Contoh Soal Gaya Elektrostatis: Memahami Interaksi Muatan

No comments

Contoh soal gaya elektrostatis – Pernahkah kamu merasakan rambutmu berdiri tegak saat menyentuh pintu mobil? Atau merasakan sengatan kecil saat menyentuh gagang pintu? Itulah contoh gaya elektrostatis dalam kehidupan sehari-hari. Gaya elektrostatis merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dunia gaya elektrostatis dengan berbagai contoh soal yang menarik dan menantang.

Mulai dari pemahaman dasar tentang gaya elektrostatis, kita akan membahas hukum Coulomb, medan listrik, potensial listrik, kapasitansi, dan berbagai konsep penting lainnya. Siap untuk mempelajari lebih dalam tentang dunia yang tak terlihat ini?

Pengertian Gaya Elektrostatis

Gaya elektrostatis merupakan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik. Gaya ini muncul akibat interaksi antar muatan listrik yang diam. Semakin besar muatan listrik yang dimiliki benda, semakin kuat gaya elektrostatis yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin jauh jarak antara kedua benda, semakin lemah gaya elektrostatisnya.

Contoh Gaya Elektrostatis dalam Kehidupan Sehari-hari

Gaya elektrostatis sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, contohnya:

  • Rambut yang berdiri tegak saat disisir dengan sisir plastik. Sisir plastik akan menarik elektron dari rambut, sehingga rambut menjadi bermuatan positif dan saling tolak-menolak, menyebabkan rambut berdiri tegak.
  • Kertas yang menempel pada penggaris plastik yang digosokkan ke rambut. Penggaris plastik akan menarik elektron dari rambut, sehingga penggaris menjadi bermuatan negatif dan menarik kertas yang bermuatan positif.
  • Debu yang menempel pada layar televisi. Layar televisi menghasilkan medan listrik yang menarik partikel debu yang bermuatan.

Perbandingan Gaya Elektrostatis dan Gaya Gravitasi

Gaya elektrostatis dan gaya gravitasi merupakan gaya fundamental yang bekerja di alam semesta. Berikut perbandingan keduanya:

Aspek Gaya Elektrostatis Gaya Gravitasi
Jenis Gaya Tarik-menarik atau tolak-menolak Hanya tarik-menarik
Sumber Gaya Muatan listrik Massa
Persamaan F = k * (q1 * q2) / r^2 F = G * (m1 * m2) / r^2
Contoh Rambut yang berdiri tegak saat disisir, debu yang menempel pada layar televisi Benda yang jatuh ke bumi, planet yang mengitari matahari

Potensial Listrik

Potensial listrik adalah besaran skalar yang menggambarkan energi potensial listrik per satuan muatan. Dalam bahasa sederhana, potensial listrik di suatu titik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk membawa muatan uji positif dari titik referensi (biasanya tak terhingga) ke titik tersebut. Potensial listrik memiliki satuan volt (V), dan nilainya positif atau negatif, tergantung pada jenis muatan yang menyebabkan potensial tersebut.

Potensial listrik memiliki hubungan erat dengan energi potensial listrik. Energi potensial listrik adalah energi yang tersimpan dalam suatu sistem karena posisi muatannya. Hubungan antara potensial listrik (V) dan energi potensial listrik (EP) adalah:

EP = qV

Dimana q adalah besarnya muatan.

Menghitung Potensial Listrik

Potensial listrik di suatu titik akibat muatan titik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

V = kQ/r

Dimana:

  • V adalah potensial listrik
  • k adalah konstanta Coulomb (9 x 10^9 Nm^2/C^2)
  • Q adalah besarnya muatan titik
  • r adalah jarak dari muatan titik ke titik yang ingin dihitung potensialnya

Contoh Soal

Sebuah muatan titik sebesar +2 µC terletak di udara. Hitunglah potensial listrik di titik yang berjarak 5 cm dari muatan tersebut.

Diketahui:

  • Q = +2 µC = 2 x 10^-6 C
  • r = 5 cm = 0,05 m

Maka potensial listriknya adalah:

V = kQ/r = (9 x 10^9 Nm^2/C^2) x (2 x 10^-6 C) / (0,05 m) = 3,6 x 10^5 V

Garis-garis Ekipotensial, Contoh soal gaya elektrostatis

Garis-garis ekipotensial adalah garis-garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang memiliki potensial listrik yang sama. Garis-garis ekipotensial selalu tegak lurus dengan garis-garis gaya listrik. Berikut adalah diagram yang menunjukkan garis-garis ekipotensial di sekitar muatan positif dan negatif:

Gambar: Garis-garis ekipotensial di sekitar muatan positif dan negatif.

Pada muatan positif, garis-garis ekipotensial berbentuk lingkaran konsentris yang mengelilingi muatan. Potensial listrik pada setiap lingkaran semakin kecil seiring dengan bertambahnya jarak dari muatan. Sementara itu, pada muatan negatif, garis-garis ekipotensial juga berbentuk lingkaran konsentris, tetapi potensialnya semakin besar seiring dengan bertambahnya jarak dari muatan.

Read more:  Contoh Soal Analisis Laporan Keuangan: Latih Kemampuan Anda

Contoh soal gaya elektrostatis seringkali melibatkan ilustrasi dan diagram untuk memperjelas konsep. Nah, untuk memahami cara menggambar diagram yang benar, kamu bisa cek contoh soal diagram gambar yang banyak tersedia di internet. Dengan mempelajari diagram-diagram tersebut, kamu akan lebih mudah memahami konsep gaya elektrostatis dan menyelesaikan soal-soal yang melibatkan diagram.

Kapasitas

Kapasitansi adalah kemampuan suatu kapasitor untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor sendiri merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan dielektrik. Bahan dielektrik ini berperan penting dalam menentukan kapasitas kapasitor.

Pengertian Kapasitansi

Kapasitansi didefinisikan sebagai perbandingan antara muatan listrik (Q) yang tersimpan pada kapasitor dengan beda potensial (V) antara kedua pelat kapasitor. Secara matematis, kapasitansi dapat dirumuskan sebagai berikut:

C = Q/V

Dimana:
* C adalah kapasitansi (dalam farad, F)
* Q adalah muatan listrik (dalam coulomb, C)
* V adalah beda potensial (dalam volt, V)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitansi

Kapasitansi kapasitor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Luas penampang pelat kapasitor (A): Semakin besar luas penampang pelat kapasitor, maka semakin besar pula kapasitansi yang dimiliki.
  • Jarak antar pelat kapasitor (d): Semakin kecil jarak antar pelat kapasitor, maka semakin besar pula kapasitansi yang dimiliki.
  • Jenis dielektrik (k): Semakin besar konstanta dielektrik bahan dielektrik, maka semakin besar pula kapasitansi yang dimiliki.

Contoh Soal Perhitungan Kapasitansi Kapasitor Pelat Sejajar

Sebuah kapasitor pelat sejajar memiliki luas penampang masing-masing pelat 10 cm2 dan jarak antar pelat 0,5 cm. Jika bahan dielektrik yang digunakan memiliki konstanta dielektrik 4, tentukan kapasitansi kapasitor tersebut!

Penyelesaian:

Luas penampang pelat (A) = 10 cm2 = 10 x 10-4 m2
Jarak antar pelat (d) = 0,5 cm = 0,5 x 10-2 m
Konstanta dielektrik (k) = 4

Kapasitansi kapasitor pelat sejajar dapat dihitung dengan rumus:

C = (kε0A)/d

Dimana ε0 adalah permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12 F/m).

Dengan memasukkan nilai yang diketahui, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah:

C = (4 x 8,85 x 10-12 F/m x 10 x 10-4 m2) / (0,5 x 10-2 m) = 7,08 x 10-12 F = 7,08 pF

Jadi, kapasitansi kapasitor tersebut adalah 7,08 pF.

Hubungan Kapasitansi dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Berikut tabel yang menunjukkan hubungan antara kapasitansi dengan luas penampang, jarak antar pelat, dan jenis dielektrik:

Faktor Hubungan dengan Kapasitansi
Luas penampang pelat (A) Sebanding
Jarak antar pelat (d) Berbanding terbalik
Jenis dielektrik (k) Sebanding

Energi Potensial Listrik

Energi potensial listrik adalah energi yang tersimpan dalam suatu sistem karena posisi muatan listrik dalam medan listrik. Bayangkan seperti bola yang diangkat ke atas, semakin tinggi bola, semakin besar energi potensialnya karena gravitasi. Begitu pula dalam sistem listrik, semakin jauh muatan dipindahkan melawan medan listrik, semakin besar energi potensialnya.

Pengertian Energi Potensial Listrik

Energi potensial listrik didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan suatu muatan uji dari titik referensi ke titik tertentu dalam medan listrik. Titik referensi biasanya dipilih sebagai titik tak terhingga, di mana energi potensialnya dianggap nol.

Rumus untuk menghitung energi potensial listrik adalah:


U = qV

di mana:

* U adalah energi potensial listrik (dalam Joule)
* q adalah muatan listrik (dalam Coulomb)
* V adalah potensial listrik (dalam Volt)

Cara Menghitung Energi Potensial Listrik

Untuk menghitung energi potensial listrik, kita perlu mengetahui muatan listrik dan potensial listrik pada titik tersebut. Potensial listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


V = kQ/r

di mana:

* V adalah potensial listrik (dalam Volt)
* k adalah konstanta Coulomb (9 x 109 Nm2/C2)
* Q adalah muatan sumber (dalam Coulomb)
* r adalah jarak dari muatan sumber (dalam meter)

Contoh Soal Energi Potensial Listrik dalam Kapasitor

Sebuah kapasitor dengan kapasitas 10 µF diisi dengan tegangan 12 V. Berapakah energi potensial listrik yang tersimpan dalam kapasitor?

Penyelesaian:

Energi potensial listrik dalam kapasitor dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


U = 1/2 CV2

di mana:

* U adalah energi potensial listrik (dalam Joule)
* C adalah kapasitas kapasitor (dalam Farad)
* V adalah tegangan kapasitor (dalam Volt)

Dalam kasus ini, kita memiliki:

* C = 10 µF = 10 x 10-6 F
* V = 12 V

Maka, energi potensial listrik yang tersimpan dalam kapasitor adalah:


U = 1/2 (10 x 10-6 F)(12 V)2 = 7.2 x 10-4 J

Jadi, energi potensial listrik yang tersimpan dalam kapasitor adalah 7.2 x 10-4 Joule.

Perubahan Energi Potensial Listrik Saat Muatan Dipindahkan dalam Medan Listrik

Saat muatan dipindahkan dalam medan listrik, energi potensialnya akan berubah. Jika muatan dipindahkan searah dengan medan listrik, energi potensialnya akan berkurang. Sebaliknya, jika muatan dipindahkan berlawanan arah dengan medan listrik, energi potensialnya akan bertambah.

Berikut adalah diagram yang menunjukkan perubahan energi potensial listrik saat muatan dipindahkan dalam medan listrik:

Read more:  Contoh Soal Mesin Komunikasi Kantor: Uji Pemahaman dan Kemampuan Anda

[Ilustrasi: Gambar menunjukkan muatan positif yang dipindahkan dari titik A ke titik B dalam medan listrik. Titik A memiliki potensial listrik yang lebih tinggi daripada titik B. Ketika muatan dipindahkan dari A ke B, energi potensialnya berkurang. Panah menunjukkan arah medan listrik.]

Dalam diagram ini, muatan positif dipindahkan dari titik A ke titik B dalam medan listrik. Titik A memiliki potensial listrik yang lebih tinggi daripada titik B. Ketika muatan dipindahkan dari A ke B, energi potensialnya berkurang. Hal ini karena muatan bergerak searah dengan medan listrik.

Konduktor dan Isolator

Dalam elektrostatis, materi dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan muatan listrik. Ada dua jenis utama materi: konduktor dan isolator. Konduktor adalah bahan yang memungkinkan muatan listrik mengalir dengan mudah melaluinya, sementara isolator adalah bahan yang sangat sulit untuk dilewati muatan listrik.

Perbedaan Konduktor dan Isolator

Perbedaan utama antara konduktor dan isolator terletak pada struktur atom dan mobilitas elektron bebasnya. Konduktor memiliki banyak elektron bebas yang dapat bergerak dengan mudah, sedangkan isolator memiliki sedikit elektron bebas yang terikat erat pada atomnya.

  • Konduktor: Memiliki elektron bebas yang bergerak dengan mudah, memungkinkan aliran muatan listrik. Contohnya adalah logam seperti tembaga, perak, dan emas.
  • Isolator: Memiliki elektron bebas yang terikat erat pada atomnya, sehingga muatan listrik sulit mengalir. Contohnya adalah karet, kaca, dan plastik.

Contoh Soal

Sebuah batang logam dihubungkan ke sumber tegangan. Kemudian, batang logam tersebut disentuhkan ke sebuah benda yang terbuat dari bahan yang tidak diketahui. Jika muatan listrik dapat mengalir dengan mudah dari batang logam ke benda tersebut, apakah benda tersebut merupakan konduktor atau isolator?

Karena muatan listrik dapat mengalir dengan mudah dari batang logam ke benda tersebut, maka benda tersebut adalah konduktor. Ini karena konduktor memiliki elektron bebas yang dapat bergerak dengan mudah, sehingga memungkinkan aliran muatan listrik.

Tabel Contoh Bahan Konduktor dan Isolator

Bahan Jenis Sifat Kelistrikan
Tembaga Konduktor Menghantarkan muatan listrik dengan mudah
Perak Konduktor Menghantarkan muatan listrik dengan mudah
Emas Konduktor Menghantarkan muatan listrik dengan mudah
Karet Isolator Sangat sulit untuk dilewati muatan listrik
Kaca Isolator Sangat sulit untuk dilewati muatan listrik
Plastik Isolator Sangat sulit untuk dilewati muatan listrik

Arus Listrik

Arus listrik merupakan fenomena yang terjadi ketika terdapat aliran muatan listrik dalam suatu konduktor. Konduktor adalah material yang memungkinkan aliran muatan listrik. Aliran ini terjadi akibat adanya gaya elektrostatis yang mendorong muatan-muatan tersebut untuk bergerak. Gaya elektrostatis ini timbul dari interaksi antara muatan-muatan listrik yang berada di dalam konduktor.

Pengertian Arus Listrik

Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melewati suatu titik tertentu dalam suatu konduktor. Arus listrik diukur dalam satuan Ampere (A), yang didefinisikan sebagai satu Coulomb muatan listrik yang mengalir per detik.

Hubungan Arus Listrik dengan Gaya Elektrostatis

Gaya elektrostatis adalah gaya yang bekerja antara dua muatan listrik. Gaya ini dapat menarik atau menolak muatan, tergantung pada jenis muatannya. Dalam konteks arus listrik, gaya elektrostatis berperan penting dalam menggerakkan muatan-muatan listrik melalui konduktor.

Ketika sebuah muatan listrik diletakkan dalam medan listrik, gaya elektrostatis akan bekerja pada muatan tersebut, menyebabkannya bergerak. Jika konduktor dihubungkan ke sumber tegangan, akan tercipta medan listrik di dalam konduktor, yang mendorong muatan-muatan bebas di dalam konduktor untuk bergerak. Gerakan muatan-muatan ini membentuk arus listrik.

Contoh Soal Perhitungan Arus Listrik

Berikut ini adalah contoh soal yang meminta untuk menghitung arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor:

Sebuah konduktor memiliki resistansi 10 Ohm. Jika tegangan yang diberikan pada konduktor tersebut adalah 20 Volt, berapakah arus listrik yang mengalir melalui konduktor tersebut?

Untuk menghitung arus listrik, kita dapat menggunakan Hukum Ohm:

I = V/R

Dimana:

  • I adalah arus listrik (dalam Ampere)
  • V adalah tegangan (dalam Volt)
  • R adalah resistansi (dalam Ohm)

Dalam contoh soal di atas, V = 20 Volt dan R = 10 Ohm. Dengan demikian, arus listrik yang mengalir melalui konduktor tersebut adalah:

I = 20 Volt / 10 Ohm = 2 Ampere

Diagram Arah Arus Listrik

Berikut adalah diagram yang menunjukkan arah arus listrik dalam suatu rangkaian sederhana:

[Gambar rangkaian sederhana dengan sumber tegangan, resistor, dan kabel penghubung. Arah arus listrik ditunjukkan dengan panah yang mengalir dari kutub positif sumber tegangan ke kutub negatif.]

Dalam diagram ini, arus listrik mengalir dari kutub positif sumber tegangan, melalui resistor, dan kembali ke kutub negatif sumber tegangan. Arah arus listrik konvensional didefinisikan sebagai arah aliran muatan positif, meskipun dalam kenyataannya arus listrik di dalam konduktor disebabkan oleh aliran muatan negatif (elektron).

Hambatan Listrik

Hambatan listrik merupakan sifat suatu bahan yang menunjukkan seberapa besar kemampuannya untuk menghalangi aliran arus listrik. Semakin besar hambatan listrik suatu bahan, semakin sulit arus listrik mengalir melaluinya. Hambatan listrik merupakan konsep penting dalam ilmu fisika dan teknik elektro, karena berperan dalam berbagai aplikasi seperti rangkaian listrik, alat elektronik, dan sistem kelistrikan.

Read more:  Contoh Soal Perpindahan Kalor: Menguak Rahasia Aliran Panas

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hambatan Listrik

Beberapa faktor yang memengaruhi besarnya hambatan listrik suatu konduktor, yaitu:

  • Jenis Bahan Konduktor: Setiap bahan memiliki sifat konduktivitas listrik yang berbeda-beda. Bahan konduktor seperti tembaga dan perak memiliki hambatan listrik yang rendah, sedangkan bahan isolator seperti karet dan kaca memiliki hambatan listrik yang tinggi.
  • Panjang Konduktor: Semakin panjang konduktor, semakin besar hambatan listriknya. Hal ini karena elektron harus melewati jarak yang lebih jauh untuk mengalir melalui konduktor yang lebih panjang.
  • Luas Penampang Konduktor: Semakin besar luas penampang konduktor, semakin kecil hambatan listriknya. Hal ini karena elektron memiliki lebih banyak ruang untuk mengalir melalui konduktor dengan luas penampang yang lebih besar.
  • Suhu: Untuk sebagian besar bahan konduktor, hambatan listriknya meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Hal ini karena peningkatan suhu menyebabkan atom-atom dalam konduktor bergetar lebih kuat, sehingga elektron mengalami lebih banyak hambatan saat bergerak.

Contoh Soal Menghitung Hambatan Listrik

Misalnya, kita ingin menghitung hambatan listrik kawat tembaga dengan panjang 10 meter dan luas penampang 2 mm2. Diketahui hambatan jenis tembaga adalah 1,7 x 10-8 Ωm.

Rumus yang digunakan untuk menghitung hambatan listrik adalah:
R = ρ (L/A)

Dimana:

  • R adalah hambatan listrik (ohm)
  • ρ adalah hambatan jenis (ohm meter)
  • L adalah panjang konduktor (meter)
  • A adalah luas penampang konduktor (meter persegi)

Maka, hambatan listrik kawat tembaga tersebut adalah:

R = (1,7 x 10-8 Ωm) (10 m / 2 x 10-6 m2) = 0,085 Ω

Hubungan Hambatan Listrik dengan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Faktor Hubungan dengan Hambatan Listrik
Jenis Bahan Konduktor Semakin tinggi konduktivitas listrik bahan, semakin rendah hambatan listriknya.
Panjang Konduktor Semakin panjang konduktor, semakin besar hambatan listriknya.
Luas Penampang Konduktor Semakin besar luas penampang konduktor, semakin kecil hambatan listriknya.
Suhu Untuk sebagian besar bahan konduktor, hambatan listriknya meningkat seiring dengan meningkatnya suhu.

Hukum Ohm

Hukum Ohm merupakan konsep dasar dalam ilmu fisika yang menjelaskan hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan dalam suatu rangkaian listrik. Hukum ini ditemukan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan Jerman, pada tahun 1827.

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor sebanding dengan tegangan yang diterapkan padanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya.

Rumusan Hukum Ohm

Hukum Ohm dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

I = V/R

Dimana:
– I adalah arus listrik (dalam Ampere, A)
– V adalah tegangan (dalam Volt, V)
– R adalah hambatan (dalam Ohm, Ω)

Contoh Soal Hukum Ohm

Sebuah lampu pijar memiliki hambatan 100 Ω. Lampu tersebut dihubungkan ke sumber tegangan 120 V. Berapakah arus listrik yang mengalir melalui lampu pijar tersebut?

Langkah-langkah penyelesaian:

1. Tuliskan rumus Hukum Ohm: I = V/R
2. Tentukan nilai yang diketahui:
– R = 100 Ω
– V = 120 V
3. Substitusikan nilai yang diketahui ke dalam rumus: I = 120 V / 100 Ω
4. Hitung nilai arus listrik: I = 1,2 A

Jadi, arus listrik yang mengalir melalui lampu pijar tersebut adalah 1,2 A.

Diagram Hubungan Tegangan, Arus, dan Hambatan

  • Diagram rangkaian sederhana terdiri dari sumber tegangan (baterai), konduktor (kabel), dan beban (lampu pijar) yang dihubungkan secara seri.
  • Arus listrik mengalir dari kutub positif baterai melalui konduktor menuju beban, kemudian kembali ke kutub negatif baterai.
  • Tegangan (V) adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian. Tegangan ini menyebabkan arus mengalir.
  • Hambatan (R) adalah resistensi yang diberikan oleh beban terhadap aliran arus listrik.
  • Hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian sederhana dapat digambarkan dengan diagram yang menunjukkan bahwa tegangan sebanding dengan arus dan hambatan.

Daya Listrik: Contoh Soal Gaya Elektrostatis

Contoh soal gaya elektrostatis

Daya listrik adalah besaran yang menunjukkan seberapa cepat energi listrik diubah menjadi bentuk energi lain. Energi listrik ini bisa diubah menjadi energi panas (seperti pada setrika), energi cahaya (seperti pada lampu), energi gerak (seperti pada motor), dan sebagainya.

Pengertian Daya Listrik

Daya listrik didefinisikan sebagai laju perubahan energi listrik per satuan waktu. Artinya, daya listrik menunjukkan seberapa cepat energi listrik diubah menjadi bentuk energi lain.

Cara Menghitung Daya Listrik

Daya listrik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

P = V x I

di mana:

  • P adalah daya listrik (satuannya watt, W)
  • V adalah tegangan listrik (satuannya volt, V)
  • I adalah arus listrik (satuannya ampere, A)

Rumus ini menunjukkan bahwa daya listrik sebanding dengan tegangan listrik dan arus listrik. Semakin besar tegangan atau arus listrik, semakin besar daya listriknya.

Contoh Soal Daya Listrik

Misalnya, sebuah televisi memiliki tegangan listrik 220 volt dan arus listrik 1 ampere. Berapakah daya listrik yang digunakan oleh televisi tersebut?

Daya listrik televisi tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

P = V x I = 220 V x 1 A = 220 watt

Jadi, daya listrik yang digunakan oleh televisi tersebut adalah 220 watt.

Hubungan Daya Listrik dengan Tegangan, Arus, dan Hambatan

Besaran Satuan Rumus
Daya Listrik (P) watt (W) P = V x I
Tegangan Listrik (V) volt (V) V = P / I
Arus Listrik (I) ampere (A) I = P / V
Hambatan (R) ohm (Ω) R = V / I

Tabel ini menunjukkan hubungan antara daya listrik, tegangan, arus, dan hambatan. Dari tabel ini, dapat disimpulkan bahwa:

  • Daya listrik sebanding dengan tegangan dan arus listrik.
  • Tegangan listrik sebanding dengan daya listrik dan berbanding terbalik dengan arus listrik.
  • Arus listrik sebanding dengan daya listrik dan berbanding terbalik dengan tegangan listrik.
  • Hambatan listrik sebanding dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan arus listrik.

Penutupan Akhir

Dengan mempelajari contoh soal gaya elektrostatis, kita dapat memahami bagaimana muatan listrik berinteraksi satu sama lain dan bagaimana konsep ini diterapkan dalam berbagai bidang, seperti teknologi, kedokteran, dan industri. Mari kita terus menjelajahi dunia fisika yang menakjubkan ini dan mengungkap rahasia di balik gaya elektrostatis.

Also Read

Bagikan: