Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya, lebih dari sekadar tempat ibadah, merupakan jantung spiritual kampus yang megah dan sarat makna. Berdiri kokoh di tengah hiruk pikuk aktivitas akademik, masjid ini menjadi oase ketenangan bagi sivitas akademika, tempat mereka mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan menemukan inspirasi dalam menjalani kehidupan.
Terinspirasi oleh nama seorang tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa, Raden Patah, masjid ini bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai luhur yang diusung oleh Universitas Brawijaya. Arsitekturnya yang unik, program-program spiritual yang kaya, dan peran aktifnya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan menjadikan Masjid Raden Patah sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan yang penting bagi seluruh civitas akademika.
Sejarah Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya
Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya merupakan salah satu landmark penting di lingkungan kampus Universitas Brawijaya, Malang. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi civitas akademika, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial di kampus. Sejarah berdirinya masjid ini menarik untuk ditelusuri, karena mencerminkan semangat religiusitas dan perkembangan kampus.
Berdirinya Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya
Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya berdiri pada tahun 1963. Pembangunannya diinisiasi oleh Rektor Universitas Brawijaya pertama, Prof. Dr. Ir. H. Soedarto, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual civitas akademika yang semakin meningkat. Proses pembangunan masjid ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari para dosen, mahasiswa, hingga masyarakat sekitar.
Pemilihan Nama Masjid Raden Patah
Pemilihan nama Masjid Raden Patah diambil dari nama salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia, yaitu Raden Patah. Raden Patah adalah putra dari Raja Majapahit, Brawijaya V, yang kemudian menjadi Sultan pertama Demak. Beliau dikenal sebagai sosok yang menyebarkan agama Islam di Jawa, sehingga dianggap sebagai tokoh yang menginspirasi.
Arsitektur Masjid Raden Patah
Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya mengusung gaya arsitektur modern, dengan sentuhan tradisional Jawa. Desainnya didominasi oleh bentuk-bentuk geometris dan penggunaan material seperti beton dan batu bata.
- Masjid ini memiliki kubah yang menjulang tinggi, melambangkan keagungan Tuhan.
- Bagian interior masjid dihiasi dengan kaligrafi Arab yang indah, yang menambah nilai estetika dan spiritual.
- Terdapat mimbar yang megah, tempat khatib menyampaikan khotbah, dan juga dilengkapi dengan ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.
Timeline Penting Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya
Tahun | Kejadian |
---|---|
1963 | Pembangunan Masjid Raden Patah dimulai. |
1964 | Masjid Raden Patah diresmikan. |
1980 | Renovasi pertama Masjid Raden Patah dilakukan. |
2000 | Renovasi kedua Masjid Raden Patah dilakukan. |
2010 | Masjid Raden Patah dilengkapi dengan fasilitas baru, seperti ruang multimedia dan perpustakaan mini. |
2020 | Masjid Raden Patah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial di kampus, dengan berbagai program dan kegiatan yang diselenggarakan. |
Terakhir
Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya bukan hanya tempat untuk beribadah, tetapi juga ruang untuk menimba ilmu, mengembangkan diri, dan membangun komunitas. Dengan semangat keberlanjutan, masjid ini terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjadi wadah yang inklusif dan relevan bagi sivitas akademika di era digital. Semoga Masjid Raden Patah terus menjadi sumber inspirasi dan cahaya bagi seluruh civitas akademika Universitas Brawijaya dalam melangkah menuju masa depan yang gemilang.
Masjid Raden Patah di Universitas Brawijaya memang terkenal dengan arsitekturnya yang megah. Menariknya, Universitas Brawijaya punya kemiripan dengan universitas respati yogyakarta kampus 2 yang juga memiliki masjid dengan desain yang unik. Sama seperti Universitas Brawijaya, kampus 2 Universitas Respati Yogyakarta juga memiliki area hijau yang luas, menciptakan suasana tenang dan damai bagi para mahasiswa.
Kembali ke Masjid Raden Patah, bangunan ini tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pusat informasi bagi mahasiswa.