Sejarah Gunung Merapi Yogyakarta: Jejak Letusan dan Kehidupan Masyarakat

No comments
Merbabu merapi volcano mount yogyakarta trekking tour

Gunung Merapi, si “Api yang Menjulang”, telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban di Yogyakarta. Menjulang gagah di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, gunung ini menyimpan cerita tentang letusan dahsyat yang telah membentuk lanskap dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sejarah Gunung Merapi Yogyakarta, yang dipenuhi dengan mitos dan legenda, menyimpan misteri dan keajaiban yang tak ternilai.

Dari letusan pertama yang tercatat hingga aktivitas vulkanik terkini, Gunung Merapi telah menjadi sumber inspirasi, tantangan, dan sekaligus ancaman bagi masyarakat yang hidup di lerengnya. Melalui catatan sejarah, mitos, dan adaptasi masyarakat terhadap gunung berapi ini, kita dapat memahami bagaimana Gunung Merapi telah membentuk budaya, ekonomi, dan bahkan karakter masyarakat Yogyakarta.

Lokasi dan Geografi Gunung Merapi

Gunung Merapi merupakan gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Merapi dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, dengan sejarah letusan yang panjang dan dampaknya yang signifikan terhadap wilayah sekitarnya.

Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Gunung Merapi terletak pada koordinat 7.54° LS dan 110.44° BT. Secara administratif, gunung ini berada di wilayah Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jawa Tengah), Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), dan Kabupaten Klaten (Jawa Tengah).

Keberadaan Gunung Merapi memiliki pengaruh yang besar terhadap wilayah sekitarnya, khususnya bagi empat kabupaten tersebut. Aktivitas vulkaniknya, baik letusan maupun aktivitas lainnya, berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan bagi kehidupan penduduk dan lingkungan sekitar.

Bentuk dan Struktur Gunung Merapi

Gunung Merapi memiliki bentuk kerucut dengan lereng yang curam dan puncak yang relatif datar. Struktur gunung ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu:

  • Puncak: Puncak utama Gunung Merapi disebut sebagai Puncak Merapi atau Puncak Baru, yang merupakan titik tertinggi gunung ini.
  • Kawah: Kawah utama Gunung Merapi terletak di puncak dan merupakan tempat keluarnya material vulkanik saat terjadi letusan.
  • Lereng: Lereng Gunung Merapi terbagi menjadi beberapa zona, yaitu lereng atas, lereng tengah, dan lereng bawah. Lereng atas umumnya berbatu dan tandus, sedangkan lereng bawah lebih subur dan dihuni oleh penduduk.
  • Kaki Gunung: Kaki Gunung Merapi merupakan wilayah di sekitar lereng gunung yang terdampak langsung oleh aktivitas vulkanik.

Bentuk dan struktur Gunung Merapi yang khas ini merupakan hasil dari aktivitas vulkanik yang terus-menerus selama berabad-abad. Letusan-letusan yang terjadi telah membentuk kerucut gunung yang kita lihat saat ini.

Data Ketinggian, Luas, dan Jenis Batuan

Data Nilai
Ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut
Luas Sekitar 110 kilometer persegi
Jenis Batuan Andesit dan basalt

Data ini menunjukkan bahwa Gunung Merapi merupakan gunung yang tinggi dan luas, dengan jenis batuan yang khas.

Mitos dan Legenda Gunung Merapi

Sejarah gunung merapi yogyakarta

Gunung Merapi, yang menjulang megah di Yogyakarta, tak hanya menyimpan keindahan alam yang memukau, tetapi juga dihiasi oleh selubung misteri dan legenda yang telah turun-temurun diwariskan oleh masyarakat setempat. Mitos dan legenda yang berkembang di sekitar gunung berapi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan masyarakat, membentuk kepercayaan, ritual keagamaan, dan bahkan cerita rakyat yang penuh warna.

Tokoh Mistis dan Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat sekitar Gunung Merapi percaya bahwa gunung tersebut dihuni oleh berbagai tokoh mistis yang memiliki peran penting dalam kehidupan mereka. Salah satu tokoh yang paling terkenal adalah Mbah Petruk, seorang tokoh legendaris yang dianggap sebagai penunggu Gunung Merapi. Mbah Petruk digambarkan sebagai sosok yang bijaksana dan sakti, yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan kekuatan alam dan melindungi masyarakat dari bencana.

Selain Mbah Petruk, terdapat juga kepercayaan tentang keberadaan Ratu Kidul, penguasa laut selatan yang konon memiliki pengaruh besar terhadap Gunung Merapi. Masyarakat percaya bahwa Ratu Kidul memiliki hubungan erat dengan gunung berapi tersebut, dan perilakunya dapat memengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

  • Kepercayaan terhadap Mbah Petruk dan Ratu Kidul melahirkan berbagai ritual dan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Gunung Merapi. Ritual-ritual ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan berkah dari para tokoh mistis tersebut, serta untuk meredakan amarah Gunung Merapi.
  • Salah satu ritual yang terkenal adalah upacara labuhan, yaitu tradisi melepas sesaji ke laut selatan sebagai bentuk penghormatan kepada Ratu Kidul. Upacara ini dilakukan secara berkala, terutama saat menjelang musim hujan atau ketika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Read more:  Sejarah Aisyah, Istri Rasulullah: Kisah Kehidupan dan Pengaruhnya

Cerita Rakyat dan Legenda

Mitos dan legenda tentang Gunung Merapi telah melahirkan berbagai cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu cerita rakyat yang terkenal adalah legenda tentang Mbah Petruk, yang konon memiliki hubungan erat dengan para juru kunci Gunung Merapi. Mbah Petruk dianggap sebagai pelindung dan pembimbing bagi para juru kunci, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan spiritual di sekitar gunung.

Cerita rakyat lain yang populer adalah legenda tentang asal-usul Gunung Merapi. Konon, Gunung Merapi terbentuk akibat pertempuran antara dua dewa, yaitu Batara Guru dan Batara Kala. Pertempuran tersebut menyebabkan tanah terbelah dan membentuk gunung berapi yang megah. Legenda ini menggambarkan kekuatan alam yang dahsyat dan misteri yang menyelimuti Gunung Merapi.

“Mitos dan legenda Gunung Merapi tidak hanya menghibur, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan alam.”

Keunikan Flora dan Fauna di Sekitar Gunung Merapi: Sejarah Gunung Merapi Yogyakarta

Gunung Merapi, dengan sejarah letusannya yang panjang, memiliki keunikan tersendiri dalam hal flora dan fauna yang hidup di sekitarnya. Keunikan ini tidak hanya terletak pada spesies yang ada, tetapi juga pada adaptasi yang mereka lakukan untuk bertahan hidup di lingkungan yang unik ini.

Adaptasi Flora dan Fauna

Keunikan flora dan fauna di sekitar Gunung Merapi terbentuk akibat kombinasi faktor-faktor seperti kondisi tanah, iklim, dan aktivitas vulkanik. Tanah vulkanik di sekitar Gunung Merapi kaya akan mineral dan unsur hara, namun juga memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Kondisi ini membuat tumbuhan yang mampu bertahan hidup di sini memiliki adaptasi khusus untuk menyerap nutrisi dan mengatasi tingkat keasaman tanah.

Iklim di sekitar Gunung Merapi juga memiliki karakteristik tersendiri. Suhu udara yang relatif dingin, curah hujan yang tinggi, dan kelembapan udara yang tinggi menjadi faktor penting dalam menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di sini. Selain itu, aktivitas vulkanik juga memiliki peran penting dalam membentuk keanekaragaman hayati di wilayah ini. Letusan gunung berapi dapat menyebabkan kerusakan vegetasi dan habitat, namun juga menciptakan lahan baru yang kaya akan mineral. Kondisi ini mendorong proses suksesi ekologis, di mana spesies tumbuhan dan hewan beradaptasi dan berkembang di lingkungan yang berubah.

Flora Khas Gunung Merapi

Di lereng Gunung Merapi, terdapat berbagai jenis tumbuhan khas yang telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang unik. Berikut beberapa contohnya:

  • Kantong Semar (Nepenthes spp.): Tumbuhan karnivora ini memiliki kantung yang berisi cairan pencernaan untuk menangkap serangga. Kantong Semar dapat ditemukan di beberapa lokasi di lereng Gunung Merapi, terutama di daerah yang lembap dan memiliki sinar matahari yang cukup.
  • Edelweis (Anaphalis javanica): Tumbuhan ini dikenal sebagai simbol keabadian dan keindahan alam. Edelweis dapat bertahan hidup di lingkungan yang kering dan berbatu, serta memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi ekstrem.
  • Pinus (Pinus merkusii): Pohon pinus ini banyak ditemukan di lereng Gunung Merapi dan menjadi salah satu jenis tumbuhan yang penting dalam menjaga kelestarian lingkungan.
  • Beringin (Ficus benghalensis): Pohon beringin ini memiliki akar udara yang kuat dan mampu menopang pohon agar tetap tegak di tanah yang labil. Beringin juga menjadi tempat hidup berbagai jenis hewan, seperti burung dan serangga.

Fauna Khas Gunung Merapi

Keanekaragaman hayati di sekitar Gunung Merapi tidak hanya meliputi flora, tetapi juga fauna. Beberapa jenis hewan khas yang hidup di wilayah ini antara lain:

  • Kera ekor panjang (Macaca fascicularis): Kera ekor panjang ini sering terlihat di hutan-hutan di sekitar Gunung Merapi. Mereka memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan dapat hidup di berbagai jenis habitat.
  • Burung hantu (Tyto alba): Burung hantu ini merupakan predator nokturnal yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka sering terlihat berburu di sekitar hutan dan perkebunan di lereng Gunung Merapi.
  • Kadal (Varanus salvator): Kadal ini memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi dan dapat hidup di berbagai jenis habitat, termasuk di sekitar Gunung Merapi.
  • Serigala Jawa (Cuon alpinus javanicus): Meskipun populasinya di alam liar semakin berkurang, serigala Jawa masih dapat ditemukan di beberapa lokasi di lereng Gunung Merapi. Mereka merupakan predator puncak yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Read more:  Menjelajahi Struktur dan Contoh Teks Sejarah Pribadi

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi

Gunung Merapi, sebagai gunung berapi aktif, dikenal dengan aktivitas vulkaniknya yang intens. Aktivitas ini dapat berupa letusan, erupsi freatik, dan aliran lava, yang semuanya memiliki karakteristik dan dampak unik terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dilakukan dengan cermat untuk memahami perilakunya dan meminimalkan risiko yang ditimbulkannya.

Jenis Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

  • Letusan: Letusan merupakan pelepasan material vulkanik, seperti abu, gas, dan batuan, dari dalam gunung berapi. Letusan Gunung Merapi umumnya bersifat eksplosif, menghasilkan awan panas yang sangat berbahaya.
  • Erupsi Freatik: Erupsi freatik terjadi ketika air tanah atau permukaan terpanaskan oleh magma dan meledak keluar sebagai uap dan material vulkanik. Erupsi freatik sering terjadi di Gunung Merapi dan dapat menyebabkan semburan lumpur dan material vulkanik lainnya.
  • Aliran Lava: Aliran lava merupakan lelehan batuan cair yang mengalir keluar dari gunung berapi. Aliran lava Gunung Merapi biasanya terjadi di lereng gunung dan dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lahan pertanian.

Karakteristik dan Dampak Aktivitas Vulkanik

Setiap jenis aktivitas vulkanik memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda terhadap lingkungan dan masyarakat. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

  • Letusan: Letusan Gunung Merapi umumnya bersifat eksplosif, menghasilkan awan panas yang sangat berbahaya. Awan panas merupakan campuran gas panas, abu, dan batuan yang bergerak cepat dan dapat menyebabkan kerusakan yang luas dan korban jiwa. Letusan juga dapat menyebabkan hujan abu yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat, mencemari air, dan merusak tanaman.
  • Erupsi Freatik: Erupsi freatik di Gunung Merapi sering menyebabkan semburan lumpur dan material vulkanik lainnya. Semburan ini dapat merusak infrastruktur, mencemari air, dan mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar gunung berapi.
  • Aliran Lava: Aliran lava Gunung Merapi biasanya terjadi di lereng gunung dan dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lahan pertanian. Aliran lava juga dapat menyebabkan perubahan topografi dan aliran sungai.

Pemantauan Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi

Pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dilakukan dengan cermat untuk memahami perilakunya dan meminimalkan risiko yang ditimbulkannya. Pemantauan ini melibatkan berbagai alat dan metode, antara lain:

  • Seismometer: Alat ini digunakan untuk mendeteksi dan mengukur getaran tanah yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Data seismometer dapat digunakan untuk memprediksi letusan dan erupsi.
  • Tiltmeter: Alat ini digunakan untuk mengukur perubahan kemiringan lereng gunung. Perubahan kemiringan dapat mengindikasikan pergerakan magma atau tekanan di dalam gunung berapi.
  • Gas Analyzer: Alat ini digunakan untuk mengukur konsentrasi gas vulkanik, seperti sulfur dioksida dan karbon dioksida. Peningkatan konsentrasi gas dapat mengindikasikan peningkatan aktivitas vulkanik.
  • Kamera CCTV: Kamera CCTV dipasang di berbagai lokasi di sekitar Gunung Merapi untuk memantau aktivitas vulkanik secara visual. Kamera ini dapat mendeteksi perubahan visual, seperti asap, api, dan aliran lava.
  • Drone: Drone digunakan untuk mengambil gambar udara dan data spasial dari Gunung Merapi. Data ini dapat digunakan untuk memetakan deformasi tanah, aliran lava, dan perubahan vegetasi.

Pengaruh Gunung Merapi terhadap Budaya Masyarakat

Sejarah gunung merapi yogyakarta

Gunung Merapi, dengan statusnya sebagai gunung berapi aktif yang menjulang tinggi di wilayah Yogyakarta, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat sekitar selama berabad-abad. Keberadaannya yang menakjubkan dan potensi ancamannya telah membentuk budaya, tradisi, dan kepercayaan masyarakat setempat. Pengaruhnya terlihat jelas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari seni dan tradisi hingga ritual keagamaan.

Karya Seni yang Terinspirasi Gunung Merapi

Keindahan dan kemegahan Gunung Merapi telah memikat hati para seniman selama bergenerasi. Keberadaannya yang megah, dengan puncaknya yang menjulang tinggi dan letusannya yang dahsyat, telah menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menciptakan karya seni yang memukau. Gunung Merapi telah menjadi subjek utama dalam berbagai karya seni, seperti lukisan, patung, dan lagu.

  • Lukisan-lukisan yang menggambarkan Gunung Merapi seringkali menampilkan keindahan alamnya yang menakjubkan, dengan lerengnya yang hijau subur dan puncaknya yang menjulang tinggi. Lukisan-lukisan ini seringkali menggambarkan Gunung Merapi dalam suasana damai dan tenang, namun ada juga yang menampilkan momen-momen dramatis saat Gunung Merapi meletus.
  • Patung-patung yang terinspirasi Gunung Merapi seringkali menggambarkan bentuk kerucutnya yang khas atau menampilkan tokoh-tokoh mitos dan legenda yang terkait dengan gunung berapi ini. Patung-patung ini seringkali diletakkan di tempat-tempat yang strategis, seperti di sekitar candi atau di taman-taman kota, sebagai simbol kekuatan dan kemegahan Gunung Merapi.
  • Lagu-lagu tentang Gunung Merapi seringkali menceritakan kisah-kisah tentang letusannya yang dahsyat, mitos dan legenda yang terkait dengan gunung berapi ini, atau mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman masyarakat terhadap Gunung Merapi. Lagu-lagu ini seringkali menjadi bagian dari tradisi lisan masyarakat setempat dan diturunkan dari generasi ke generasi.
Read more:  Sejarah TVRI Jogja: Jejak Perkembangan Media Penyiaran di Yogyakarta

Peran Gunung Merapi dalam Upacara Adat dan Ritual Keagamaan

Gunung Merapi memiliki peran penting dalam upacara adat dan ritual keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat percaya bahwa Gunung Merapi adalah tempat tinggal para dewa dan roh leluhur, sehingga mereka melakukan ritual-ritual untuk memohon berkah dan perlindungan dari gunung berapi ini.

  • Ritual Labuhan adalah salah satu ritual yang dilakukan untuk memohon berkah dan keselamatan dari Gunung Merapi. Dalam ritual ini, masyarakat membawa sesaji berupa makanan, minuman, dan bunga ke puncak Gunung Merapi sebagai persembahan untuk para dewa dan roh leluhur.
  • Ritual Merti Gunung adalah ritual yang dilakukan untuk membersihkan dan memohon berkah dari Gunung Merapi. Dalam ritual ini, masyarakat melakukan berbagai kegiatan, seperti membersihkan lereng gunung, menanam pohon, dan berdoa di sekitar gunung.
  • Ritual-ritual lain yang terkait dengan Gunung Merapi, seperti ritual wiwitan (panen padi) dan ritual ruwatan (menolak bala), juga menunjukkan pengaruh Gunung Merapi terhadap kepercayaan dan tradisi masyarakat sekitar.

Dampak Letusan Gunung Merapi terhadap Ekonomi dan Pariwisata

Gunung Merapi, gunung berapi aktif di Yogyakarta, merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat sekitar. Letusannya, meskipun menjadi ancaman, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan pariwisata di wilayah tersebut. Dampak ini bisa berupa kerugian ekonomi, namun juga peluang untuk pengembangan dan pemulihan yang lebih baik.

Dampak Letusan Gunung Merapi terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar

Letusan Gunung Merapi dapat berdampak besar pada sektor ekonomi masyarakat sekitar, terutama pada sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata.

  • Sektor Pertanian: Abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Merapi dapat merusak tanaman dan lahan pertanian, menyebabkan gagal panen, dan kerugian ekonomi bagi para petani. Abu vulkanik dapat menutupi tanaman dan menghalangi proses fotosintesis, sehingga tanaman layu dan mati. Selain itu, abu vulkanik juga dapat mencemari sumber air, yang berdampak pada tanaman dan ternak.
  • Sektor Perikanan: Letusan Gunung Merapi juga dapat berdampak pada sektor perikanan. Abu vulkanik yang terbawa angin dapat mencemari air danau dan sungai, yang berakibat pada kematian ikan. Selain itu, banjir lahar dingin yang terjadi setelah letusan juga dapat merusak tambak dan peralatan nelayan.
  • Sektor Pariwisata: Letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan penutupan objek wisata di sekitar gunung, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Taman Nasional Gunung Merapi. Penutupan ini dilakukan untuk menjaga keselamatan wisatawan dan mencegah dampak buruk dari abu vulkanik dan lahar dingin. Penutupan objek wisata ini tentu berdampak pada pendapatan para pelaku usaha pariwisata di wilayah tersebut.

Strategi Mitigasi dan Adaptasi Masyarakat

Masyarakat sekitar Gunung Merapi telah mengembangkan berbagai strategi mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi dampak letusan. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak negatif dari letusan, serta memanfaatkan potensi positif dari abu vulkanik.

  • Mitigasi: Masyarakat sekitar Gunung Merapi telah terbiasa dengan ancaman letusan dan memiliki sistem peringatan dini yang baik. Sistem ini melibatkan pemantauan aktivitas gunung berapi, penyebaran informasi, dan evakuasi penduduk ke tempat yang aman. Selain itu, masyarakat juga membangun infrastruktur mitigasi, seperti bendungan penahan lahar dan jalur evakuasi.
  • Adaptasi: Masyarakat sekitar Gunung Merapi juga telah mengembangkan berbagai strategi adaptasi untuk memanfaatkan potensi positif dari abu vulkanik. Abu vulkanik yang kaya akan mineral dapat meningkatkan kesuburan tanah. Masyarakat memanfaatkan abu vulkanik sebagai pupuk alami untuk meningkatkan hasil panen. Selain itu, abu vulkanik juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan.

Upaya Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Pasca Letusan Gunung Merapi, Sejarah gunung merapi yogyakarta

Pemulihan ekonomi dan pariwisata pasca letusan Gunung Merapi merupakan proses yang panjang dan kompleks. Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak, memulihkan sektor ekonomi, dan mempromosikan kembali pariwisata di wilayah tersebut.

  • Program Bantuan: Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak letusan Gunung Merapi, meliputi bantuan finansial, logistik, dan pelatihan. Bantuan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memulihkan mata pencaharian dan membangun kembali kehidupan mereka.
  • Pengembangan Wisata: Setelah letusan Gunung Merapi, muncul potensi wisata baru, seperti wisata lava tour, wisata edukasi tentang mitigasi bencana, dan wisata budaya masyarakat sekitar gunung. Pengembangan wisata ini bertujuan untuk menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pemungkas

Merbabu merapi volcano mount yogyakarta trekking tour

Gunung Merapi, lebih dari sekadar gunung berapi, merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Yogyakarta. Letusannya menjadi pengingat akan kekuatan alam, mitosnya menjadi pegangan spiritual, dan keindahannya menjadi sumber inspirasi. Sejarah Gunung Merapi Yogyakarta mengajarkan kita tentang pentingnya hidup berdampingan dengan alam, menghormati kekuatannya, dan belajar beradaptasi dengan segala tantangan yang dihadapinya.

Also Read

Bagikan:

Newcomerscuerna

Newcomerscuerna.org adalah website yang dirancang sebagai Rumah Pendidikan yang berfokus memberikan informasi seputar Dunia Pendidikan. Newcomerscuerna.org berkomitmen untuk menjadi sahabat setia dalam perjalanan pendidikan Anda, membuka pintu menuju dunia pengetahuan tanpa batas serta menjadi bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.