiban dan ekuitas di sebelah kanan.

Berikut adalah contoh format neraca yang umum digunakan:

Aset Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Jumlah
Aset Lancar Kewajiban Lancar
Kas Rp. 100.000.000 Utang Dagang Rp. 50.000.000
Piutang Usaha Rp. 50.000.000 Utang Bank Rp. 20.000.000
Persediaan Rp. 30.000.000 Kewajiban Jangka Panjang
Total Aset Lancar Rp. 180.000.000 Utang Obligasi Rp. 30.000.000
Aset Tetap Total Kewajiban Rp. 100.000.000
Tanah Rp. 100.000.000 Ekuitas
Gedung Rp. 200.000.000 Modal Disetor Rp. 150.000.000
Peralatan Rp. 50.000.000 Laba Ditahan Rp. 30.000.000
Total Aset Tetap Rp. 350.000.000 Total Ekuitas Rp. 180.000.000
Total Aset Rp. 530.000.000 Total Kewajiban dan Ekuitas Rp. 530.000.000

Cara Menyusun Neraca

Untuk menyusun neraca, Anda perlu mengumpulkan data tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Setelah data dikumpulkan, Anda dapat menyusun neraca sesuai dengan format yang dipilih. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menyusun neraca:

  1. Kumpulkan data tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
  2. Pilih format neraca yang ingin digunakan.
  3. Masukkan data ke dalam format neraca yang dipilih.
  4. Hitung total aset, total kewajiban, dan total ekuitas.
  5. Pastikan total aset sama dengan total kewajiban ditambah total ekuitas.

Contoh data sederhana:

  • Kas: Rp. 100.000.000
  • Piutang Usaha: Rp. 50.000.000
  • Persediaan: Rp. 30.000.000
  • Tanah: Rp. 100.000.000
  • Gedung: Rp. 200.000.000
  • Peralatan: Rp. 50.000.000
  • Utang Dagang: Rp. 50.000.000
  • Utang Bank: Rp. 20.000.000
  • Utang Obligasi: Rp. 30.000.000
  • Modal Disetor: Rp. 150.000.000
  • Laba Ditahan: Rp. 30.000.000

Dengan menggunakan data di atas, Anda dapat menyusun neraca seperti yang ditunjukkan pada contoh format di atas.

Contoh Soal Neraca

Contoh soal neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang penting untuk menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Untuk lebih memahami konsep neraca, mari kita bahas contoh soal berikut.

Contoh Soal Neraca Sederhana

PT. Maju Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Data keuangan PT. Maju Bersama pada 31 Desember 2023 adalah sebagai berikut:

Aset Nilai (Rp)
Kas 10.000.000
Piutang Usaha 5.000.000
Persediaan Barang Dagangan 8.000.000
Peralatan 20.000.000
Bangunan 50.000.000
Tanah 30.000.000
Kewajiban Nilai (Rp)
Utang Usaha 7.000.000
Utang Bank 15.000.000
Ekuitas Nilai (Rp)
Modal Disetor 40.000.000
Laba Ditahan 13.000.000

Langkah Penyelesaian Soal

  1. Menghitung Total Aset: Jumlahkan semua nilai aset, yaitu 10.000.000 + 5.000.000 + 8.000.000 + 20.000.000 + 50.000.000 + 30.000.000 = Rp 123.000.000.
  2. Menghitung Total Kewajiban: Jumlahkan semua nilai kewajiban, yaitu 7.000.000 + 15.000.000 = Rp 22.000.000.
  3. Menghitung Total Ekuitas: Jumlahkan semua nilai ekuitas, yaitu 40.000.000 + 13.000.000 = Rp 53.000.000.
  4. Membuat Neraca: Buat tabel neraca dengan kolom Aset, Kewajiban, dan Ekuitas. Masukkan nilai yang telah dihitung sebelumnya ke dalam tabel.

Analisis dan Interpretasi Neraca

Setelah neraca dibuat, kita dapat menganalisis dan menginterpretasikan hasil perhitungannya. Berikut beberapa hal yang dapat dianalisis:

  • Keseimbangan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas: Neraca harus selalu seimbang, yaitu total aset harus sama dengan total kewajiban ditambah total ekuitas. Dalam contoh soal ini, total aset (Rp 123.000.000) sama dengan total kewajiban (Rp 22.000.000) ditambah total ekuitas (Rp 53.000.000).
  • Struktur Modal: Neraca dapat menunjukkan struktur modal perusahaan, yaitu perbandingan antara ekuitas dan kewajiban. Semakin tinggi rasio ekuitas terhadap kewajiban, semakin kuat struktur modal perusahaan.
  • Liabilitas: Neraca menunjukkan jumlah liabilitas perusahaan, yang menunjukkan berapa banyak hutang yang dimiliki perusahaan.
  • Aset Lancar dan Aset Tetap: Neraca dapat menunjukkan perbandingan antara aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang dapat diubah menjadi kas dalam jangka waktu pendek, sedangkan aset tetap adalah aset yang tidak mudah diubah menjadi kas.
Read more:  Contoh Laporan Piutang Excel: Panduan Lengkap Mengelola Piutang

Analisis dan interpretasi neraca dapat membantu kita memahami kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik.

Analisis Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Laporan ini menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu, dengan mencantumkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Analisis neraca dapat membantu memahami struktur aset dan sumber pendanaan perusahaan, serta bagaimana perusahaan mengelola liabilitasnya.

Cara Menganalisis Neraca

Analisis neraca dilakukan dengan membandingkan data neraca dengan data neraca periode sebelumnya, data neraca perusahaan lain, dan data standar industri. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana perubahan aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan dari waktu ke waktu. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang dihitung dari neraca.

Contoh soal neraca bisa membantu kamu memahami bagaimana perusahaan mencatat aset, liabilitas, dan ekuitasnya. Ingat, neraca menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Nah, kalau kamu mau latihan memahami cerita pendek, coba cek contoh soal cerita pendek kelas 9 di link ini.

Setelah itu, kamu bisa kembali ke contoh soal neraca untuk memperdalam pemahamanmu tentang konsep akuntansi ini.

Rasio Keuangan dari Neraca

Beberapa rasio keuangan yang dapat dihitung dari neraca, antara lain:

  • Rasio Likuiditas: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas yang umum digunakan, yaitu:
    • Current Ratio: Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya. Rasio ini dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total liabilitas lancar.
    • Quick Ratio: Rasio ini mirip dengan current ratio, tetapi tidak menyertakan persediaan dalam aset lancarnya. Rasio ini dihitung dengan membagi total aset lancar yang cepat dengan total liabilitas lancar.
    • Cash Ratio: Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan setara kasnya. Rasio ini dihitung dengan membagi total kas dan setara kas dengan total liabilitas lancar.
  • Rasio Solvabilitas: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa rasio solvabilitas yang umum digunakan, yaitu:
    • Debt to Equity Ratio: Rasio ini menunjukkan proporsi pembiayaan perusahaan yang berasal dari hutang dibandingkan dengan ekuitas. Rasio ini dihitung dengan membagi total hutang dengan total ekuitas.
    • Debt to Asset Ratio: Rasio ini menunjukkan proporsi aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini dihitung dengan membagi total hutang dengan total aset.
    • Times Interest Earned Ratio: Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang dengan menggunakan laba operasionalnya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasi dengan beban bunga.
  • Rasio Aktivitas: Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya. Beberapa rasio aktivitas yang umum digunakan, yaitu:
    • Asset Turnover Ratio: Rasio ini menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi total penjualan dengan total aset.
    • Inventory Turnover Ratio: Rasio ini menunjukkan jumlah kali persediaan barang dagangan terjual dalam satu periode. Rasio ini dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan barang dagangan.
    • Days Sales Outstanding: Rasio ini menunjukkan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutang dagangnya. Rasio ini dihitung dengan membagi piutang dagang dengan total penjualan dan dikalikan dengan 365 hari.
  • Rasio Profitabilitas: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Beberapa rasio profitabilitas yang umum digunakan, yaitu:
    • Gross Profit Margin: Rasio ini menunjukkan persentase laba kotor dari total penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor dengan total penjualan.
    • Operating Profit Margin: Rasio ini menunjukkan persentase laba operasi dari total penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasi dengan total penjualan.
    • Net Profit Margin: Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih dari total penjualan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total penjualan.
Read more:  Contoh Soal Kas Kecil Metode Imprest: Memahami Sistem Pengelolaan Kas

Contoh Interpretasi Rasio Keuangan

Sebagai contoh, current ratio perusahaan A adalah 2. Ini berarti bahwa perusahaan A memiliki aset lancar dua kali lipat dari liabilitas lancarnya. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan A memiliki likuiditas yang baik dan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio ini harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan rasio likuiditas lainnya, seperti quick ratio dan cash ratio, serta kondisi industri.

Contoh lainnya, debt to equity ratio perusahaan B adalah 1. Ini berarti bahwa perusahaan B memiliki hutang yang sama dengan ekuitasnya. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan B memiliki leverage yang tinggi dan rentan terhadap risiko keuangan. Namun, rasio ini harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti tingkat bunga, jangka waktu hutang, dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Penerapan Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan utama yang memberikan gambaran menyeluruh tentang aset, liabilitas, dan ekuitas suatu perusahaan pada titik waktu tertentu. Informasi yang disajikan dalam neraca sangat penting untuk memahami kondisi keuangan perusahaan dan dapat digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari perbankan hingga manajemen keuangan.

Penerapan Neraca dalam Perbankan, Contoh soal neraca

Dalam dunia perbankan, neraca digunakan untuk menilai kelayakan kredit suatu perusahaan. Bank akan menganalisis rasio keuangan yang diperoleh dari neraca, seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Informasi ini membantu bank dalam menentukan apakah perusahaan tersebut layak mendapatkan pinjaman dan berapa besar risiko yang akan ditanggung.

Penerapan Neraca dalam Investasi

Neraca juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menggunakan neraca untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Misalnya, investor dapat melihat rasio aset terhadap liabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya. Mereka juga dapat menganalisis rasio ekuitas terhadap aset untuk mengetahui seberapa besar perusahaan didanai oleh pemiliknya.

Contoh Penerapan Neraca dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Misalnya, investor A ingin berinvestasi di perusahaan B. Investor A mempelajari neraca perusahaan B dan menemukan bahwa rasio likuiditasnya sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan B memiliki kesulitan dalam memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Berdasarkan informasi ini, investor A memutuskan untuk tidak berinvestasi di perusahaan B karena risiko yang tinggi.

Penerapan Neraca dalam Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan perusahaan juga memanfaatkan neraca untuk berbagai tujuan. Misalnya, neraca digunakan untuk:

  • Menganalisis kinerja keuangan perusahaan
  • Membuat rencana keuangan jangka pendek dan jangka panjang
  • Memantau penggunaan aset dan liabilitas perusahaan
  • Mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan
  • Membuat keputusan tentang investasi, pendanaan, dan pembagian dividen

Bagaimana Neraca Membantu dalam Mengelola Arus Kas Perusahaan

Neraca dapat membantu dalam mengelola arus kas perusahaan dengan memberikan informasi tentang struktur aset dan liabilitas perusahaan. Dengan menganalisis neraca, manajemen dapat mengidentifikasi aset yang dapat dikonversi menjadi kas dan liabilitas yang perlu dibayar. Informasi ini membantu manajemen dalam merencanakan strategi arus kas yang efektif.

Kesulitan dalam Neraca: Contoh Soal Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang penting dalam menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu. Namun, memahami dan menggunakan neraca dengan tepat bisa menjadi tantangan bagi sebagian orang.

Kesulitan dalam Memahami dan Menggunakan Neraca

Ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi dalam memahami dan menggunakan neraca, di antaranya:

  • Terminologi yang kompleks: Neraca menggunakan istilah-istilah khusus yang mungkin tidak familiar bagi sebagian orang, seperti aset, liabilitas, ekuitas, dan sebagainya.
  • Konsep yang abstrak: Neraca menggambarkan kondisi keuangan secara keseluruhan, yang bisa jadi sulit dipahami secara langsung, terutama bagi pemula.
  • Struktur dan format yang rumit: Neraca biasanya disusun dengan struktur dan format tertentu yang bisa membuat sebagian orang merasa kebingungan.
  • Data yang beragam: Neraca memuat berbagai jenis data, mulai dari nilai aset, hutang, hingga modal, yang bisa jadi sulit untuk diinterpretasikan secara menyeluruh.

Cara Mengatasi Kesulitan dalam Memahami Neraca

Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dan menggunakan neraca, beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Pelajari terminologi dan konsep dasar: Mulailah dengan mempelajari istilah-istilah dan konsep dasar yang digunakan dalam neraca.
  • Pahami struktur dan format: Pelajari struktur dan format neraca agar Anda dapat memahami bagaimana data disusun dan disajikan.
  • Cari sumber belajar yang mudah dipahami: Ada banyak sumber belajar yang dapat membantu Anda memahami neraca, seperti buku, artikel, video, dan kursus online.
  • Berlatih dengan contoh kasus: Cobalah untuk menganalisis dan menginterpretasikan neraca dengan menggunakan contoh kasus yang nyata.

Contoh Kesalahan dalam Penggunaan Neraca

Salah satu kesalahan umum dalam penggunaan neraca adalah mencampuradukkan aset dan liabilitas. Contohnya, perusahaan mencatat aset tetap (misalnya, bangunan) sebagai liabilitas. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam penilaian kondisi keuangan perusahaan dan membuat keputusan bisnis yang tidak tepat.

Kesimpulan

Memahami dan menggunakan neraca dengan tepat sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami konsep dan terminologi yang digunakan, Anda dapat menginterpretasikan informasi keuangan secara akurat dan membuat keputusan bisnis yang tepat.

Ringkasan Terakhir

Memahami neraca tidak hanya penting bagi para profesional akuntansi, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan memahami contoh soal neraca, Anda dapat menganalisis dan menginterpretasikan informasi keuangan dengan lebih baik, sehingga dapat membantu Anda dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat.

Also Read

Bagikan: