Contoh soal persilangan monohibrid kelas 9 – Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa bunga mawar memiliki warna yang berbeda-beda? Atau bagaimana sifat-sifat fisikmu diturunkan dari orang tuamu? Jawabannya terletak pada genetika, khususnya pada persilangan monohibrid. Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu yang berbeda dalam satu sifat, seperti warna bunga atau bentuk biji. Di kelas 9, kamu akan mempelajari dasar-dasar persilangan monohibrid dan bagaimana hukum Mendel dapat digunakan untuk memprediksi hasil persilangan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh soal persilangan monohibrid yang melibatkan warna bunga, dan bagaimana kamu dapat menentukan rasio genotip dan fenotipe pada keturunannya. Kita juga akan membahas aplikasi persilangan monohibrid dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang pertanian dan bioteknologi.
Pengertian Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid merupakan salah satu konsep penting dalam genetika yang mempelajari pewarisan sifat dari induk ke keturunannya. Dalam persilangan monohibrid, kita fokus pada pewarisan satu sifat saja, misalnya warna bunga atau bentuk biji. Dengan mempelajari persilangan monohibrid, kita dapat memahami bagaimana gen-gen diturunkan dan bagaimana sifat-sifat tersebut muncul pada generasi berikutnya.
Pengertian Persilangan Monohibrid, Contoh soal persilangan monohibrid kelas 9
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu yang memiliki satu sifat berbeda. Sifat yang berbeda tersebut biasanya disebabkan oleh alel yang berbeda pada gen yang sama. Misalnya, kita bisa menyilangkan tanaman kacang polong dengan bunga warna ungu (genotipe PP) dengan tanaman kacang polong dengan bunga warna putih (genotipe pp). Sifat yang berbeda dalam kasus ini adalah warna bunga.
Contoh Persilangan Monohibrid
Untuk memahami persilangan monohibrid, mari kita perhatikan contoh persilangan antara tanaman kacang polong dengan bunga warna ungu (PP) dengan tanaman kacang polong dengan bunga warna putih (pp). Diagram persilangan berikut menunjukkan bagaimana sifat warna bunga diturunkan pada generasi berikutnya:
Gamet | P | p |
---|---|---|
P | PP | Pp |
p | Pp | pp |
Dari diagram persilangan di atas, kita dapat melihat bahwa semua keturunan F1 memiliki genotip Pp dan fenotip bunga ungu. Hal ini menunjukkan bahwa alel P (ungu) dominan terhadap alel p (putih). Alel dominan akan selalu muncul dalam fenotip, meskipun hanya satu salinan yang ada dalam genotip.
Perbedaan Persilangan Monohibrid dan Dihibrid
Persilangan monohibrid dan dihibrid adalah dua jenis persilangan yang umum dipelajari dalam genetika. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada jumlah sifat yang diamati:
- Persilangan monohibrid: Memfokuskan pada pewarisan satu sifat saja, seperti warna bunga atau bentuk biji.
- Persilangan dihibrid: Memfokuskan pada pewarisan dua sifat berbeda secara bersamaan, seperti warna bunga dan bentuk biji.
Dalam persilangan monohibrid, kita hanya perlu mempertimbangkan dua alel untuk satu gen, sedangkan dalam persilangan dihibrid, kita harus mempertimbangkan empat alel untuk dua gen. Hal ini membuat analisis persilangan dihibrid menjadi lebih kompleks daripada persilangan monohibrid.
Hukum Mendel dalam Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu yang hanya berbeda dalam satu sifat. Misalnya, persilangan antara tanaman kacang polong berbunga ungu dengan tanaman kacang polong berbunga putih. Dalam persilangan ini, kita hanya fokus pada satu sifat, yaitu warna bunga.
Hukum Mendel merupakan dasar dari genetika modern. Hukum ini menjelaskan bagaimana sifat-sifat diturunkan dari orang tua ke anak. Dalam persilangan monohibrid, dua hukum Mendel, yaitu Hukum Segregasi dan Hukum Asortasi Bebas, memainkan peran penting.
Hukum Segregasi
Hukum Segregasi menyatakan bahwa setiap individu memiliki dua alel untuk setiap sifat, dan alel-alel ini memisah secara acak saat pembentukan gamet. Artinya, setiap gamet hanya membawa satu alel dari setiap pasangan alel.
Sebagai contoh, pada persilangan tanaman kacang polong berbunga ungu (PP) dengan tanaman kacang polong berbunga putih (pp), tanaman berbunga ungu memiliki dua alel dominan (P), sedangkan tanaman berbunga putih memiliki dua alel resesif (p). Saat pembentukan gamet, tanaman berbunga ungu akan menghasilkan gamet dengan alel P, sedangkan tanaman berbunga putih akan menghasilkan gamet dengan alel p. Ketika gamet-gamet ini bersatu, akan menghasilkan keturunan dengan kombinasi alel yang berbeda.
- Tanaman berbunga ungu (PP) menghasilkan gamet P.
- Tanaman berbunga putih (pp) menghasilkan gamet p.
Hasil persilangan ini adalah semua keturunan berbunga ungu (Pp) karena alel P dominan terhadap alel p. Meskipun keturunannya memiliki alel p yang resesif, alel ini tidak akan muncul dalam fenotip (penampakan) karena alel P dominan. Namun, alel p tetap ada dalam genotip (susunan genetik) dan dapat muncul kembali dalam generasi selanjutnya.
Hukum Asortasi Bebas
Hukum Asortasi Bebas menyatakan bahwa alel untuk sifat yang berbeda memisah secara independen satu sama lain selama pembentukan gamet. Artinya, alel untuk satu sifat tidak memengaruhi alel untuk sifat lain.
Hukum ini tidak berlaku dalam persilangan monohibrid karena hanya melibatkan satu sifat. Pada persilangan monohibrid, kita hanya melihat pemisahan alel untuk satu sifat, bukan beberapa sifat. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengamati apakah alel untuk sifat yang berbeda memisah secara independen atau tidak.
Memprediksi Hasil Persilangan Monohibrid
Hukum Mendel dapat digunakan untuk memprediksi hasil persilangan monohibrid. Untuk memprediksi hasil persilangan, kita dapat menggunakan tabel Punnett. Tabel Punnett adalah diagram yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi alel dalam gamet dari kedua induk. Dengan menggunakan tabel Punnett, kita dapat memprediksi rasio genotip dan fenotip keturunan.
Misalnya, pada persilangan tanaman kacang polong berbunga ungu (Pp) dengan tanaman kacang polong berbunga ungu (Pp), tabel Punnett akan menunjukkan bahwa ada empat kemungkinan kombinasi alel pada keturunan:
P | p | |
---|---|---|
P | PP | Pp |
p | Pp | pp |
Dari tabel Punnett ini, kita dapat melihat bahwa rasio genotip keturunan adalah 1:2:1 (PP:Pp:pp), dan rasio fenotip keturunan adalah 3:1 (berbunga ungu:berbunga putih).
Contoh Soal Persilangan Monohibrid: Contoh Soal Persilangan Monohibrid Kelas 9
Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu yang hanya berbeda dalam satu sifat. Sifat tersebut dapat berupa warna bunga, bentuk biji, tinggi tanaman, atau sifat lainnya. Dalam persilangan monohibrid, kita akan mengamati bagaimana sifat-sifat tersebut diturunkan dari induk ke keturunannya.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid
Misalkan kita ingin mempelajari persilangan monohibrid pada bunga. Kita memiliki dua tanaman bunga, satu berbunga merah dan satu berbunga putih. Kita tahu bahwa warna merah (M) dominan terhadap warna putih (m). Kita ingin mengetahui warna bunga pada keturunan pertama (F1) dan keturunan kedua (F2) dari persilangan ini.
Tabel Genotipe dan Fenotipe Keturunan F1 dan F2
Berikut tabel yang menunjukkan genotip dan fenotipe dari keturunan F1 dan F2 dari persilangan monohibrid tersebut:
Genotipe | Fenotipe |
---|---|
MM | Merah |
Mm | Merah |
mm | Putih |
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa semua keturunan F1 memiliki genotip Mm dan fenotipe merah. Ini menunjukkan bahwa alel dominan (M) menutupi alel resesif (m). Ketika dua individu F1 disilangkan, keturunan F2 akan memiliki rasio genotip 1:2:1 (MM:Mm:mm) dan rasio fenotipe 3:1 (merah:putih).
Cara Menentukan Rasio Genotipe dan Fenotipe pada Keturunan F2
Untuk menentukan rasio genotip dan fenotipe pada keturunan F2, kita dapat menggunakan diagram Punnett. Diagram Punnett adalah diagram yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi gamet dari kedua induk. Dalam kasus ini, kita memiliki dua induk F1 dengan genotip Mm. Gamet yang dihasilkan oleh masing-masing induk adalah M dan m.
Berikut diagram Punnett untuk persilangan F1:
M | m | |
---|---|---|
M | MM | Mm |
m | Mm | mm |
Dari diagram Punnett, kita dapat melihat bahwa keturunan F2 memiliki rasio genotip 1:2:1 (MM:Mm:mm) dan rasio fenotipe 3:1 (merah:putih). Ini menunjukkan bahwa tiga perempat dari keturunan F2 akan berbunga merah, sedangkan satu perempat akan berbunga putih.
Aplikasi Persilangan Monohibrid dalam Kehidupan Sehari-hari
Persilangan monohibrid merupakan teknik pembiakan yang memanfaatkan satu sifat beda untuk menghasilkan keturunan dengan sifat unggul. Penerapannya tak hanya terbatas di laboratorium, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang pertanian.
Penerapan Persilangan Monohibrid dalam Bidang Pertanian
Persilangan monohibrid banyak digunakan dalam bidang pertanian untuk meningkatkan kualitas tanaman. Teknik ini membantu para petani menghasilkan varietas unggul dengan sifat yang lebih baik, seperti hasil panen yang lebih banyak, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta kualitas nutrisi yang lebih tinggi.
Meningkatkan Kualitas Tanaman atau Hewan
Persilangan monohibrid dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tanaman atau hewan dengan cara menggabungkan sifat-sifat unggul dari kedua induk. Misalnya, petani dapat menyilangkan varietas padi yang memiliki hasil panen tinggi dengan varietas yang tahan terhadap hama. Keturunan dari persilangan ini diharapkan memiliki sifat unggul dari kedua induknya, yaitu hasil panen tinggi dan ketahanan terhadap hama.
Contoh Kasus Persilangan Monohibrid di Alam
Persilangan monohibrid juga terjadi di alam secara alami. Salah satu contohnya adalah persilangan pada bunga mawar. Bunga mawar dengan warna merah dominan (MM) disilangkan dengan bunga mawar putih resesif (mm). Keturunannya (Mm) akan memiliki warna merah muda karena sifat dominan (merah) tidak sepenuhnya menutupi sifat resesif (putih).
Diagram Persilangan Monohibrid
Diagram persilangan monohibrid adalah alat yang digunakan untuk memprediksi kemungkinan fenotipe dan genotip keturunan dari persilangan antara dua individu yang berbeda dalam satu sifat. Diagram ini dibuat dengan menggunakan kotak Punnett, yang merupakan tabel sederhana yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi gamet dari kedua induk. Diagram ini membantu kita memahami konsep dominan dan resesif, serta rasio fenotipe dan genotip pada keturunan.
Cara Membaca Diagram Persilangan Monohibrid
Diagram persilangan monohibrid dapat dibaca dengan mudah dengan memahami simbol-simbol yang digunakan. Simbol-simbol ini mewakili alel, yang merupakan bentuk alternatif dari gen yang bertanggung jawab untuk sifat tertentu. Misalnya, alel untuk warna bunga bisa berupa alel untuk warna merah (R) atau alel untuk warna putih (r).
- Setiap kotak dalam kotak Punnett mewakili satu kemungkinan kombinasi gamet dari kedua induk.
- Kolom atas dan baris kiri kotak Punnett menunjukkan gamet dari induk jantan dan betina, masing-masing.
- Setiap kotak berisi genotip keturunan, yang merupakan kombinasi alel yang diwariskan dari kedua induk.
- Fenotipe keturunan, yaitu ciri fisik yang terlihat, dapat ditentukan berdasarkan genotipnya.
Diagram Persilangan Monohibrid untuk Kasus Persilangan Dua Sifat Beda
Diagram persilangan monohibrid dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan fenotipe dan genotip keturunan dari persilangan antara dua individu yang berbeda dalam dua sifat. Misalnya, kita dapat mempertimbangkan persilangan antara tanaman kacang polong dengan bunga ungu dan biji bulat dengan tanaman kacang polong dengan bunga putih dan biji keriput.
Contoh soal persilangan monohibrid kelas 9 biasanya membahas tentang pewarisan sifat tunggal, seperti warna bunga. Nah, kalau kamu ingin belajar tentang bagaimana cara menentukan persamaan garis lurus dari grafiknya, kamu bisa cek contoh soal dan jawabannya di contoh soal grafik persamaan garis lurus dan jawabannya.
Setelah memahami materi tersebut, kamu bisa kembali fokus mempelajari contoh soal persilangan monohibrid kelas 9 dan mengaplikasikannya untuk menganalisis perbandingan fenotipe dan genotipe pada keturunannya.
- Dalam kasus ini, kita akan menggunakan dua pasang alel: alel untuk warna bunga (P untuk ungu dan p untuk putih) dan alel untuk bentuk biji (R untuk bulat dan r untuk keriput).
- Induk jantan memiliki genotip PpRr, yang berarti ia memiliki satu alel untuk bunga ungu (P) dan satu alel untuk bunga putih (p), serta satu alel untuk biji bulat (R) dan satu alel untuk biji keriput (r).
- Induk betina memiliki genotip ppRr, yang berarti ia memiliki dua alel untuk bunga putih (p) dan satu alel untuk biji bulat (R) dan satu alel untuk biji keriput (r).
- Untuk membuat diagram persilangan, kita akan membuat kotak Punnett 4×4, dengan setiap kotak mewakili satu kemungkinan kombinasi gamet dari kedua induk.
- Setelah membuat kotak Punnett, kita dapat mengisi setiap kotak dengan genotip keturunan, yang merupakan kombinasi alel yang diwariskan dari kedua induk.
- Dari diagram persilangan, kita dapat melihat bahwa terdapat 9 kemungkinan genotip dan 4 kemungkinan fenotipe pada keturunan.
Istilah Genetika dalam Persilangan Monohibrid
Dalam persilangan monohibrid, kita mempelajari pewarisan sifat tunggal dari induk ke keturunannya. Untuk memahami prosesnya, beberapa istilah genetika penting perlu dipahami. Berikut penjelasannya:
Genotipe dan Fenotipe
Genotipe dan fenotipe adalah dua istilah penting dalam genetika yang menggambarkan sifat makhluk hidup. Genotipe merujuk pada susunan genetik suatu individu, sedangkan fenotipe adalah penampilan fisik atau karakteristik yang tampak.
- Genotipe: Gabungan alel yang dimiliki individu untuk suatu sifat. Misalnya, genotipe untuk warna bunga adalah “AA” (dominan), “Aa” (heterozigot), atau “aa” (resesif).
- Fenotipe: Ekspresi fisik dari genotipe. Misalnya, fenotipe untuk warna bunga bisa berupa merah, putih, atau ungu, tergantung pada genotipe yang dimiliki.
Alel Dominan dan Alel Resesif
Alel adalah bentuk alternatif dari suatu gen yang terletak pada lokus yang sama pada kromosom homolog. Alel dominan adalah alel yang akan mengekspresikan sifatnya, baik dalam keadaan homozigot (dua alel sama) maupun heterozigot (dua alel berbeda). Alel resesif hanya akan mengekspresikan sifatnya jika berada dalam keadaan homozigot.
- Alel Dominan: Alel yang selalu mengekspresikan sifatnya, baik dalam keadaan homozigot maupun heterozigot. Dilambangkan dengan huruf besar, misalnya “A”.
- Alel Resesif: Alel yang hanya mengekspresikan sifatnya jika berada dalam keadaan homozigot. Dilambangkan dengan huruf kecil, misalnya “a”.
Homozigot dan Heterozigot
Homozigot dan heterozigot menggambarkan kombinasi alel yang dimiliki individu untuk suatu sifat. Homozigot memiliki dua alel yang sama, sedangkan heterozigot memiliki dua alel yang berbeda.
- Homozigot: Memiliki dua alel yang sama untuk suatu sifat. Contoh: “AA” (homozigot dominan) atau “aa” (homozigot resesif).
- Heterozigot: Memiliki dua alel yang berbeda untuk suatu sifat. Contoh: “Aa”.
Pentingnya Memahaman Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid merupakan salah satu konsep dasar dalam genetika yang mempelajari pewarisan sifat dari satu karakteristik tunggal. Memahami konsep ini penting untuk memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari orang tua ke keturunannya.
Pentingnya Memahami Persilangan Monohibrid dalam Konteks Genetika
Persilangan monohibrid merupakan dasar pemahaman genetika karena memungkinkan kita untuk melacak bagaimana satu sifat tunggal diwariskan. Melalui persilangan monohibrid, kita dapat mengidentifikasi pola pewarisan, seperti dominan dan resesif, serta menentukan genotipe dan fenotipe individu.
Persilangan Monohibrid dalam Memahami Pewarisan Sifat
Persilangan monohibrid memungkinkan kita untuk memahami bagaimana sifat-sifat diturunkan dari orang tua ke keturunannya. Misalnya, persilangan antara tanaman kacang polong dengan bunga ungu dan tanaman kacang polong dengan bunga putih dapat membantu kita memahami bagaimana warna bunga diwariskan. Melalui persilangan ini, kita dapat melihat bahwa gen untuk bunga ungu dominan terhadap gen untuk bunga putih, dan kita dapat memprediksi rasio fenotipe keturunannya.
Penerapan Persilangan Monohibrid dalam Bidang Bioteknologi
Persilangan monohibrid memiliki aplikasi yang luas dalam bidang bioteknologi. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Pemuliaan Tanaman: Persilangan monohibrid digunakan untuk mengembangkan varietas tanaman yang lebih unggul dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti hasil panen yang lebih tinggi, ketahanan terhadap penyakit, atau toleransi terhadap kondisi lingkungan yang buruk.
- Pemuliaan Hewan: Persilangan monohibrid juga digunakan untuk meningkatkan kualitas hewan ternak, seperti meningkatkan produksi susu, daging, atau telur.
- Rekayasa Genetika: Persilangan monohibrid merupakan dasar untuk memahami mekanisme pewarisan sifat dan dapat digunakan dalam rekayasa genetika untuk memanipulasi gen dan menghasilkan organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Gen Letal
Persilangan monohibrid adalah persilangan yang melibatkan satu sifat beda. Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian individu jika terdapat dalam keadaan homozigot. Gen ini dapat mempengaruhi hasil persilangan dengan menyebabkan beberapa genotip tidak muncul pada keturunan.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Gen Letal
Misalnya, warna bulu ayam ditentukan oleh satu gen dengan dua alel. Alel dominan (C) menentukan bulu berwarna, sedangkan alel resesif (c) menentukan bulu putih. Namun, terdapat gen letal (L) yang menyebabkan kematian embrio jika berada dalam keadaan homozigot (LL). Gen letal ini terletak pada kromosom yang berbeda dengan gen warna bulu.
Seorang peternak ayam memiliki ayam jantan berbulu berwarna (CcLl) dan ayam betina berbulu putih (ccLl).
Penentuan Rasio Genotip dan Fenotip Keturunan
Untuk menentukan rasio genotip dan fenotip pada keturunan F1 dan F2, kita perlu membuat tabel persilangan. Berikut tabel persilangan antara ayam jantan (CcLl) dan ayam betina (ccLl):
Gamet Jantan | CL | Cl | cL | cl |
---|---|---|---|---|
Gamet Betina | ||||
cL | CcLL (Mati) | CcLl (Berwarna) | ccLL (Mati) | ccLl (Putih) |
cl | CcLl (Berwarna) | Ccll (Berwarna) | ccLl (Putih) | ccll (Putih) |
Keterangan:
* Genotip CcLL dan ccLL tidak muncul pada keturunan karena gen letal (LL) menyebabkan kematian embrio.
Rasio Genotip F1:
* CcLl : ccLl = 2 : 2 = 1 : 1
Rasio Fenotip F1:
* Berwarna : Putih = 2 : 2 = 1 : 1
Untuk mendapatkan keturunan F2, kita perlu menyilangkan ayam F1 (CcLl) dengan ayam F1 (ccLl):
Gamet Jantan | CL | Cl | cL | cl |
---|---|---|---|---|
Gamet Betina | ||||
cL | CcLL (Mati) | CcLl (Berwarna) | ccLL (Mati) | ccLl (Putih) |
cl | CcLl (Berwarna) | Ccll (Berwarna) | ccLl (Putih) | ccll (Putih) |
Keterangan:
* Genotip CcLL dan ccLL tidak muncul pada keturunan karena gen letal (LL) menyebabkan kematian embrio.
Rasio Genotip F2:
* CcLl : Ccll : ccLl : ccll = 2 : 1 : 2 : 1
Rasio Fenotip F2:
* Berwarna : Putih = 3 : 1
Kesimpulan
Gen letal dapat menyebabkan kematian embrio dan mempengaruhi rasio genotip dan fenotip pada keturunan. Dalam contoh ini, gen letal (LL) menyebabkan hilangnya genotip CcLL dan ccLL pada F1 dan F2, sehingga rasio genotip dan fenotip menjadi berbeda dari persilangan monohibrid normal.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Alel Ganda
Persilangan monohibrid dengan alel ganda merupakan persilangan yang melibatkan satu sifat dengan lebih dari dua alel. Alel ganda adalah bentuk alternatif dari gen yang mengontrol sifat yang sama, namun memiliki pengaruh yang berbeda. Dalam persilangan monohibrid dengan alel ganda, kita dapat melihat bagaimana alel-alel ini berinteraksi dan mempengaruhi fenotipe keturunannya. Sebagai contoh, warna bunga pada beberapa spesies tumbuhan ditentukan oleh lebih dari dua alel.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Alel Ganda pada Warna Bunga
Misalnya, pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa), warna bunga ditentukan oleh tiga alel: CR (merah), CW (putih), dan CP (pink). Alel CR dominan terhadap CW dan CP, sedangkan CW dan CP bersifat kodominan. Artinya, jika individu memiliki alel CW dan CP, maka fenotipe bunganya akan pink.
Sekarang, bayangkan kita menyilangkan tanaman bunga pukul empat dengan genotip CRCW (merah) dengan tanaman lain yang memiliki genotip CPCW (pink). Bagaimana kita menentukan rasio genotip dan fenotipe pada keturunan F1 dan F2?
Tabel Genotip dan Fenotipe
Untuk memahami hasil persilangan, kita dapat menggunakan tabel Punnett. Tabel Punnett adalah diagram yang membantu kita memprediksi kemungkinan genotip dan fenotipe keturunan dari persilangan.
Gamet | CR | CW |
---|---|---|
CP | CRCP (Merah) | CWCP (Pink) |
CW | CRCW (Merah) | CWCW (Putih) |
Dari tabel Punnett di atas, kita dapat melihat bahwa keturunan F1 memiliki rasio genotip 1:1:1:1 (CRCP: CWCP: CRCW: CWCW) dan rasio fenotipe 2:1:1 (Merah: Pink: Putih).
Untuk mendapatkan keturunan F2, kita perlu menyilangkan dua individu F1. Misalnya, kita menyilangkan individu CRCP (merah) dengan individu CWCP (pink). Tabel Punnett untuk persilangan ini akan terlihat seperti berikut:
Gamet | CR | CP |
---|---|---|
CW | CRCW (Merah) | CWCP (Pink) |
CP | CRCP (Merah) | CPCP (Pink) |
Dari tabel Punnett ini, kita dapat melihat bahwa keturunan F2 memiliki rasio genotip 1:2:1:2:1 (CRCR: CRCP: CPCP: CRCW: CWCW) dan rasio fenotipe 3:1:2 (Merah: Putih: Pink).
Contoh ini menunjukkan bagaimana alel ganda dapat mempengaruhi hasil persilangan. Karena adanya alel ganda, kita mendapatkan variasi fenotipe yang lebih luas pada keturunan, dibandingkan dengan persilangan monohibrid dengan hanya dua alel.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Dominasi Tidak Lengkap
Persilangan monohibrid merupakan persilangan antara dua individu yang berbeda dalam satu sifat. Dominasi tidak lengkap terjadi ketika alel dominan tidak sepenuhnya menutupi alel resesif, sehingga fenotipe keturunannya merupakan perpaduan antara kedua alel tersebut. Contohnya, bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) memiliki warna bunga merah (MM), putih (mm), dan merah muda (Mm). Mari kita lihat contoh soal persilangan monohibrid dengan dominasi tidak lengkap yang melibatkan warna bunga pukul empat.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Dominasi Tidak Lengkap
Sebuah tanaman bunga pukul empat dengan bunga merah (MM) disilangkan dengan tanaman bunga pukul empat dengan bunga putih (mm). Tentukan rasio genotip dan fenotipe pada keturunan F1 dan F2.
Penyelesaian Soal
Berikut adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan soal persilangan monohibrid dengan dominasi tidak lengkap:
1. Menentukan Genotip Induk
- Induk pertama: MM (bunga merah)
- Induk kedua: mm (bunga putih)
2. Membuat Diagram Punnett
Diagram Punnett adalah tabel yang digunakan untuk menentukan kemungkinan genotip dan fenotipe keturunan. Berikut adalah diagram Punnett untuk persilangan MM x mm:
M | M | |
---|---|---|
m | Mm | Mm |
m | Mm | Mm |
3. Menentukan Genotip dan Fenotipe Keturunan F1
Berdasarkan diagram Punnett, semua keturunan F1 memiliki genotip Mm dan fenotipe bunga merah muda.
4. Menentukan Genotip dan Fenotipe Keturunan F2
Untuk menentukan genotip dan fenotipe keturunan F2, kita perlu melakukan persilangan antara dua individu F1 (Mm x Mm). Berikut adalah diagram Punnett untuk persilangan Mm x Mm:
M | m | |
---|---|---|
M | MM | Mm |
m | Mm | mm |
Berdasarkan diagram Punnett, rasio genotip pada keturunan F2 adalah 1 MM : 2 Mm : 1 mm. Rasio fenotipe pada keturunan F2 adalah 1 bunga merah : 2 bunga merah muda : 1 bunga putih.
Kesimpulan
Dari contoh soal di atas, dapat disimpulkan bahwa dominasi tidak lengkap mempengaruhi hasil persilangan dengan menghasilkan fenotipe intermedier pada keturunan F1. Pada keturunan F2, muncul kembali fenotipe induk, yaitu merah dan putih, dengan rasio 1:2:1.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Ko-dominan
Persilangan monohibrid dengan ko-dominan merupakan persilangan yang melibatkan satu sifat dengan dua alel dominan yang sama-sama kuat. Alel-alel ini tidak saling mendominasi, melainkan keduanya berekspresi secara bersamaan dalam fenotipe keturunan.
Contoh Soal Persilangan Monohibrid dengan Ko-dominan
Misalnya, kita akan menganalisis persilangan warna bulu ayam. Bulu ayam dapat memiliki warna hitam (BB), putih (WW), atau belang hitam putih (BW). Genotipe BB dan WW menunjukkan dominasi penuh, sedangkan genotip BW menunjukkan ko-dominan, di mana kedua alel (B dan W) berekspresi secara bersamaan, menghasilkan warna belang.
Bagaimana Ko-dominan Mempengaruhi Hasil Persilangan
Ko-dominan menyebabkan munculnya fenotipe baru pada keturunan yang tidak terdapat pada induknya. Dalam kasus bulu ayam, persilangan antara ayam hitam (BB) dan ayam putih (WW) akan menghasilkan keturunan F1 dengan genotip BW dan fenotipe belang hitam putih. Ini berbeda dengan persilangan dengan dominasi penuh, di mana keturunan F1 akan memiliki fenotipe yang sama dengan salah satu induknya.
Rasio Genotip dan Fenotipe pada Keturunan F1 dan F2
- Persilangan Induk: Ayam hitam (BB) x Ayam putih (WW)
- Keturunan F1: Genotip: BW, Fenotipe: Belang hitam putih (100%)
- Persilangan F1: Ayam belang hitam putih (BW) x Ayam belang hitam putih (BW)
- Keturunan F2: Genotip: BB (25%), BW (50%), WW (25%), Fenotipe: Hitam (25%), Belang hitam putih (50%), Putih (25%)
Tabel Rasio Genotip dan Fenotipe
Genotip | Fenotipe | Rasio Genotip | Rasio Fenotipe |
---|---|---|---|
BB | Hitam | 1/4 | 1/4 |
BW | Belang hitam putih | 1/2 | 1/2 |
WW | Putih | 1/4 | 1/4 |
Kesimpulan
Persilangan monohibrid dengan ko-dominan menghasilkan fenotipe baru yang tidak terdapat pada induknya. Ko-dominan memperluas variasi fenotipe pada keturunan, menunjukkan bahwa alel-alel dapat berekspresi secara bersamaan dan menghasilkan fenotipe yang berbeda dari alel dominan atau resesif tunggal.
Pemungkas
Memahami persilangan monohibrid tidak hanya penting untuk memahami dasar-dasar genetika, tetapi juga untuk aplikasi praktisnya dalam berbagai bidang. Dengan mempelajari contoh soal dan menerapkan hukum Mendel, kamu dapat memprediksi hasil persilangan dan bahkan memanipulasi sifat-sifat organisme untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.