Contoh soal titrasi asam basa – Titrasi asam basa merupakan teknik kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Bayangkan Anda memiliki larutan asam yang tidak diketahui konsentrasinya, dan Anda ingin mengetahui berapa banyak asam yang terkandung di dalamnya. Titrasi asam basa dapat membantu Anda menjawab pertanyaan tersebut!
Proses titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar secara bertahap ke dalam larutan yang tidak diketahui hingga terjadi reaksi netralisasi sempurna. Titik netralisasi ini ditandai dengan perubahan warna indikator yang ditambahkan ke dalam larutan. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan untuk mencapai titik netralisasi, kita dapat menghitung konsentrasi larutan yang tidak diketahui. Titrasi asam basa memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti kimia, farmasi, dan industri makanan.
Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang tidak diketahui dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan asam atau basa yang konsentrasinya telah diketahui. Teknik ini memanfaatkan reaksi netralisasi antara asam dan basa, di mana ion hidrogen (H+) dari asam bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) dari basa untuk membentuk air (H2O).
Contoh Reaksi Titrasi Asam Basa
Sebagai contoh, titrasi asam kuat seperti asam klorida (HCl) dengan basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) menghasilkan reaksi netralisasi berikut:
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Dalam reaksi ini, ion hidrogen (H+) dari HCl bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) dari NaOH untuk membentuk air (H2O), sedangkan kation natrium (Na+) dan anion klorida (Cl-) tetap berada dalam larutan sebagai garam natrium klorida (NaCl).
Ilustrasi Sederhana Titrasi Asam Basa
Bayangkan kamu memiliki larutan asam yang konsentrasinya tidak diketahui. Untuk menentukan konsentrasi larutan asam tersebut, kamu dapat menggunakan larutan basa yang konsentrasinya sudah diketahui (larutan standar). Larutan basa ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan asam menggunakan buret, yang merupakan alat berbentuk silinder dengan skala yang menunjukkan volume larutan yang ditambahkan. Proses penambahan larutan basa ini disebut sebagai titrasi.
Selama titrasi, larutan asam dan basa akan bereaksi, dan titik di mana reaksi netralisasi terjadi disebut titik ekivalen. Titik ekivalen ini dapat dideteksi dengan menggunakan indikator, yaitu zat yang berubah warna ketika pH larutan berubah. Indikator akan menunjukkan warna tertentu saat larutan bersifat asam, warna berbeda saat larutan bersifat basa, dan warna lain saat larutan mencapai titik netral.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis asam dan basa yang terlibat dalam reaksi netralisasi. Berikut adalah tabel yang merangkum jenis-jenis titrasi asam basa:
Jenis Titrasi | Asam | Basa |
---|---|---|
Titrasi Asam Kuat – Basa Kuat | Asam kuat (misalnya, HCl, HNO3, H2SO4) | Basa kuat (misalnya, NaOH, KOH, Ba(OH)2) |
Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat | Asam lemah (misalnya, CH3COOH, HCN, HF) | Basa kuat (misalnya, NaOH, KOH, Ba(OH)2) |
Titrasi Asam Kuat – Basa Lemah | Asam kuat (misalnya, HCl, HNO3, H2SO4) | Basa lemah (misalnya, NH3, CH3NH2, C5H5N) |
Titrasi Asam Lemah – Basa Lemah | Asam lemah (misalnya, CH3COOH, HCN, HF) | Basa lemah (misalnya, NH3, CH3NH2, C5H5N) |
Prinsip Kerja Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan menggunakan larutan standar yang konsentrasinya sudah diketahui. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi netralisasi antara asam dan basa.
Prinsip Dasar Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan teknik kuantitatif yang memanfaatkan reaksi netralisasi antara asam dan basa. Prinsip dasarnya adalah pencampuran larutan asam dan basa dengan konsentrasi yang diketahui untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui. Reaksi netralisasi terjadi ketika asam dan basa bereaksi membentuk garam dan air.
Langkah-langkah Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa dilakukan dengan beberapa langkah yang sistematis, yaitu:
- Penentuan konsentrasi larutan standar: Sebelum melakukan titrasi, perlu ditentukan konsentrasi larutan standar yang akan digunakan. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan tepat.
- Persiapan larutan sampel: Larutan sampel yang akan dititrasi perlu dipersiapkan dengan tepat. Volume larutan sampel harus diketahui dengan pasti.
- Pengisian buret dengan larutan standar: Buret adalah alat yang digunakan untuk meneteskan larutan standar secara perlahan. Buret diisi dengan larutan standar hingga tanda nol.
- Penambahan larutan standar ke larutan sampel: Larutan standar diteteskan ke larutan sampel secara perlahan sambil diaduk. Penambahan larutan standar dihentikan ketika titik ekivalen tercapai.
- Penentuan titik ekivalen: Titik ekivalen adalah titik di mana asam dan basa telah bereaksi sempurna. Titik ekivalen ditandai dengan perubahan warna indikator yang ditambahkan ke larutan sampel.
- Perhitungan konsentrasi larutan sampel: Setelah titik ekivalen tercapai, konsentrasi larutan sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus titrasi asam basa.
Diagram Alir Titrasi Asam Basa
Berikut adalah diagram alir yang menunjukkan proses titrasi asam basa dari awal hingga akhir:
Langkah | Keterangan |
---|---|
1. Persiapan |
|
2. Pengisian Buret |
|
3. Penambahan Larutan Standar |
|
4. Penentuan Titik Ekivalen |
|
5. Perhitungan |
|
Peralatan dan Bahan Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa adalah teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan yang tidak diketahui dengan menggunakan larutan standar dengan konsentrasi yang diketahui. Titrasi ini melibatkan reaksi antara asam dan basa, yang menghasilkan garam dan air. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam titrasi asam basa memiliki peran penting untuk memastikan keakuratan dan presisi hasil titrasi.
Peralatan Titrasi Asam Basa
Peralatan yang digunakan dalam titrasi asam basa meliputi:
- Buret: Alat berbentuk silinder dengan skala yang digunakan untuk meneteskan larutan standar secara bertahap dan terukur. Buret memiliki kran di bagian bawah yang memungkinkan penetesan larutan secara presisi.
- Erlenmeyer: Labu berbentuk kerucut yang digunakan untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Erlenmeyer memiliki bentuk yang memudahkan pengadukan dan meminimalkan penguapan larutan.
- Pipet: Alat yang digunakan untuk mengambil volume tertentu larutan yang akan dititrasi. Pipet memiliki berbagai ukuran dan bentuk, disesuaikan dengan kebutuhan titrasi.
- Gelas ukur: Alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan standar yang akan digunakan dalam titrasi. Gelas ukur memiliki berbagai ukuran dan dilengkapi dengan skala untuk memudahkan pengukuran.
- Statif dan klem: Digunakan untuk menahan buret agar tetap tegak dan stabil selama titrasi.
- Pengaduk: Digunakan untuk mengaduk larutan yang akan dititrasi secara merata, memastikan reaksi berlangsung sempurna.
- Indikator: Zat kimia yang digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Indikator berubah warna saat titik akhir titrasi tercapai, menandakan bahwa asam dan basa telah bereaksi secara stoikiometri.
Indikator Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang tidak diketahui dengan menggunakan larutan asam atau basa yang konsentrasinya sudah diketahui. Dalam proses titrasi, indikator memainkan peran penting dalam membantu kita menentukan titik ekuivalen, yaitu titik di mana jumlah asam dan basa yang bereaksi sama.
Fungsi Indikator dalam Titrasi Asam Basa
Indikator titrasi asam basa adalah zat kimia yang mengalami perubahan warna yang signifikan pada rentang pH tertentu. Perubahan warna ini menandakan bahwa titik ekuivalen pada titrasi telah tercapai. Titik ekuivalen sendiri merupakan titik di mana jumlah mol asam dan basa yang bereaksi sama, dan ditandai dengan perubahan warna yang mendadak pada indikator.
Jenis-jenis Indikator Titrasi Asam Basa
Terdapat berbagai jenis indikator titrasi asam basa yang memiliki rentang pH dan perubahan warna yang berbeda. Berikut tabel yang merangkum jenis-jenis indikator titrasi asam basa beserta perubahan warna pada titik ekuivalen:
Nama Indikator | Rentang pH | Warna Asam | Warna Basa |
---|---|---|---|
Metil Jingga | 3,1 – 4,4 | Merah | Kuning |
Bromtimol Biru | 6,0 – 7,6 | Kuning | Biru |
Fenolftalein | 8,2 – 10,0 | Tidak berwarna | Merah muda |
Metil Merah | 4,2 – 6,3 | Merah | Kuning |
Biru Bromotimol | 6,0 – 7,6 | Kuning | Biru |
Fenolftalein | 8,2 – 10,0 | Tidak berwarna | Merah muda |
Penerapan Indikator Titrasi Asam Basa pada Berbagai Jenis Titrasi
Indikator titrasi asam basa memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan titik ekuivalen pada berbagai jenis titrasi. Berikut contoh penerapan indikator titrasi asam basa pada berbagai jenis titrasi:
- Titrasi asam kuat dengan basa kuat: Indikator yang umum digunakan adalah metil jingga atau fenolftalein. Titik ekuivalen pada titrasi ini berada pada pH 7, sehingga kedua indikator tersebut dapat digunakan dengan baik.
- Titrasi asam lemah dengan basa kuat: Indikator yang umum digunakan adalah fenolftalein. Titik ekuivalen pada titrasi ini berada pada pH lebih dari 7, sehingga fenolftalein lebih cocok digunakan.
- Titrasi asam kuat dengan basa lemah: Indikator yang umum digunakan adalah metil jingga. Titik ekuivalen pada titrasi ini berada pada pH kurang dari 7, sehingga metil jingga lebih cocok digunakan.
Perhitungan Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan metode penting dalam kimia analitik untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui dengan menggunakan larutan standar yang konsentrasinya telah diketahui. Dalam proses titrasi, larutan standar (titran) secara bertahap ditambahkan ke larutan yang tidak diketahui (analit) hingga mencapai titik ekivalen.
Konsep Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi
Titik ekivalen dan titik akhir titrasi adalah dua konsep penting dalam titrasi asam basa. Titik ekivalen merupakan titik teoritis di mana jumlah mol asam dan basa dalam larutan sama. Pada titik ini, reaksi netralisasi sempurna terjadi. Titik akhir titrasi, di sisi lain, merupakan titik yang diamati secara eksperimental, ditandai dengan perubahan warna indikator yang ditambahkan ke larutan.
- Titik ekivalen ditentukan secara stoikiometri, berdasarkan persamaan reaksi titrasi.
- Titik akhir titrasi ditentukan secara visual, berdasarkan perubahan warna indikator.
Perbedaan kecil antara titik ekivalen dan titik akhir titrasi dikenal sebagai kesalahan titrasi. Kesalahan titrasi dapat diminimalkan dengan memilih indikator yang tepat yang memiliki perubahan warna yang mendekati titik ekivalen.
Rumus Perhitungan Konsentrasi Larutan yang Tidak Diketahui
Rumus perhitungan konsentrasi larutan yang tidak diketahui berdasarkan data titrasi dapat diturunkan dari prinsip stoikiometri reaksi titrasi.
Manalit × Vanalit = Mtitran × Vtitran
Dimana:
- Manalit adalah konsentrasi larutan yang tidak diketahui (mol/L)
- Vanalit adalah volume larutan yang tidak diketahui (L)
- Mtitran adalah konsentrasi larutan standar (mol/L)
- Vtitran adalah volume larutan standar yang ditambahkan (L)
Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi larutan yang tidak diketahui, asalkan data titrasi yang diperlukan tersedia.
Contoh Soal Perhitungan Titrasi Asam Basa, Contoh soal titrasi asam basa
Sebuah sampel NaOH dengan volume 25,00 mL dititrasi dengan larutan HCl 0,100 M. Titik akhir titrasi tercapai ketika 20,00 mL larutan HCl ditambahkan. Hitung konsentrasi larutan NaOH.
Contoh soal titrasi asam basa memang terlihat rumit, tapi sebenarnya cukup menarik untuk dipelajari. Mirip dengan contoh soal uas bahasa indonesia kelas 12 semester 1 yang bisa kamu temukan di sini , contoh soal titrasi asam basa juga memiliki beberapa tipe soal yang perlu dipahami dengan baik.
Dengan latihan yang cukup, kamu pasti bisa menguasai konsep titrasi asam basa dan menyelesaikan soal-soal dengan mudah.
Langkah-langkah Penyelesaian
- Tulis persamaan reaksi titrasi:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
- Hitung jumlah mol HCl yang ditambahkan:
mol HCl = MHCl × VHCl = 0,100 mol/L × 0,0200 L = 0,00200 mol
- Berdasarkan stoikiometri reaksi, 1 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol HCl. Oleh karena itu, jumlah mol NaOH dalam sampel sama dengan jumlah mol HCl yang ditambahkan:
mol NaOH = 0,00200 mol
- Hitung konsentrasi NaOH:
MNaOH = mol NaOH / VNaOH = 0,00200 mol / 0,02500 L = 0,0800 M
Jadi, konsentrasi larutan NaOH adalah 0,0800 M.
Aplikasi Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa adalah teknik analisis kimia yang penting dan memiliki beragam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini melibatkan reaksi antara asam dan basa dengan menggunakan larutan standar (larutan dengan konsentrasi yang diketahui) untuk menentukan konsentrasi zat yang tidak diketahui. Titrasi asam basa diterapkan dalam berbagai bidang, seperti industri, farmasi, dan kesehatan.
Aplikasi Titrasi Asam Basa dalam Berbagai Bidang
Titrasi asam basa memiliki peran penting dalam berbagai bidang, membantu dalam analisis dan kontrol kualitas produk, serta penelitian ilmiah. Berikut adalah beberapa contoh aplikasinya:
- Industri: Titrasi asam basa digunakan dalam berbagai proses industri, seperti:
- Penentuan kadar asam cuka dalam makanan, seperti kecap, saos, dan cuka makan.
- Pengontrolan kualitas produk kimia, seperti asam sulfat dan asam klorida.
- Analisis kadar asam lemak dalam minyak dan lemak.
- Penentuan kadar basa dalam sabun dan detergen.
- Farmasi: Titrasi asam basa sangat penting dalam industri farmasi, seperti:
- Analisis kadar obat-obatan, seperti aspirin, antasida, dan antibiotik.
- Pengontrolan kualitas bahan baku dan produk jadi.
- Pengembangan dan formulasi obat baru.
- Kesehatan: Titrasi asam basa memiliki aplikasi dalam bidang kesehatan, seperti:
- Penentuan kadar asam lambung pada pasien dengan gangguan pencernaan.
- Analisis kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes.
- Pengujian kadar protein dalam urin pada pasien dengan penyakit ginjal.
Contoh Kasus: Penentuan Kadar Asam Cuka dalam Makanan
Titrasi asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar asam cuka dalam makanan. Asam cuka (CH3COOH) merupakan asam lemah yang dapat dititrasi dengan larutan basa standar, seperti NaOH. Reaksi titrasi antara asam cuka dan NaOH adalah sebagai berikut:
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Dalam titrasi ini, larutan NaOH ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan asam cuka sampai titik ekivalen tercapai. Titik ekivalen adalah titik di mana jumlah mol asam cuka sama dengan jumlah mol NaOH yang ditambahkan. Dengan mengetahui volume NaOH yang digunakan dan konsentrasinya, kita dapat menghitung konsentrasi asam cuka dalam sampel makanan.
Tabel Aplikasi Titrasi Asam Basa
Bidang | Aplikasi |
---|---|
Industri | Penentuan kadar asam cuka dalam makanan, pengontrolan kualitas produk kimia, analisis kadar asam lemak dalam minyak dan lemak, penentuan kadar basa dalam sabun dan detergen. |
Farmasi | Analisis kadar obat-obatan, pengontrolan kualitas bahan baku dan produk jadi, pengembangan dan formulasi obat baru. |
Kesehatan | Penentuan kadar asam lambung, analisis kadar glukosa dalam darah, pengujian kadar protein dalam urin. |
Kesalahan dalam Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan teknik analisis kuantitatif yang penting dalam kimia. Teknik ini melibatkan penambahan larutan standar (titran) ke larutan yang tidak diketahui konsentrasinya (analit) sampai titik ekivalen tercapai. Titik ekivalen adalah titik di mana jumlah titran yang ditambahkan setara dengan jumlah analit dalam larutan. Meskipun titrasi asam basa adalah teknik yang relatif sederhana, beberapa kesalahan dapat terjadi selama prosesnya, yang dapat memengaruhi hasil akhir. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang mungkin terjadi dalam titrasi asam basa.
Kesalahan dalam Pemilihan Indikator
Pemilihan indikator yang tepat sangat penting dalam titrasi asam basa. Indikator harus memiliki rentang perubahan warna yang sesuai dengan titik ekivalen reaksi. Indikator yang dipilih harus berubah warna pada rentang pH yang dekat dengan titik ekivalen titrasi. Kesalahan dalam pemilihan indikator dapat menyebabkan titik akhir titrasi tidak sesuai dengan titik ekivalen.
- Jika indikator berubah warna sebelum titik ekivalen tercapai, titrasi akan berhenti terlalu dini, dan hasil titrasi akan terlalu rendah.
- Sebaliknya, jika indikator berubah warna setelah titik ekivalen tercapai, titrasi akan berhenti terlambat, dan hasil titrasi akan terlalu tinggi.
Kesalahan dalam Penambahan Titran
Penambahan titran ke larutan analit harus dilakukan dengan hati-hati. Penambahan yang terlalu cepat dapat menyebabkan titik akhir titrasi tidak akurat.
- Jika titran ditambahkan terlalu cepat, titrasi mungkin melewati titik ekivalen sebelum perubahan warna indikator terlihat. Hal ini akan menyebabkan hasil titrasi terlalu tinggi.
- Penambahan titran yang terlalu lambat dapat menyebabkan perubahan warna indikator tidak terlihat dengan jelas. Hal ini akan menyebabkan hasil titrasi terlalu rendah.
Kesalahan dalam Pengenceran Larutan
Pengenceran larutan analit atau titran harus dilakukan dengan hati-hati. Kesalahan dalam pengenceran dapat menyebabkan konsentrasi larutan tidak akurat.
- Jika larutan analit atau titran terlalu encer, hasil titrasi akan terlalu tinggi.
- Jika larutan analit atau titran terlalu pekat, hasil titrasi akan terlalu rendah.
Kesalahan dalam Pengukuran Volume
Pengukuran volume larutan analit dan titran harus dilakukan dengan presisi. Kesalahan dalam pengukuran volume dapat menyebabkan hasil titrasi tidak akurat.
- Jika volume larutan analit atau titran diukur terlalu tinggi, hasil titrasi akan terlalu rendah.
- Jika volume larutan analit atau titran diukur terlalu rendah, hasil titrasi akan terlalu tinggi.
Kesalahan dalam Pembersihan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam titrasi harus bersih dan bebas dari kontaminasi. Kesalahan dalam pembersihan peralatan dapat menyebabkan hasil titrasi tidak akurat.
- Jika peralatan tidak dibersihkan dengan benar, sisa-sisa larutan dari titrasi sebelumnya dapat memengaruhi hasil titrasi.
- Peralatan yang tidak bersih juga dapat menyebabkan reaksi samping yang tidak diinginkan, yang dapat memengaruhi hasil titrasi.
Kesalahan dalam Suhu
Suhu larutan analit dan titran dapat memengaruhi hasil titrasi.
- Perubahan suhu dapat menyebabkan perubahan volume larutan, yang dapat memengaruhi hasil titrasi.
- Perubahan suhu juga dapat menyebabkan perubahan kesetimbangan reaksi, yang dapat memengaruhi hasil titrasi.
Kesalahan dalam Penanganan Larutan
Penanganan larutan analit dan titran harus dilakukan dengan hati-hati. Kesalahan dalam penanganan larutan dapat menyebabkan hasil titrasi tidak akurat.
- Larutan harus disimpan dalam wadah yang tepat untuk mencegah kontaminasi.
- Larutan harus dihindarkan dari paparan sinar matahari langsung atau sumber panas lainnya.
- Larutan harus disimpan dalam suhu yang tepat.
Soal Latihan Titrasi Asam Basa: Contoh Soal Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui dengan menggunakan larutan standar yang konsentrasinya sudah diketahui. Teknik ini sangat penting dalam berbagai bidang, seperti kimia, farmasi, dan industri makanan. Untuk mengasah kemampuan dalam menyelesaikan soal titrasi asam basa, berikut disajikan 5 soal latihan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi.
Soal Latihan 1
Seorang ahli kimia melakukan titrasi asam kuat HCl dengan larutan NaOH yang konsentrasinya 0,1 M. Jika 25 mL larutan HCl dititrasi dengan 30 mL larutan NaOH, berapakah konsentrasi larutan HCl?
Kunci Jawaban:
Reaksi yang terjadi: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Berdasarkan persamaan reaksi, perbandingan mol HCl dan NaOH adalah 1:1.
Mol NaOH = konsentrasi NaOH x volume NaOH = 0,1 M x 30 mL = 3 mmol
Karena perbandingan mol 1:1, maka mol HCl = 3 mmol
Konsentrasi HCl = mol HCl / volume HCl = 3 mmol / 25 mL = 0,12 M
Jadi, konsentrasi larutan HCl adalah 0,12 M.
Soal Latihan 2
Seorang mahasiswa melakukan titrasi asam lemah CH3COOH dengan larutan NaOH yang konsentrasinya 0,2 M. Jika 20 mL larutan CH3COOH dititrasi dengan 25 mL larutan NaOH, berapakah konsentrasi larutan CH3COOH?
Kunci Jawaban:
Reaksi yang terjadi: CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Perbandingan mol CH3COOH dan NaOH adalah 1:1.
Mol NaOH = konsentrasi NaOH x volume NaOH = 0,2 M x 25 mL = 5 mmol
Karena perbandingan mol 1:1, maka mol CH3COOH = 5 mmol
Konsentrasi CH3COOH = mol CH3COOH / volume CH3COOH = 5 mmol / 20 mL = 0,25 M
Jadi, konsentrasi larutan CH3COOH adalah 0,25 M.
Soal Latihan 3
Sebuah larutan asam kuat HNO3 dengan volume 20 mL dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Titik ekivalen tercapai ketika 25 mL larutan NaOH ditambahkan. Berapakah konsentrasi larutan HNO3?
Kunci Jawaban:
Reaksi yang terjadi: HNO3(aq) + NaOH(aq) → NaNO3(aq) + H2O(l)
Perbandingan mol HNO3 dan NaOH adalah 1:1.
Mol NaOH = konsentrasi NaOH x volume NaOH = 0,1 M x 25 mL = 2,5 mmol
Karena perbandingan mol 1:1, maka mol HNO3 = 2,5 mmol
Konsentrasi HNO3 = mol HNO3 / volume HNO3 = 2,5 mmol / 20 mL = 0,125 M
Jadi, konsentrasi larutan HNO3 adalah 0,125 M.
Soal Latihan 4
Sebuah larutan asam lemah H2SO3 dengan volume 30 mL dititrasi dengan larutan KOH 0,2 M. Titik ekivalen tercapai ketika 35 mL larutan KOH ditambahkan. Berapakah konsentrasi larutan H2SO3?
Kunci Jawaban:
Reaksi yang terjadi: H2SO3(aq) + 2KOH(aq) → K2SO3(aq) + 2H2O(l)
Perbandingan mol H2SO3 dan KOH adalah 1:2.
Mol KOH = konsentrasi KOH x volume KOH = 0,2 M x 35 mL = 7 mmol
Karena perbandingan mol 1:2, maka mol H2SO3 = 7 mmol / 2 = 3,5 mmol
Konsentrasi H2SO3 = mol H2SO3 / volume H2SO3 = 3,5 mmol / 30 mL = 0,1167 M
Jadi, konsentrasi larutan H2SO3 adalah 0,1167 M.
Soal Latihan 5
Sebuah larutan asam kuat HCl dengan volume 15 mL dititrasi dengan larutan NaOH 0,15 M. Titik ekivalen tercapai ketika 20 mL larutan NaOH ditambahkan. Berapakah massa HCl yang terdapat dalam larutan tersebut?
Kunci Jawaban:
Reaksi yang terjadi: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Perbandingan mol HCl dan NaOH adalah 1:1.
Mol NaOH = konsentrasi NaOH x volume NaOH = 0,15 M x 20 mL = 3 mmol
Karena perbandingan mol 1:1, maka mol HCl = 3 mmol
Massa HCl = mol HCl x Mr HCl = 3 mmol x 36,46 g/mol = 109,38 mg
Jadi, massa HCl yang terdapat dalam larutan tersebut adalah 109,38 mg.
Poin-poin Penting dalam Mengerjakan Soal Titrasi Asam Basa
- Pahami konsep titrasi asam basa dan persamaan reaksi yang terjadi.
- Perhatikan perbandingan mol antara asam dan basa berdasarkan persamaan reaksi.
- Hitung mol asam atau basa yang diketahui menggunakan rumus: mol = konsentrasi x volume.
- Hitung mol asam atau basa yang tidak diketahui berdasarkan perbandingan mol dari persamaan reaksi.
- Hitung konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui menggunakan rumus: konsentrasi = mol / volume.
- Jika diminta menghitung massa, gunakan rumus: massa = mol x Mr.
Ringkasan Akhir
Titrasi asam basa merupakan teknik penting dalam kimia yang membantu kita menentukan konsentrasi larutan dengan cara yang akurat. Dengan memahami prinsip kerja dan aplikasi titrasi asam basa, kita dapat memanfaatkannya dalam berbagai bidang untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jadi, jangan ragu untuk mempelajari lebih lanjut tentang titrasi asam basa dan mengasah kemampuan Anda dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengannya!