Sejarah saham – Perjalanan pasar saham, seperti sungai yang mengalir, memiliki arus yang dinamis dan penuh lika-liku. Dari awal kemunculannya hingga menjadi jantung perekonomian global, pasar saham telah mengalami pasang surut, diwarnai oleh gejolak dan euforia, serta menjadi saksi bisu dari transformasi ekonomi dunia.
Mempelajari sejarah saham bukan sekadar menyelami masa lalu, tetapi membuka tabir pemahaman tentang dinamika pasar modal yang terus berkembang. Dengan memahami jejak perjalanan pasar saham, kita dapat menelusuri akar konsep saham, pengaruh faktor-faktor yang menentukan harganya, serta strategi investasi yang telah diuji waktu.
Konsep Dasar Saham
Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di dunia keuangan. Dalam dunia investasi, saham sering disebut sebagai “kuda pacu” karena memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Namun, potensi keuntungan yang tinggi juga diiringi dengan risiko yang sepadan. Untuk memahami saham dengan baik, penting untuk mempelajari konsep dasar saham, termasuk definisi, jenis, dan fungsinya.
Definisi Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Ketika seseorang membeli saham, artinya mereka menjadi bagian kecil dari perusahaan tersebut. Nilai saham mencerminkan nilai perusahaan di pasar. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi pula nilai sahamnya.
Jenis-jenis Saham
Saham terbagi menjadi beberapa jenis, masing-masing memiliki karakteristik dan potensi keuntungan yang berbeda. Berikut tabel yang membandingkan berbagai jenis saham berdasarkan karakteristiknya:
Jenis Saham | Karakteristik | Keuntungan | Risiko |
---|---|---|---|
Saham Biasa | Memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham, dan mendapatkan dividen jika perusahaan membagikannya. | Potensi keuntungan tinggi, hak suara dalam perusahaan. | Risiko kehilangan investasi lebih tinggi, tidak dijamin mendapat dividen. |
Saham Preferen | Memiliki prioritas dalam pembagian dividen dan pengembalian modal jika perusahaan dilikuidasi. Tidak memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. | Mendapatkan dividen tetap, prioritas dalam pengembalian modal. | Potensi keuntungan lebih rendah dibandingkan saham biasa, tidak memiliki hak suara. |
Proses Pembelian dan Penjualan Saham
Pembelian dan penjualan saham dilakukan melalui bursa efek. Bursa efek adalah tempat perdagangan saham yang diatur oleh badan resmi. Proses pembelian dan penjualan saham dapat dilakukan secara online melalui platform perdagangan saham atau melalui broker saham.
- Membuka Rekening Efek: Langkah pertama adalah membuka rekening efek di perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses pembukaan rekening ini biasanya membutuhkan dokumen identitas dan NPWP.
- Menentukan Saham yang Akan Dibeli: Setelah membuka rekening efek, investor dapat memilih saham yang ingin dibeli. Pilihan saham dapat berdasarkan analisis fundamental atau analisis teknikal. Analisis fundamental menilai kinerja perusahaan, sedangkan analisis teknikal mempelajari pola pergerakan harga saham.
- Memasukkan Order: Setelah menentukan saham yang ingin dibeli, investor dapat memasukkan order melalui platform perdagangan saham atau melalui broker. Order pembelian saham terdiri dari jumlah saham, harga pembelian, dan jenis order (misalnya, market order atau limit order).
- Eksekusi Order: Jika order pembelian saham berhasil dieksekusi, saham akan masuk ke portofolio investor. Investor dapat memantau portofolio sahamnya melalui platform perdagangan saham.
- Penjualan Saham: Investor dapat menjual sahamnya kapan saja melalui platform perdagangan saham atau melalui broker. Proses penjualan saham mirip dengan proses pembelian saham.
Investasi Saham dan Strategi
Investasi saham merupakan salah satu cara untuk menanamkan modal dan meraih keuntungan jangka panjang. Namun, untuk meraih keuntungan yang maksimal, perlu dipahami berbagai strategi investasi saham yang dapat diterapkan.
Strategi Investasi Saham
Ada berbagai strategi investasi saham yang dapat diterapkan, masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya. Berikut adalah beberapa strategi yang umum:
- Value Investing: Strategi ini berfokus pada membeli saham perusahaan yang dianggap undervalued, atau memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Para investor value investing mencari perusahaan dengan fundamental yang kuat, seperti rasio keuangan yang baik, profitabilitas tinggi, dan manajemen yang handal. Mereka percaya bahwa harga saham suatu saat akan kembali mencerminkan nilai intrinsiknya, sehingga menghasilkan keuntungan bagi investor.
- Growth Investing: Berbeda dengan value investing, growth investing fokus pada perusahaan yang sedang tumbuh pesat, dengan potensi pertumbuhan pendapatan dan laba yang tinggi. Investor growth investing mencari perusahaan yang memiliki inovasi produk atau layanan yang baru, pasar yang luas, dan manajemen yang visioner. Mereka bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk saham perusahaan growth, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan pendapatan dan laba yang tinggi di masa depan.
- Momentum Investing: Strategi ini berfokus pada saham yang sedang naik daun, dengan harga saham yang terus meningkat dalam jangka waktu tertentu. Investor momentum investing percaya bahwa tren harga saham akan terus berlanjut, sehingga mereka membeli saham yang sedang naik dengan harapan mendapatkan keuntungan dari momentum tersebut. Mereka juga memperhatikan volume perdagangan saham, karena volume perdagangan yang tinggi menandakan minat investor yang kuat terhadap saham tersebut.
Keuntungan dan Kerugian Strategi Investasi Saham
Setiap strategi investasi saham memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Berikut adalah tabel yang menampilkan keuntungan dan kerugian dari ketiga strategi investasi saham yang telah dijelaskan:
Strategi | Keuntungan | Kerugian |
---|---|---|
Value Investing |
|
|
Growth Investing |
|
|
Momentum Investing |
|
|
Contoh Portofolio Investasi Saham, Sejarah saham
Berikut adalah contoh portofolio investasi saham berdasarkan strategi yang dipilih:
Portofolio Value Investing
Contoh portofolio value investing bisa berisi saham perusahaan dengan rasio keuangan yang baik, profitabilitas tinggi, dan manajemen yang handal, seperti:
- Perusahaan manufaktur dengan margin keuntungan tinggi dan pangsa pasar yang kuat
- Perusahaan jasa keuangan dengan rasio efisiensi yang tinggi dan pertumbuhan aset yang stabil
- Perusahaan energi dengan cadangan minyak dan gas yang besar dan biaya produksi yang rendah
Investor value investing akan menahan saham-saham tersebut dalam jangka panjang, dengan harapan harga saham akan naik seiring dengan pertumbuhan perusahaan.
Portofolio Growth Investing
Contoh portofolio growth investing bisa berisi saham perusahaan yang sedang tumbuh pesat, dengan potensi pertumbuhan pendapatan dan laba yang tinggi, seperti:
- Perusahaan teknologi dengan produk atau layanan inovatif dan pasar yang luas
- Perusahaan e-commerce dengan pertumbuhan penjualan online yang tinggi
- Perusahaan bioteknologi dengan potensi pengembangan obat baru yang menjanjikan
Investor growth investing akan menahan saham-saham tersebut dalam jangka pendek hingga menengah, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan pendapatan dan laba yang tinggi di masa depan.
Portofolio Momentum Investing
Contoh portofolio momentum investing bisa berisi saham yang sedang naik daun, dengan harga saham yang terus meningkat dalam jangka waktu tertentu, seperti:
- Saham perusahaan yang baru saja merilis produk atau layanan baru yang sukses
- Saham perusahaan yang mendapat berita positif dari media
- Saham perusahaan yang mengalami peningkatan profitabilitas yang signifikan
Investor momentum investing akan menahan saham-saham tersebut dalam jangka pendek, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari momentum pasar yang sedang berlangsung.
Ringkasan Terakhir: Sejarah Saham
Perjalanan sejarah saham mengajarkan kita bahwa pasar modal adalah entitas yang dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan penuh dengan peluang dan risiko. Dengan pemahaman yang mendalam tentang sejarahnya, kita dapat melangkah lebih bijak dalam berinvestasi di pasar saham, menavigasi gejolaknya, dan meraih potensi keuntungan yang ditawarkannya.